06.

120 8 0
                                    

Sesampainya di rumah, sudah ada sekitar lima mobil yang di sewa oleh tuan kim untuk mengangkut barang-barang yang akan dipindahkan ke seoul.

Yoora yang berjalan masuk ke dalam rumah mengedarkan pandangannya melihat bahwa rumah yang tadinya banyak barang-barang yang tertata kini sudah kosong, setiap langkah kaki bahkan ucapan seseorang pun bisa bergema layaknya di dalam rumah kosong. 

Dia benar-benar pindah hari ini.

"Non sudah pulang?" Yoora menoleh ke arah bibi yang datang. Dia tersenyum dan mengangguk.

"Sudah bi, apa barang-barangnya sudah diangkut semua?"

"Tadi siang barang yang berat sudah lebih dulu diangkut non, sekarang sisanya saja dan sudah rapih semua kok"

"Termasuk barang-barang milikku?"

Bibi mengangguk, "benar non, semuanya sudah diangkut"

"Yoora kamu sudah pulang nak?" Dari arah belakang, mama kim datang dan menghampirinya.

"Bibi pergi ke belakang dulu ya non"

"Iya bi" sepertinya bibi, tersisa dirinya dan sang mama.

"Dimana papa?" Tanya yoora.

"Ada di depan, bagaimana sekolah kamu? Maaf ya sayang, kita harus pindah ke seoul karena ya kamu tau sendirilah, kerjaan mama dan papa tidak bisa di sepelekan nak"

"Aku tau" jawabnya dengan nada ketus dan datar.

"Tapi kamu tenang saja, mama yakin kamu akan lebih suka di seoul, kita akan menetap di sana dan kamu harus percaya sama mama, sekolah di sana akan jauh lebih baik dari sekolah lama kamu"

Yoora menatap datar wajah sang mama, dia berkata, "Bagiku semuanya sama, kalo pun jika nanti menetap hanya sebuah alasan, setelahnya kita akan kembali pindah juga kan? Tergantung bagaimana prioritas kalian ke pekerjaan"

Mama terlihat terkejut mendengarnya.

"Kamu kok ngomong gitu, nak? Kali ini kita akan benar-benar menetap di seoul kok, mama dan papa janji, ini terakhir kalinya kita pindah"

"Ya, itulah yang kalian katakan sejak aku kecil, kadang aku juga bingung, janji seperti apa yang sebenarnya kalian ingin aku percaya?"

"Nak, bukan seperti it----"

"Mama, yoora" panggil papa di sela obrolan keduanya, "ayo masuk ke mobil, semuanya sudah rapih dan kita berangkat sekarang"

Papa mengelus rambut yoora sebentar lalu berkata kembali, "papa tunggu di mobil ya" pria itu berlalu begitu saja.

Yoora menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan, "Sudahlah ma, ayo pergi"

Gadis itu tampak cuek dan tidak mempedulikan bagaimana wajah sang mama, dia berlalu pergi keluar dari dalam rumah. Sedangkan mama kim hanya bisa membuang nafas kasarnya.

Nampaknya kekecewaan yoora sudah terlalu besar untuk mereka berdua.

"Aku harus kuat, aku harus bisa membuat yoora percaya lagi kepada kami berdua, aku tidak mau sampai anakku sendiri membenci orang tuanya" gumamnya.

Love In A Diary • YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang