Kaget!

19 7 2
                                    

Mohon maaf, kalau masih banyak kesalahan dalam penggunaan kata, tanda baca, kalimat yang salah, serta typo yang bertebaran dimana-mana..

***

Happy Reading

"Pukul 23:30," gumam Dev.

Dev pun perlahan berjalan meninggalkan lobby.

Memasuki kamar apartemennya yang letaknya berada dilantai 5 no 333.

Baru saja Dev akan menutup pintu, tanpa diduga seseorang tiba-tiba menyelonong masuk, didorongnya pintu itu dan itu mengakibatkan Dev tersungkur ke belakang.

Orang itu masuk dengan tergesa-gesa, menutup pintu kamar apartemen Dev dengan kasar.

Pencahayaan di kamar itu remang-remang, karena Dev belum menyalakan lampu, dan itu mengakibatkan Dev tidak bisa mengenali seseorang yang masuk secara paksa itu ke kamarnya.

Napas seseorang itu terengah-rengah bersandar di pintu kamar Dev.

Huh! Huh! Huh!

"Kamu siapa, hah?! Berani sekali kamu masuk kedalam kamar saya!" teriak Dev kesal. Dev berdiri dari jatuhnya, berjalan mendekati orang tersebut.

"Keluar!" teriaknya lagi.

Tapi tiba-tiba seseorang itu ... menarik tangan Dev, menyandarkan tubuh Dev dipintu dan menghimpit tubuh Dev dengan tubuhnya itu.

"Ap ... epmmm ...," ucapan Dev terpotong kala seseorang itu membekap mulut Dev dengan tangan kirinya.

"Please, tolong saya om!" mohon seseorang itu.

'Suara ini? Sangat tidak asing?!' batin Dev berpikir.

Dev menghentakan tangan seseorang itu dari mulutnya dengan kasar.

"Keluar!"

"Please, tolong saya om! Saya tidak mau pria itu mengambil apa yang saya jaga selama ini om. Please ...!" ucapnya menangkupkan kedua tangan tanda memohon pertolongan.

"Gue lihat wanita itu seperti masuk kamar ini?!" tunjuk salah satu anak buah Tuan Nicolas ke kamar no 333.

"Yang bener luh?! Perasaan luh kali, wanita itu masuk sini!'' sahut salah satunya lagi.

"Kita coba saja, siapa tau bener wanita itu masuk sini. Gue gak mau sampai Tuan marah, bisa-bisa kita dipecat karena gak becus menangkap wanita itu!"

Mendengar perdebatan diluar kamar, lebih tepatnya dibalik pintu, seseorang itu makin ketakutan.

"Please ...!" mohonnya lagi.

Tanpa aba-aba, Dev menarik tangan seseorang itu dan membantingnya keatas ranjang dengan kasar.

"Awww ...!" ringis seseorang itu.

Dev menindih seseorang itu dan menutup seluruh tubuhnya dan tubuh seseorang itu dengan selimut.

"Om! Apa-apaan ini om?!" kaget seseorang itu.

"Berisik! Apa kamu ingin kita ketahuan, hah?!"

Seseorang itu seketika diam membisu. Ya, dia juga takut kalau harus ketahuan, tapi ... tidak dengan cara seperti ini juga!

"Keluar dari kandang buaya! Masuk kandang singa! Nasib-nasib!" batin seseorang itu.

"Tapi ... seperti pernah dengar suara ini? Tapi ... dimana?'' pikirnya dalam hati.

Dev sudah tidak tahan, dengan lututnya yang menahan bobot tubuhnya. Dev tidak ingin tubuhnya bergese 'kan langsung dengan tubuh seseorang itu.

Ceklek!

Pintu kamar apartemen Dev terbuka, pintu yang belum sempat Dev kunci.

"Mendes*hlah," bisik Dev serak.

"Apa?!" cicit seseorang itu.

"Cepatlah mendes*h! Saya tidak ingin profesi saya hancur gara-gara wanita sepertimu!" bisiknya serak tepat ditelinga kiri wanita itu.

"Ta--tapi?!"

"Cepatlah! Saya sudah tidak tahan!"

Seseorang itu kalang kabut, kala mendengar langkah kaki mendekat ke arah ranjang.

Wanita itu reflek mengeluarkan des*hannya.

Wanita itu terpaksa melakukan apa yang diperintahkan. Kalau saja situasi ini tidak terjadi, dia tidak akan pernah melakukannya.

Dev yang mendengar des*han lolos dari wanita itu semakin kalang kabut.

Dia menaik turunkan pinggulnya agar meyakinkan bahwa mereka sedang melakukan itu. Tapi, Dev tidak bersentuhan dengan wanita itu hanya saja napas mereka saling berhembus satu sama lain.

Dev masih menahan tubuhnya dengan lututnya agar tidak menimpa wanita dibawahnya itu.

"Apaan sih lo! Lo lihat sendiri disini hanya ada pasutri yang sedang berc*nta. Bisa-bisa kita kena marah sama mereka!" ucap salah satu anak buah Tuan Nicolas.

"Gue masih belum percaya!" ujar salah satunya. Dia mendekat ke arah tempat tidur, sedikit lagi memegang selimut tapi suara seseorang membuat dia mengurungkan niatnya.

"Mas ... pel*n-pelan ..." rancau wanita itu.

Wanita itu reflek merancau kala salah satu anak buah Tuan Nicolas akan menyibak selimut.

"Ih! Ngeri!" Mendengar itu orang yang akan menyibak selimut pun urung, bergidik ngeri sambil melenggang pergi.

"Udah gue bilang, apa! Hanya ada pasutri disini," ucap salah satunya.

Kedua anak buah Tuan Nicolas pun pergi, meninggalkan kamar itu.

Terdengar pintu tertutup.

Brakkk!

Dev sudah tidak tahan, dia mati-matian menahan sesuatu yang sudah bangun dibawah sana karena kejadian barusan. Ya, bagaimana pun Dev laki-laki normal.

Dev masih punya kewarasan untuk tidak melakukan hal lebih kepada wanita yang tidak ia kenal itu.

Terlebih, Dev juga selama berpacaran dengan Karin dia tidak pernah melakukan hal macam-macam, berc*uman pipi pun belum pernah Dev lakukan. Karena ia mempunyai prinsif, 'jangan pernah mempermainkan perempuan, karena sama saja kamu mempermainkan ibumu'.

Dev pun beranjak dari ranjang, berdiri dan berjalan untuk menyalakan lampu.

''Arghhh ... sial! Mimpi apa gue semalem?!'' batin Dev frustasi.

Clek!

Ruangan itu pun terang. 

Seorang wanita itu meyibakkan selimut yang menutup tubuhnya, dia turun dari tempat tidur dan berdiri, berjalan menghampiri Dev, kedua tangannya tak lepas menutup kedua aset berharganya. Ya, meski ditutup sekalipun tetap saja lekuk tubuhnya masih terlihat dengan jelas.

Wanita itu berjalan, berhenti tepat di belakang Dev, melihat laki-laki didepannya itu. Membuat dia bertanya-tanya, dia seperti pernah melihat orang itu. Tapi dimana? Dan siapa?

Dev pun membalikan tubuhnya menghadap wanita yang berdiri dibelakangnya itu.

Dev kaget melihat apa yang dilihatnya itu. Mati-matian dia menahan agar tidak berbuat jauh, meski sebelumnya dia tidak melihat orang itu dan bagaimana bentuknya.

Tapi ... sekarang malah disuguhi pemandangan yang mengoyahkan iman, dengan seorang wanita yang cantik dan pakaian yang dipakai wanita itu sangat-sangatlah tipis, lekuk seluruh tubuh wanita itu terlihat secara jelas dan nyata.

Dan lebih kaget lagi Dev bahwa tau siapa orang yang berdiri dihadapannya itu.

Bersambung..

19, Januari, 2024

Cici Permana AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang