2

19 2 2
                                    

perhatian sebelumnya, ini 18+ ya guyss

***

Natha terbangun melihat jam ternyata pukul 1 malam. Melihat kasur disebelahnya masih kosong yang menandakan suaminya tidak pulang malam ini. Sudah biasa ketika suaminya bilang akan pulang malam tapi ternyata tidak pulang.

Ia merasa haus, lalu meraih gelas di nakas yang ternyata kosong, mau tak mau berjalan menuju dapur untuk mengambil air.

Natha meletakkan gelasnya di meja, lalu memilih duduk di sofa ruang tv. Kebiasaannya kalo udah kebangun gini, akan susah untuk tidur lagi.

Terdengar suara pintu terbuka, ternyata suaminya baru pulang. Melirik jam ternyata sudah hampir jam 2 dini hari. "Baru pulang jam segini?" Suaminya berjalan mendekat ke arahnya.

"Aku kerja."

"Kerja disuruh mabuk apa gimana." Sahut Natha ketika mencium bau alkohol menyengat yang menusuk hidungnya. Mendekat mengamati penampilan suaminya yang acak acakaan, lalu tatapannya jatuh ke kancing kemeja suaminya yang tidak simetris.

"Gausah mulai, aku kerja juga buat siapa? buat kamu!"

"Bisa ngomong pelan nggak, capek aku tuh kayak gini terus sama kamu."

Althaf merapatkan tubuhnya, mencekal pergelangan tangan Natha kuat hingga membuatnya merintih. "Ngomong lagi coba ngeluh lagi."

"Sakit." Ringis Natha mencoba melepaskan cekalan suaminya di tangannya.

"Masih mau ngeluh lagi hah!" Althaf samakin mengeratkan cekalannya hingga kukunya menusuk kulit Natha.

"Aku mau pisah sama kamu." Natha kaget sendiri dengan ucapannya, raut muka Althaf berubah, terlihat sangat emosi dengan kata-kata yang Natha keluarkan.

"Ngomong sekali lagi aku bisa patahin tangan kamu." Althaf melepas cekalannya kasar lalu membanting gelas di atas meja membuatnya berceceran di lantai, berjalan masuk ke kamar dan menutup pintunya dengan keras hingga membuat Natha terlonjak.

Natha meraih pergelangan tangannya yang terasa perih, meringis pelan karena tak sengaja menginjak pecahan kaca di lantai. Merebahkan kepalanya di sofa, tidak peduli darah terus mengalir dari kakinya, memejamkan mata hingga air mata yang ia tahan sedari tadi jatuh dari sudut matanya, tapi disini hatinya jauh lebih sakit.

 Merebahkan kepalanya di sofa, tidak peduli darah terus mengalir dari kakinya, memejamkan mata hingga air mata yang ia tahan sedari tadi jatuh dari sudut matanya, tapi disini hatinya jauh lebih sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Pintu lift terbuka menunjukkan dua orang yang sedang berciuman dengan brutal di dalam sana, mereka buru-buru melepas pagutan mereka saat menyadari ada orang. Laiv hanya menatap mereka datar lalu memasuki lift dengan santai.

"Lo photografer kita kemarin kan?" Sang Laki-laki di sebelah cewek itu membuka suara. Laiv menatap mereka datar lalu mengangguk.

"Bisa rahasiain yang barusan." Laiv keluar ketika pintu lift terbuka. Sungguh Laiv tidak peduli dengan urusan mereka.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang