3 : Kamu saya terima

3.8K 172 8
                                    

Vote dulu sebelum bacaaaaaa

Tandai typo✔︎
Happy reading~

🧊🧊🧊

"Vin?! Ayolah kali ini saja pikirkan dengan otak udang kalian itu bagaimana nasib Papih besok? Kasih Papih solusi, Vik? Vic? Vin?" si duda menatap anak-anaknya dengan tampang prustasi.

"Saya mau ngelamar jadi istri Om," Anila tiba-tiba datang dan langsung duduk di tempat semula, dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya.

"WHATTTT!" semua anak-anak dewasa disini memekik, begitupun dengan si duda muda yang terlihat melotot kaget.

"Papih denger sendiri 'kan? Apa Vikram bilang, dia punya niat terselubung di balik ikut kesini!" hardik Vikram tidak terima.

"Aku juga gak terima pih, apaan dia jadi ibu tiri Aku!" sahut Victor.

"Lo punya niat apaan nikah sama bokap gue hah? Mau duitnya?!" Vincent menatap nyalang Anila.

"Gue cuma mau bantu, salah?" alis Anila menukik ke atas.

Anila hanya mau membantu si duda yang sedang kesusahan ini! Emang salah? Eh betul kan?

Yakan?

"Gini yah Om Gio..." Anila beralih menatap Alfagio.

"Saya cuma mau bantu Om gak ada niat lain kok, Om pasti gak mau pernikahannya batal 'kan? Om bakal malu kalo sampe temen bisnis Om yang besok datang pada tau, saya gabakal minta apa-apa, saya juga gapapa kok kalo nantinya di cerai-in, beneran!" yakin Anila dengan menaikan dua jarinya berbentuk V.

"Saya cuma mau bantu Om walaupun cuma sekali ini, karna Om udah banyak ngebantu saya sama ibu saya. Ini emang gak setara sama apa yang Om kasih ke saya sama ibu saya, dan saya juga emang gak bakal bisa bales itu semua, tapi kali ini saya beneran mau bantu Om." jelas Anila dengan yakin.

"Kamu saya terima!"

"PAPIH!!!"

"Gabakal gue restuin lo nikah sama papih gue!" Vikram pergi dari sana dengan marah.

"Keren banget drama lo!" cibir Victor kepada Anila yang kemudian menyusul kakaknya.

"Puas lo! Ini 'kan yang lo mau jadi penguasa di rumah gue? Gabakal gue biarin, camkan itu!" ujar Vincent kemudian pergi dari sana.

"Tidak perlu di pikiran ucapan anak-anak saya, kamu saya terima jadi istri. Seperti yang kamu ucapkan tadi, ini hanya balas rasa terima kasih kamu kepada saya, walaupun saya tidak pernah meminta balasan, jadi kamu jangan berharap lebih atas pernikahan ini." ujar Alfagio.

"Iya, Om tenang aja saya juga gak suka kok sama Om." papar Anila.

🧊🧊🧊

"Lebih baik Papih mati daripada harus menanggung malu seumur hidup," Alfagio menatap kosong kedepan. Ia berada di kediamannya dan sudah di kerumuni 3 anaknya.

"Ck, apa sih Pih gak lucu, jangan bawa mati-matian segala!" Vikram berdecak kesal.

"Papih gaada pilihan lain Vik, Papih lebih baik mati," ucap Alfagio masih dengan tatapan kosong nya.

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang