Arc 2 Chapter 3 : The Blood Prince

1.1K 140 12
                                    

[Raul PoV]

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Elena sebelumnya yang membuat ia down seperti ini. Akan tetapi, sebagai pendukungnya aku harus memotivasi dan membantunya baik fisik maupun mental.

Saat ini, dia sedang mengistirahatkan kepalanya di pundakku. Sepertinya dia cukup stres dengan suksesi pemilihan dan perjodohan yang ia sebutkan tadi.

Mengenai hal itu, apakah sang Kaisar mempercepat perjodohan antara Elena dengan Pangeran Vlad dari Kerajaan Draconia? Itu berarti, peperangan antara Kekaisaran dengan Republik Venetia tidak akan lama lagi terjadi.

Aku melirik ke arah batu nisan di samping kami.

Terdapat sebuah nama yang tertulis 'Liana de Grantz' pada batu nisan tersebut.

karakter ini adalah sebuah Easter Egg yang temanku buat untuk meledekku saat aku dengan Liana mengakhiri hubungan kami. Dia dengan sengaja menaruh referensi ini di dalam game untuk menabur garam pada lukaku yang baru saja ditinggalkan Liana.

Entah mengapa, memeluk wanita lain di depan makam ini membuatku sedikit merasa bersalah walaupun kami sudah mengakhiri hubungan satu tahun lamanya.

"Hey Raul, kau akan kembali besok?" tanya Elena yang masih bersandar pada pundakku. "Jika benar, lebih baik kita kembali ke akademi bersama."

Memang benar, beberapa hari lagi kegiatan akademi akan aktif kembali. Beberapa siswa juga sepertinya akan mulai berangkat dari kampung halaman menjelang akhir liburan.

"Tapi, bukankah kau masih harus di sini untuk berbincang dengan bangsawan lain demi menarik mereka ke faksi kita?"

Seketika setelah aku menanyakan hal itu. Kepalanya bergetar lalu terdengar tawanya yang lucu.

Elena kemudian mengangkat wajahnya lalu menatapku dengan mata birunya yang indah itu.

"Apa? Kukira kau akan menutupi kekuranganku bukan?" kata Elena yang terlihat tersenyum. "Aku tidak ahli membicarakan politik dengan bangsawan kau tahu."

"Ughhh ... Bukankah nanti akan terbongkar bahwa keluargaku itu mendukungmu dalam pemilihan jika aku melakukan hal itu?" kataku yang tidak menyukai ide ini.

"Fufufu~ Aku hanya bercanda kok," kata Elena yang melangkah mundur. "Baiklah, mari kita kembali ke Istana. Terlalu lama di sini bisa membuat tubuh kita kedinginan."

***

[Alisha PoV]

Ini pertama kalinya aku meninggalkan Tsardom Slavia. Saat ini, kami sedang berada di perbatasan Kekaisaran Aragon dengan Republik Venetia, tepatnya di pelabuhan Kota Lorentia-Wilayah Rupublik yang berada di pesisir teluk Cosentia.

Kami tiba di sini setelah berlayar selama 18 hari di lautan. Perjalanan kami tidak terlalu nyaman karena harus menghindari sebuah badai di Laut Weimar.

Tidak seperti di negeriku, cuaca di sini cukup hangat walaupun menjelang musim dingin. Terlihat banyak kapal-kapal merapat di pelabuhan ini, para pedagang juga tumpah ruah di sisi jalanan kota membuat suasana di sini sangat hidup.

Negeri ini memang bisa disebut pusat dunia karena posisinya yang sangat strategis tidak seperti negeriku. Kurasa sesekali pergi ke luar negeri akan bagus untuk Anastasia agar perspektifnya mengenai dunia lebih luas.

-Tok! Tok! Tok!

Aku mendengar suara ketukan pada pintu kamar penginapanku.

"Masuklah, pintunya tidak dikunci."

Pintu pun terbuka memperlihatkan seorang pria berambut abu-abu mengenakan pakaian Butler.

"Ah, Leon. Kau sudah kembali dari penyelidikanmu?" tanyaku padanya. " Sudah kubilang bukan, tidak usah repot-repot melakukan hal ini."

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang