"Destiny's Encounter: The Meeting of Hearts"

7 1 0
                                    

Pada tengah malam yang sunyi, dalam kegelapan yang memeluk alam, seorang gadis tersesat jauh dari kelompoknya. Langkah-langkahnya terdengar samar di bawah rembulan pucat yang bermain-main dengan bayangan-bayangan yang tak berujung. Suara angin mengusap lembut wajahnya, sementara pepohonan menjaga rahasia gelap mereka. Di dalam kesendirian yang memikat, ada perasaan magis yang terjalin dalam pertemuan tak terduga, menciptakan momen yang berharga dalam kisah yang belum terungkap.

Lilian, seorang gadis cantik dengan mata ungu yang tajam, kulit putih yang mempesona, dan rambut hitam legam, berani memasuki hutan yang dalam untuk mengikuti kontes berburu yang terkenal di kerajaan. Sebagai anak seorang bangsawan, Lilian telah dibesarkan dengan kemewahan istana, namun hatinya selalu merindukan petualangan dan kebebasan di luar tembok-tembok kerajaan.

Dengan keberanian dan keterampilan berburu yang luar biasa, Lilian memimpin rombongan pemburu terbaik dalam perjalanan mereka. Namun, takdir berkata lain saat mereka tersesat dalam kegelapan hutan yang lebat. Lilian, dengan naluri alaminya yang kuat, mampu membedakan arah dan melacak jejak monster yang ada di sekitar mereka.

Terpisah dari rombongannya, Lilian terus bertahan sendirian dalam hutan yang misterius. Dia menyadari bahwa kekuatannya yang luar biasa, yang dia warisi dari keluarganya, bisa menjadi keuntungan besar dalam melawan monster dan menghadapi tantangan yang ada di depannya.

Sementara itu, di kerajaan, pangeran kedua yang terkenal dengan matanya yang merah menyala dan tajam, serta kulit putih pucatnya, merasa terjebak dalam peran dan reputasinya yang menyeramkan. Meskipun ia adalah pangeran tertampan di seluruh kerajaan, banyak wanita yang takut dan menjauhinya karena citra yang ia bawa. Ia lebih memilih bermain dengan senjata dan terlibat dalam pertempuran daripada berurusan dengan urusan hati.

Suatu hari, ketika pangeran berkeliling sendirian di luar istana, Pangeran berkeliling dengan kudanya untuk memeriksa kondisi kontes berburu. ia melihat Lilian yang tersesat dalam hutan yang berbahaya. Awalnya, pangeran merasa kesal melihat seorang gadis yang tampaknya tidak berdaya dalam kontes berburu. Namun, ketika dia mendekati Lilian, dia melihat keberanian dan kekuatan dalam matanya yang berbinar.

Lilian dengan sopan menyapa pangeran, mengungkapkan rasa terhormatnya bisa bertemu dengannya. Meskipun dalam hatinya dia ingin melihat kekuatan alamnya yang luar biasa, Lilian memilih untuk menunjukkan sikap yang tenang dan santun di depan pangeran.

Pangeran, meskipun terkesan dengan keberanian Lilian, masih terjebak dalam citra yang menyeramkannya. "Jika kau tersesat, lebih baik pulang. Ini berbahaya, tidak perlu mencari perhatian yang berlebihan," kata pangeran dengan suara seraknya yang terkenal.

Namun, Lilian tidak menyerah begitu saja. Dengan mata yang berbinar-binar, dia menjawab, "Pangeran, aku akan merasa sangat terhormat jika bisa menghadiri pesta bersamamu." Dalam kata-katanya, Lilian mengungkapkan rasa kagumnya pada pangeran dan harapannya untuk memiliki kesempatan melihat kekuatan alamnya yang luar biasa.

Meskipun awalnya pangeran ingin mengusir Lilian, tiba-tiba panah monster melesat menuju mereka. Dengan refleks yang cepat, Lilian melindungi pangeran dengan menggunakan kekuatan alamnya yang menghasilkan pelindung.

"Aku bisa membekukan udara," sahut Lilian dengan suara lirih setelah menghentikan amukan panah menggunakan kekuatan alamnya.

"Pangeran, ada 15 monster di sekitar kita!" seru Lilian dengan suara yang tegar dan tegas.

Pangeran terkesima saat melihat kekuatan dan keterampilan Lilian yang luar biasa. Dia menyadari bahwa Lilian bukanlah perempuan biasa yang hanya tersesat di hutan, melainkan seorang pejuang yang kuat. Dengan sikap yang berubah, pangeran mengangguk pada Lilian dengan hormat.

"Baiklah, kita akan bekerja sama. Kita akan menghadapi monster-monster ini bersama-sama," ucap pangeran dengan suara yang penuh keputusan.

Dalam kegelapan malam yang sunyi, Lilian dan Pangeran berhadapan dengan sekelompok goblin yang berbahaya. Ada lima di antara mereka yang terampil memanah, sedangkan sisanya memegang belati dengan tajam.

Tiba-tiba, Pangeran mengajukan pertanyaan kepada Lilian, "Bisakah kamu membunuh salah satu goblin?"

Lilian dengan percaya diri menjawab, "Ya," sambil menarik busur panahnya dengan penuh kefasihan. Ia melesatkan panahnya dengan keahlian yang tinggi, menghantam tepat ke kepala goblin pemanah. Darah mengalir perlahan saat goblin itu jatuh tersungkur, mengabulkan takdirnya.

Lilian segera mengeluarkan kekuatannya, menciptakan sebuah barier yang melindunginya dari serangan goblin-goblin yang menggunakan belati. Sisa kekuatannya ia gunakan untuk melindungi Pangeran dengan barier yang lebih besar.

Pangeran tetap tenang dan dingin di atas kudanya. Matanya berwarna merah menyala, dan para goblin yang melihatnya menjadi ketakutan, ambruk begitu saja di hadapannya. Mereka menyambut kematian dalam keheningan yang menyebar.

Lilian terkejut melihat kejadian ini. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Hanya dengan tatapan Pangeran, semua goblin itu tewas seketika. Rasa penasaran menggelitik pikirannya. Lilian memandang Pangeran dengan tajam, mencari jawaban atas misteri ini. Matanya melihat luka-luka kecil di kulit goblin-goblin yang sudah tewas, seolah-olah mereka telah terkena kekuatan yang tidak terlihat.

Lilian sedikit mengangguk, menyadari bahwa ini hanyalah tebakan. Kemungkinan Pangeran memiliki kemampuan telekinesis atau berkah alam elemen angin. Namun, Pangeran tetap misterius. Dia menolak pengawal atau ajudan di hutan ini, menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap.

Pangeran melihat wajah cantik Lilian dan matanya yang begitu indah. Ia merasa terpikat dan ingin melihatnya setiap hari. Pangeran ingat bahwa beberapa bangsawan dengan warna mata ungu memiliki kekuatan di atas rata-rata. Ia menerka bahwa Lilian adalah keturunan dengan bakat alam yang luar biasa, karena aura di sekitarnya terasa berbeda.

Dalam tatapan mereka yang saling bertautan, ada kekuatan yang tak terucapkan. Pertarungan melawan goblin-goblin itu telah membuka pintu menuju petualangan yang penuh dengan misteri dan bahaya, dan mungkin saja, cinta yang tak terduga.

Pangeran turun dari kudanya dan mendekati Lilian. Namun, Lilian mulai menjauh, wajah cantiknya memerah menahan malu . "Maaf, pangeran, jangan terlalu dekat. Aku memiliki alergi terhadap aroma parfum," ucap Lilian sambil mencari alasan untuk menjaga jarak.

Pangeran memperhatikan dengan intens, membuat Lilian merasa gugup. Hati Lilian berdegup kencang saat dia menyadari betapa tampannya pangeran dan kecakapannya dalam pertempuran yang luar biasa. "Apakah pangeran ini gila?" pikir Lilian dalam hati. "Aku suka warna matamu yang ungu, pasti kau berasal dari keluarga yang berpengaruh."

Lilian berusaha menjaga jarak dan mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik lain untuk meredakan ketegangan yang ada di antara mereka.

Pangeran menatap Lilian dengan rasa ingin tahu.
"Bagaimana kamu bisa berpisah dengan rombonganmu dalam kontes berburu ini? "

Bersambung.....








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cegil PremiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang