Aldo, sosok yang seolah membawa bayangan kelam, ternyata telah lama mengintai Gaby dengan cara-cara yang tak terlihat. Dalam keheningan, dia mengirim mata-mata untuk terus mengawasi dan mengikuti setiap langkah Gaby. Alasannya? Tak lain karena Callie yang selalu saja membahas Gaby setiap kali keduanya bersama. Lyn salah satu anak buah Aldo, juga terlibat dalam rencananya. Ancaman terhadap hubungan Lyn dengan adik kandung Aldo membuatnya terjebak dalam alur yang semakin suram.
Lyn, yang terjebak dalam rencana kejahatan Aldo, akhirnya diarahkan untuk mengatur pertemuan antara Aldo dan Callie di rumah mewah itu. Sampai di sana, Lyn meninggalkan Callie bersama Aldo, dia tidak berpikir buruk jika meninggalkan sahabatnya bersama Aldo. Aldo tak berniat menculik Callie, ruangan mewah di rumahnya telah dipersiapkan untuk merayakan malam yang seharusnya romantis. Aldo berharap bisa membujuk Callie untuk bersama dengannya lagi.
Aldo bahkan tak segan mengirim pesan rahasia kepada Gaby, berharap Gaby dapat menyaksikan momen Aldo dan Callie bersama untuk membuat Gaby menyerah pada perasaannya terhadap Callie. Namun, apa daya, Callie menolak tawaran Aldo dengan tegas, mengakui bahwa hatinya telah terikat pada Gaby. Hal ini membuat Aldo kehilangan kendali dan menahan Callie di suatu ruangan yang gelap dan tersembunyi.
Puncaknya, ketika Aldo hendak melakukan tindakan yang gelap terhadap Callie, dua penjaganya memberitahu bahwa ada seseorang yang mencurigakan di depan rumahnya. Tanpa ragu, Aldo yakin bahwa orang itu adalah Gaby, dengan pikiran yang terdistorsi, dia menyusun rencana jahat terhadap Gaby.
Lyn, yang tak menyangka bahwa segala yang terjadi akan berakhir demikian tragis, terutama karena Callie adalah sahabat kecilnya. Apalagi, Lyn sama sekali tidak menyadari bahwa orang yang menyerang mereka sebelumnya juga merupakan bagian dari rencana Aldo.
Aldo akhirnya menghadapi konsekuensi hukumnya, dan Raisha bertekad memastikan keadilan, menginginkan Aldo di penjara tanpa pandang bulu. Meskipun Aldo memiliki reputasi sebagai mantan ketua OSIS dan popularitasnya yang besar serta orang tuanya yang memiliki kekuasaan, tetap saja ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Lyn bersedia menjadi saksi dalam proses ini, bersama dengan semua pihak yang terlibat lainnya.
------
"Gimana hasilnya, Sha? Dokter bilang apa?" Gaby bertanya wajah penuh kekhawatiran saat Raisha dan Chika kembali.
"Dia nggak kenapa-kenapa, Gab. Semua udah dicek, dan untungnya aman. Dia cuma butuh istirahat, besok udah bisa pulang." Jawab Raisha memberikan senyum gerai.
Rasa lega menyelubungi Gaby. Untungnya, Callie tidak mengalami masalah serius. Dengan semakin membaiknya situasi, teman-teman yang datang untuk memberikan dukungan pun pulang, menyisakan Raisha, Chika, Freya, dan Gaby di ruangan itu.
Raisha masih merasa canggung dengan Gaby, terlalu banyak luka dan rasa bersalah melingkupi situasi ini. Jelas tergambar luka-luka di tubuh Gaby, Raisha merenung, bertanya-tanya apakah segala ini bisa dihindari jika dia lebih serius merespon panggilan Gaby malam itu.
Gaby merebahkan kepalanya pada pundak Freya dan memejamkan mata. Freya, yang merasa bingung harus berbuat apa, akhirnya mengelus-elus tangan Gaby agar Gaby bisa tertidur pulas.
"Sha, boleh minta tolong beliin alkohol dan kapas buat bersihin luka Kak Iel?" pinta Freya pada Raisha. Freya tahu bahwa membersihkan luka Gaby akan lebih mudah ketika Gaby tertidur, karena saat Gaby sadar, pasti akan enggan. Raisha mengangguk dan meninggalkan ruangan, Chika mengikutinya dari belakang.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya Raisha datang dengan membawa bukan hanya obat-obatan untuk Gaby, tetapi juga makanan untuk mereka semua. Malam tadi pasti sangat tegang, Freya kemungkinan besar belum sempat makan karena perhatiannya yang sepenuhnya tercurahkan pada Gaby. Dengan penuh kehati-hatian, Freya memulai proses membersihkan luka Gaby, berusaha sungguh-sungguh agar tak mengganggu tidurnya. Sesekali, Gaby terlihat meringis kesakitan, namun kelelahan membawanya ke dalam tidur yang nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&Callie
Roman pour AdolescentsDi sekolah menengah SMA48, dua dunia bertabrakan ketika Gabriel, pemain bulutangkis terkenal dengan sikap dingin dan keangkuhannya, dipertemukan dengan Callista, seorang kutu buku ceria dan aktif sebagai anggota PMR. Keduanya sama-sama memiliki kepr...