Ketar-Ketir Karena Acha Hilang

19 6 0
                                    

Siang itu di rumah Via kedatangan Nenek dan Tante Via dari jakarta, ketika pulang main dari kali, Acha di ajak Via untuk mampir ke rumahnya, mereka berdua hampir setiap hari main di kali, gemercik air sungai yang mengalir secara perlahan di bebatuan, serta pohon-pohon yang rindang di pinggir kali, dan udara yang amat sejuk membuat mereka betah main di kali.
Diruang tengah rumah Via keluarganya sedang berkumpul, Acha dan Via masuk rumah,

"Assalamu'alaikum" Acha dan Via mengucapkan salam secara bersamaan,

"Wa'alaikumsalam" secara serentak keluarga Via membalas salam mereka.

Acha bersalaman kepada Nenek Via (Nek Hindun) dan tante Via (Tnte Nur), Via dan Acha duduk di samping Tantenya "Lah kok kemari ga ada ngomong Nek?" Tanya via,

Nenek Via melirik "kaga lah, ngapain ngomong-ngomong, ini juga dadakan tuh tante lu, mau jemput Randi (Adik kedua Via) mumpung pada libur sekolah kan lu pada".

Via males banget kalau harus pergi liburan ke rumah Neneknya sendiri, karna Via di Jakarta sudah tidak punya teman, semenjak memutuskan pindah ke bogor, Via sudah tidak pernah berkomunikasi lagi dengan teman-temannya di jakarta, lagi pula saat di jakarta Via jadi anak rumahan, tidak pernah keluar rumah kecuali sekolah dan les saja.

"Via boleh ga ngajak Acha Nek...?" Tanya Via kepada Neneknya yang sedang duduk di kursi sambil selonjoran itu,

Nenek Via melirik ke arah Acha, "Ya boleh dong, masa ga boleh sih, udah sana Acha bilang dulu sama Ibumu, jangan sampai ga bilang ya"

"Iya Nek" Ujar Acha dan Via secara bersamaan.

Di perjalanan menuju rumah Acha, Dia berfikir bahwa jika Dia bilang, mau ikut Via ke Jakarta, pasti Ibu Lara tidak akan mengijinkannya, karena Acha yang terlalu takut pada Bu Lara itu yang selalu melarang Acha nginep di rumah siapapun termasuk Neneknya sendiri jika tidak ada kepentingan mendesak atau dengan alasan yang masuk akal dalam fikirnya. Acha pun mengurungkan niatnya untuk bilang kepada Bu Lara bahwa Dia mau ikut keluarga Via liburan ke Jakarta, rumah Nenek Via.
[" Ahhhh ...
Gua ga usah ikut Via aja lah, dari pada nanti Ibu ngomel, mending kalo ngomel, lah kalo gua di empos"]
Acha kebingungan sendiri.

Sesampainya di rumah Acha,
"Assalamu'alaikum" Acha membuka pintu,
["Bu ... Ibu ... Ibu dimana ?"]
Acha membuka kamarnya kosong, membuka kamar Bu Lara beserta kamar mandi yang ada di dalam kamar Bu Lara,
["Lah ... pada kemana sih"],
["Ibu ... Bu ..."] Teriak Acha sambil terus mencari orang di dalam rumahnya itu, ke arah ruangan Tv, dapur, juga kamar mandi, Acha membuka pintu dapur yang tembus ke pelataran kebun di belakang rumahnya, tapi dia tak dapat menemukan orang rumah satupun.
Acha kembali masuk ke kamarnya dan duduk di tempat tidurnya sambil berfikir [" mumpung Ibu ga ada di rumah, apa gue kabur aja ya ... ???, terus gue ikut sm Via deh ke jakarta"]> Kemudian Acha bergegas memasukan bajunya ke dalam tas dan keluar dari rumah, Dia lari terbirit-birit hingga sampai rumah Via.

"Assalamu'alaikum" ucap Acha di depan pintu rumah Via sambil ter engah-engah,

Oit tunggu "Wa'alaikumsalam" .. Via membuka pintu rumahnya dan mereka berdua masuk,

Tanpa bertanya lagi kepada Acha, Nek Hindun, Tnte Nur dan semua keluarga Via langsung ke parkiran depan jalan menuju mobil dan mereka brangkat ke Jakarta.

Sore hari menjelang magrib - di rumah Acha, diruang TV terdapat Randi dan Alwi (adik-adik Acha) sedang duduk dengan tenang sambil melihat ke arah Tv, Ibu Lara berjalan ke kamar mandi di dapur, ingin mengambil air wudhu, tiba-tiba teringat ["si Acha kok tumben belum balik udh mau magrib"].

Adzan Magrib Berkumandang

Ketika sudah mengambil air wudhu, Bu Lara berdiri melihat ke arah TV yang sedang menayangkan siaran Adzan itu,
"Ehh ... Teteh lu kemana jam segini belum balik, Gil coba nanti habis magrib ke rumah Via, suru pulang udah jam segini" sambil memakai mukena dengan muka yang kesal,

Ragil menoleh ke arah Ibunya "apaan rumahnya kosong, orang tadi si Randi lagi main sm Ragil, suru balik di jemput Neneknya, mau pada ke Jakarta sih Bu"

"Lah .. terus teteh kalian kemana?" Tanya bu Lara pada Randi dan Alwi, kemudian Ia masuk kamar untuk solat.

Ketika sedang solat magrib, dan membaca do'a iftitah, dilanjutkan dengan membaca Al-fatihah bu Lara tidak fokus solatnya, hingga ketika duduk di antara dua sujud (ke dua), Bu Lara sudah mengucap salam.
"Assalamu'alaikum Warahmatullah" menoleh ke kanan
"Assalamu'alaikum Warahmatullah" menoleh ke kiri

"Gil ... coba sana ke rumah Nenek lu, suru pulang itu teteh lu, Astagfirullah..." Teriak Bu Lara, bangun dari tempat solatnya, dan membuka mukenanya.

["Emang setan tuh si Acha, aya-aya wae"] grutu Ragil dengan kesal,
"Iya tunggu nih coba Ragil ke rumah Emak (Nenek Nara)"

Dari jendela kamar rumah, Nek Nara melihat Ragil berlari menuju rumahnya, Dengan masih memakai mukena Nek Nara membuka pintu "Heh ... Ngapain magrib-magrih, lari ampe ngaprit gtu lu, hahalaeun nyaho teu ..."

"Ada si Acha gak mak ...?" Tanya Ragil sambil ngos-ngosan, badan Ragil yang bulat itu membuat Dia kelelahan, tenaga nya habis untuk berlari dari rumah Ibunya ke rumah Neneknya yang jarak tempuh sekitar 350 meter.

"Ga ada si Acha disni, emang teteh lu kemana gil?" Tanya balik Nek Nara ke Ragil, Ragil masuk mengambil air minum di dapur, terlihat Bibinya (Yati) yang baru selesai solat di kamar belakang,
"ada apaan ini?" Tanya Bi Yati ...
GLUK GLUK GLUK Ragil minum Air 1 botol 600Ml tanpa bernafas, "si Acha belum balik tau kemana" sambil masih ter engah-engah. "Biasa dia mah di rumah si Via lah" kata bibinya sambil menaruh mukena di lemari gantung. "Kaga ada orang si Via mah ke Jakarta di jemput Neneknya" sahut ragil sejenak sambil duduk di bangku meja makan.

Setelah itu, Mereka ke rumah Bu Lara, Ragil dan Alwi jaga rumah, sementara Mak Nara, Bi Yati serta Bu Lara mencari Acha dari ujung kampung sampai pertengahan per'empatan jalan, dari arah sebrang jalan ada temannya Pak Surya (Bapak Acha), lalu Bu Lara menghampirinya :
"Cun liat si Acha ga?" (Mang Cucun namanya teman Bapaknya Acha), tanya Bu Lara kepanikan
"Tadi mah liat si Acha naik motor sama cowok, ke arah wetan ga kenal tapi cowoknya siapa, naik motor ninja kayanya tadi" jawab Mang Cucun dengan lantang, sepenglihatannya, Acha lewat naik motor sama cowok,
semuanya makin panik, takutnya Acha di bawa kabur sama cowok, setahu keluarganya Acha ga pernah main sama cowok apa lagi bawa motor, selain di sekolah Acha cuma berteman sama Via, sampai Bu Lara ke kantor kepada desa untuk mengumumkan bahwa Acha hilang.

The First My Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang