25. Kehidupan sempurna

2.3K 68 0
                                    

6 tahun berlalu dengan begitu cepat. Tak terasa hidup seorang Zeora berubah drastis yang awalnya hanyalah seorang mahasiswi biasa dengan segala macam sifat labilnya, seiring berjalannya waktu sudah menjelma menjadi seorang istri dan ibu dari 1 orang anak laki-laki.

Zeora menikmati masa-masa hidup indahnya di dunia. Ditambah, kehadiran Gala melengkapi kebahagiaan Zeora. Anak laki-lakinya itu sudah tubuh menjadi anak yang baik, tampan, dan selalu menuruti ucapan kedua orang tuanya. Saat ini Gala sudah berusia 6 tahun, Zeora dan Shaka sudah menyekolahkannya di sebuah taman kanak-kanak yang tidak terlalu jauh dari kampus Shaka.

Seperti kesibukan ibu-ibu pada umumnya, Zeora rela bangun pagi-pagi demi membuatkan sarapan untuk suami dan anaknya sebelum mereka berangkat ke sekolah maupun ke kampus. Beberapa lauk pauk sudah tertata rapi di atas meja, kini Zeora tengah menyiapkan bekal unik untuk makan siang anaknya. Isinya hanyalah beberapa sayuran dan telur yang ia sulap menjadi gambar seperti wajah kucing agar anaknya itu mau makan sayur. Soal Gala sesulit itu untuk disuruh makan sayur, katanya rasanya pahit.

Mencium bau yang membuat perut keroncongan, Shaka langsung menemui istrinya di dapur tanpa mencuci muka maupun menyikat gigi terlebih dahulu. Pria itu dengan manja memeluk Zeora dari belakang dan menumpukan kepalanya di pundak sang istri.

"Mandi sana, bau tahu," canda Zeora sambil tertawa kecil.

Shaka tidak terlalu mengambil pusing ucapan Zeora tersenyum. "Nanti, masih ngantuk," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Masih ngantuk kok udah disini? Tidur lagi sana di kamar."

Zeora langsung merasakan jika kepala Shaka menggeleng-geleng. "Tadi aku kebangun, karena kamu tiba-tiba ilang," ucap Shaka dengan mata terpejam.

Mendengar hal itu sontak Zeora menyemburkan tawanya. "Gimana ya kalau tiba-tiba aku hilang diculik wewe gombel?" guraunya.

Shaka langsung menegakkan kepalanya sambil mendengus. "Aku bunuh dua kali itu wewe gombel. Enak aja nyulik-nyulik istri orang."

Lagi-lagi Zeora hanya tertawa, cukup bahagia tiap pagi selalu dihibur suaminya. Memang akhir-akhir ini Shaka lagi bucin-bucinnya sama Zeora. Tiap pulang kerja, wajib peluk istrinya dulu. Katanya sih, buat memulihkan kembali stamina yang hilang. Ya jelas Zeora hanya bisa pasrah dengan kelakuan suaminya. Toh, dia juga senang akhirnya Shaka bersikap romantis dengannya.

Setelah puas mengganggu istrinya yang lagi sibuk di dapur, Shaka akhirnya beranjak dari sana untuk segera mandi bersiap-siap ke kampus. Tak lupa dia juga membangunkan Gala agar anaknya itu nggak terlambat pergi ke sekolah.

Selang beberapa menit kemudian, keluarga kecil itu berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan bersama. Gala sudah rapi dengan pakaian sekolahnya, begitu juga dengan Shaka yang sudah berpenampilan khas dosennya untuk pergi mengajar.

"Papa, besok Gala kan libur, boleh nggak kalau Gala ikut Papa kerja?" tanya Gala disela-sela sarapan mereka.

"Mau ngapain kamu ikut papa? Nanti kamu gangguin papa kerja lagi." Zeora menyahuti sang anak dengan dahi berkerut.

"Enggak, Bunda, Gala janji. Gala mau jagain papa aja di kampus. Kata Bunda, Papa sering digodain cewek."

Zeora tersedak makanannya, siapa tahu anaknya itu bakal ungkapin apa yang sudah dia ceritakan padanya perihal sang ayah. Wanita itu lantas mengode anaknya agar ia tetap diam dan menutup mulutnya, bukannya malah membocorkannya pada sang papa.

Sedangkan Shaka hanya tersenyum hangat. Dia memang paling tahu istrinya. Kadang-kadang Zeora suka khawatir di rumah, takut-takut suaminya ketempelan cewek gatel di kampus, lalu Shaka malah tergoda. Zeora benar-benar overthinking meski Shaka selalu meyakinkannya jika dia bisa jaga diri dan jaga hati. Tapi ya tetap saja, yang namanya Zeora suka cemburuan lihat suaminya interaksi sama cewek lain.

"Boleh, tapi janji nggak boleh nakal," sahut Shaka menatap sang anak.

"Janji!" teriak Gala sambil menunjukkan jari kelingking kecilnya.

"Pinter."

***

"Pada kenapa ini?"

Sekitar jam 4 sore, Shaka bersama Gala baru saja pulang dari kampus. Kedua laki-laki itu tampak sangat kelelahan. Baru sampai di rumah mereka langsung merebahkan diri di atas sofa, tepat di samping Zeora yang sedang asyik menonton tv di ruang tengah.

"Gala nggak mau ke kampus lagi, mending Gala sekolah aja," ucap si kecil Gala dengan wajah cemberut.

"Gala kenapa? Ada apa di kampus?" tanya Zeora sembari mengusap-usap kepala Gala dengan lembut.

"Pipi Gala sakit semua, Bunda! Aunty-aunty disana pada cubit Gala," seru anak itu dengan suara lucu khas anak kecil.

"Aduh, kasian anak Bunda. Sakit ya sayang?"

"Tapi nggak papa, yang penting Gala bisa jagain Papa."

Zeora tersenyum, meski anaknya tampak kesal dengan keadaan hari ini, dia masih peduli buat jagain papanya dari serangan para gadis-gadis nakal.

"Papa kenapa lemes begini? Gala nggak nakal kan?" Kini tatapan Zeora beralih pada suaminya. Wajahnya terlihat sangat lelah hingga terihat bekas cucuran air keringat di dahinya.

"Cuma beberapa masalah kecil lah di kampus. Tapi capek banget, sayang. Aku jadi mondar-mandir sana-sini."

Zeora juga mengusap rambut suaminya. "Namanya juga kerjaan."

"Pada mandi gih, habis itu siap-siap makan malam."

"Nanti." Kompak anak dan bapak itu sambil menyender pada tubuh Zeora. Bapaknya menyenderkan kepalanya di bahu sang istri, anaknya rebahan di paha sang ibu. Melihat pemandangan ini, Zeora hanya mampu menghela nafas pasrah dan tersenyum hangat. Dua laki-laki hebat yang dia miliki sekarang lebih berarti dari apapun.





-THE END-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lecturer secret wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang