4. Sakit

158 9 1
                                    

Meisya izin tidak masuk kerja karena tubuhnya terasa remuk, entah kenapa ia tiba-tiba lemas, mual-mual dan pusing. Untungnya bosnya mengizinkannya untuk libur beberapa hari.

Meisya menarik selimut menutupi tubuhnya rasanya sangat dingin padahal AC kamarnya sudah ia matikan. "Dingin banget" lirih meisya.

Tok.tok.tok.

Meisya melirik pintu yang diketuk berkali-kali, ia turun dari kasur menarik selimut menutupi tubuhnya. "Siapa coba yang datang pagi buta begini" kesal Meisya.

Cklek.

"Sia---mas k-kenzo" kaget Meisya melihat suaminya ada di hadapannya.

Kenzo menatap Meisya dari atas sampai bawah. "Kenapa pakai selimut?" Tanya kenzo keheranan.

"Enggak papa. Tau tempat tinggal aku dari siapa?" Tanya Meisya.

"Enggak penting saya tau dari siapa" jawab kenzo dingin.

Mesiya yang tidak kuat berdiri duduk berjongkok di lantai. "Kalau mau berdebat kapan-kapan aja aku lagi tidak enak badan" ucap Meisya menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya menahan mual.

Kenzo menatap meisya. "Mungkin kamu kecapekan" ucap kenzo.

"H-huek-huek" Meisya berlari ke kamar mandi memuntahkan cairan bening. "H-huek-huek" mual meisya.

Kenzo melotot sempurna pria itu langsung berlari menghampiri Meisya yang sedang di dalam kamar mandi. "Kamu kenapa?" Tanya kenzo khawatir.

Meisya yang capek terus-terusan muak menangis dalam diam. "Lemes banget ya tuhan" lirih meisya.

Tanpa ba-bi-bu kenzo membopong tubuh Meisya masuk ke kamar, Merebahkan tubuh Meisya di kasur. "Saya tau kamu kurang istirahat" ucap kenzo menarik selimut menutupi tubuh meisya. "Saya pesankan bubur untuk kamu nanti saya belikan obat." Ucap kenzo.

Meisya menggeleng lemah. "Enggak usah mending mas pulang saja enggak enak sama tetangga dikira mau apa-apa" tolak halus Meisya.

Kenzo menatap tajam meisya. "Kalaupun saya mau apa-apain kamu sah-sah saja Kamu masih istri sah saya" ucap kenzo marah.

Meisya menghela napas berat. "Terserah-----"

"Lebih baik kau tidur, setelah kau sehat kita urus penceraian kita" potong kenzo.

DEG

***

Meisya Sudah lebih baik dari sebelumnya, menatap lurus depan ucapan kenzo dua hari yang lalu membuat ia terus kepikiran. Apakah benar ucapan kenzo waktu itu atau hanya sekedar emosi semata.

"Kenapa bengong?" Tanya arul mengangetkan Meisya yang sedang melamun.

"Astaga! Pak arul bikin kaget saya saja" ucap meisya mengelus-elus dadanya.

Arul terkekeh kecil. "Sudah sembuh? Kalau belum kamu boleh cuti lagi. Maaf ya waktu kamu sakit saya tidak bisa jenguk soalnya saya ada meeting yang sangat penting di luar kota" ucap arul tak enak hati.

Meisya mengangguk pelan. "Enggak papa selow aja. Ini jadwal hari ini" ucap Meisya menyodorkan dokumen hari ini.

Arul menerima dokumen itu membacanya sebentar. Melirik meisya yang kembali melamun. "Kayanya lagi ada masalah" batin arul. "Abis makan siang nanti kamu ikut saya keluar" ucap arul.

"Mau apa pak?" Tanya meisya.

"Saya mau membelikan hadiah untuk kamu karena sudah membantu saya selama dua bulan ini" jawab arul tersenyum tulus.

Bos ku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang