42. Saat ini dan Seterusnya

937 47 2
                                    


Sekarang

Claudia terbangun dari tidur karena merasa cukup haus, Claudia kemudian melihat jam, ternyata masih jam empat, masih terlalu pagi untuk bangun.

Claudia menatap ke sebelahnya dimana Anggi saat ini masih tidur, Claudia melihat gelas bekas teh manis semalam yang sudah kosong. Seperti Claudia memang harus turun ke bawah untuk mengambil air minum.

Dengan perlahan Claudia bangun dari ranjang, kemudian mengambil gelas bekas yang ada di meja untuk sekalian ditaruh ke dapur  dengan dia yang memang akan minum.

Claudia keluar kamar diluar sangat sunyi, sepertinya orang-orang di vila ini masih tertidur. Claudia berjalan cukup hati-hati untuk turun ke bawah agar tidak menganggu yang lain.

Setelah berhasil menuruni tangga Claudia mengedarkan pandangannya ke sekitar lantai bawah yang cukup gelap karena lampu dimatikan.

Pada lantai bawah tepatnya di ruang tv Claudia melihat ada dua orang yang tertidur di karpet depan tv dengan rea dekat sofa ini terlihat cukup berantakan. Claudia tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang tidur karena posisi mereka yang tidak beraturan. Belum lagi ruangan ini memang gelap dan hanya disinari cahaya lampu luar yang masuk lewat jendela pintu yang terbuat dari kaca sebagai penghubung area kolam renang dan ruang tengah.

Dengan perlahan Claudia melanjutkan langkahnya menuju area dapur untuk mengambil minum sebagai niat awalnya berada disini.

Claudia pertama-tama mencuci dulu gelas bekas teh semalam, setelah itu dia menggunakan gelas itu untuk mengambil air pada dispenser yang ada di dapur.

Saat sedang minum mata Claudia dengan iseng melihat ke arah luar tepatnya kepada kolam renang dimana dirinya jatuh tadi malam.

Saat pandangan Claudia tengah menerawang ke arah luar matanya melihat ada sosok yang tengah berdiri pada pembatas vila yang menghadap ke hamparan lampu kota kita dibawah sana.

Claudia mencoba memfokuskan pandangannya pada sosok itu, dari perawakannya Claudia bisa langsung mengenalinya, tapi Claudia masib kurang yakin karena sosok itu membelakangi Claudia.

Menurut yang Claudia lihat dan tebak  orang itu adalah Hasan, tapi untuk apa pagi buta seperti ini Hasan diam diluar sendirian.

Claudia kemudian menaruh gelasnya pada meja, kemudian mulai berjalan mendekat ke pintu keluar untuk memastikan siapa orang itu. Apakah orang yang saat ini membelakanginya memang benar Hasan.

Saat Claudia sudah berada di pintu kaca, dia sekarang semakin yakin bahwa itu Hasan.

Hasan saat ini tengah merokok, Claudia dapat melihat asap yang mengepul disekitar dirinya.

Karena merasa semalam Claudia belum sempat mengucapkan terimakasih kepada Hasan atas pertolongannya, Claudia membuka pintu kaca itu dan berjalan menuju ke arah Hasan.

Saat Claudia sudah hampir dekat Hasan membalikan tubuhnya untuk melihat ke arah Claudia. Langkah kaki Claudia sepertinya terdengar oleh Hasan.

Hasan menatap Claudia sebentar kemudian tanpa bicara Hasan membalikan kembali tubuhnya dan mulai mematikan rokoknya pada pembatas besi.

Claudia berjalan mendekat, dan kini dirinya sudah bersebelahan dengan Hasan pada pembatas pagar yang hanya sebatas perutnya.

Claudia baru menyadari ternyata pemandangan disini cukup indah. Di hadapan Claudia saat ini terhampar lampu-lampu kota yang masih menyala karena saat ini langit masih gelap.

"Lagi ngapain disini sendirian?" Claudia mencoba berbasa-basi dulu, agar tidak terasa canggung.

"Nyari angin."

Belum Usai (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang