Sama-sama cemburu

12.8K 398 5
                                    


ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*

*

*

Gus Zhafi tak henti-hentinya tersenyum melihat sang istri yang kini tengah tersenyum senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gus Zhafi tak henti-hentinya tersenyum melihat sang istri yang kini tengah tersenyum senang. Ia merasa ikut bahagia jika melihat istrinya bahagia.

"Assalamaualikum Gus," salam seorang wanita menghampiri Gus Zhafi.

"Wa'alaikumsalam warohmatuallahi wabarkatuh," jawab Gus Zhafi seraya menundukkan pandanganyya."

"Mohon maaf Gus jika kedatangan saya mengganggu waktu Gus." ucap wanita itu kembali.

"Saya ini salah satu penggemar antum Gus. Jadi, kebetulan ketemu Gus di sini, apakah boleh saya minta foto sama Gus?" sambungnya.

Khanza yang melihat suaminya kini tengah bersama dengan seorang wanita pun langsung bangkit dari duduknya.

"Mas Zhafi lagi sama siapa? Kok sama perempuan. Mana berdua lagi," gerutu Khanza menatap tak suka ke arah suaminya yang kini tengah bersama seorang wanita.

"Ih, malah ngobrol lagi! Bisa-bisanya dia sesantai itu ngobrol sama perempuan lain," Khanza semakin tak terima melihat suaminya yang kini tengah mengobrol dengan perempuan itu.

"Emm, Gus. Apakah boleh saya minta foto bersama Gus?" Tanya perempuan itu kembali ketika tak kunjung mendapat jawaban dari Gus Zhafi.

"Maaf. Saya tidak bisa," jawab Gus Zhafi.

"Kalau boleh tau, apa alasanyya ya Gus? " ujar perempuan itu kembali.

"Saya tidak bisa berfoto dengan perempuan selain mahrom saya," jawab Gus Zhafi dengan wajahnya yang tetap dingin.

"Ooh, Saya kira ada sesuatu lain yang membuat Gus tidak menerima berfoto dengan perempuan lain," ucap perempuan itu dengan perasaan lega.

"Ya. Ada hati yang harus saya jaga," balas Gus Zhafi dengan datar.

Permpuan itu terlihat semakin bingung dengan jawaban Gus Zhafi. Ia tak mengerti apa yang dimaksud dengan ucapan Gus Zhafi kepadanya.

"Mohon maaf Gus. Maksudnya? Harus menjaga hati itu, apakah Gus sudah mempuanyai calon?" Tanyanya ragu-ragu.

Gus Zhafi tak langsung menjawab pertanyaan dari perempuan itu. Ia mengalihkan pandangannya pada sang istri yang kini tengah berjalan menghampirinya.

"Sini," ujar Gus Zhafi pada Khanza.

Dengan perasaan kesalnya, Khanza menghampiri suaminya yang kini tengah berhadapan dengan seorang wanita.

Pandangan perempuan itu langsung tertuju pada Khanza. Ia merasa Khanza ada hubungan dekat dengan Gus Zhafi. Namun mengingat keluarga dari Gus Zhafi yang tidak mempunyai anak perempuan, ia langsung mengira bahwa Khanza adalah calon Gus Zhafi.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang