Melawan Perasaannya

7 0 0
                                    

Dirumah sakit, zagi terbaring lemah di atas kasur setelah operasi pengambilan ginjalnya karena salah satu ginjalnya terkena tumor. Hanya berdiam diri merenung sambil menatap keluar jendela, tak ada ekspresi dari wajahnya bahkan fikirannya pun kosong

Ia tersadar dari renungannya karena bunyi pintu yang berdecit. Seseorang masuk ke ruangannya, orang itu memiliki tinggi seperti anak kecil sekitar 142 cm dengan rambut highlight dan mata safir merah. Ia mendekati kasur zagi

"Rahsya? Kenapa?" Ucap zagi bertanya. Rahsya memberikan sebuah kantong plastik kepada zagi. Zagi menerimanya dan melihat mengambil isinya, didalam kantong tersebut ada kue cookies coklat kesukaannya

"Cepat sehat ya" ucap rahsya dengan senyuman manisnya. Zagi merasa senang dan tersenyum, ia berterimakasih pada rahsya karena membawakannya makanan kesukaannya. Juga rahsya adalah orang pertama yang datang menjenguknya, sudah seminggu ia tak masuk sekolah namun belum ada satupun yang datang menjenguknya

"Cuman kau yang datang jenguk aku, aku kira gak ada yang ingat sama aku" ucap zagi dengan nada yang sedih

"Sabar aja ya, mungkin temen temen mu lagi sibuk aja, semangat jangan sedih gitu" rahsya mencoba menyemangati zagi

Sebenarnya zagi berharap michael menjenguknya. Michael adalah orang yang zagi sukai, namun Michael malah menyukai sahabat zagi. Yaitu galih, persahabatan galih dan zagi pun kandas karena zagi sudah dibutakan perasaan cintanya pada michael

"Aku tau kau mikirin michael kan?" Ucap rahsya menduga duga. Dugaan rahsya memang benar adanya, zagi hanya mengangguk perlahan. Rahsya sebenarnya sudah bosan dengan kisah zagi yang menyukai michael karena michael mendekat pada zagi saja tidak mau apalagi menerima cintanya

"Okelah, aku gak bisa lama lama, aku mau pergi sama rahka dulu ya, cepat sembuh!" Ucap rahsya berjalan menuju pintu dan keluar dari ruangan itu

Michael tau zagi menyukainya, namun michael tak menyukai zagi karena michael menganggapnya sebagai pengganggu. Namun zagi tak berhenti menyukai michael walau ia tau michael tak menyukainya

Beberapa hari kemudian

Zagi duduk sendirian di ayunan taman. Airmata menetes dan mengalir di pipinya. Bukan tanpa alasan ia menangis, baru saja ia menyatakan perasaannya kepada michael namun zagi didorong hingga terjatuh

Galih yang sedang berjalan jalan ditaman itu melihat zagi sedang duduk sendiri di ayunan. Galih mengendap endap mendekati zagi, galih semakin dekat dan mendengar ucapan yang keluar dari mulut zagi

"INI SEMUA GARA GARA GALIH! Andai dia gak ada, pasti michael gak bakalan suka sama dia. Kenapa harus galih?! Kenapa! Aku benci kau galih! Benci!" Ucap zagi sangat kesal dengan tetes tetes airmata yang berjatuhan

Galih tau zagi sangat tak menyukainya semenjak zagi tau bahwa michael menyukainya. Namun semua itu bukan kemauan dari galih sendiri, walaupun begitu bagaimana hatinya tak terluka jika sahabatnha sendiri membencinya

Galih mendekati zagi perlahan. Galih memegang pundak zagi secara perlahan, dan mencoba untuk membicarakannya secara baik baik

"Zagi, itu bukan kemauanku" ucap galih dengan pelan. Namun zagi bertambah marah saat melihat galih
"Tapi dia cinta sama kau galih! Bukan sama aku! Kau tau kan aku suka sama dia!" Ucap zagi mendorong galih hingga terjatuh dan pergi dengan airmata yang semakin deras mengalir

Tetes airmata juga menetes dari pipi galih, sangat tak disangka sahabat masa kecilnya bisa membencinya hanya karena permasalahan cinta yang baru ia kenal. Galih duduk di ayunan yang zagi dudukan tadi
Galih tak tau bagaimana memperbaiki masalah ini karena ego zagi yang terlalu tinggi membuat masalah ini semakin parah. Galih merasa persahabatannya tak akan berlanjut lagi

Dirumah rahsya

Dibalkon rumah,galih duduk dikursi dengan temannya yang berambut highlight putih dengan mata safir hijau, yaitu dava. Dava mendengarkan curhatan galih dengan sangat serius. Dengan airmata yang terus menetes galih menceritakan awal mula permasalahan hingga jadilah sampai begini

Dava mengambil tisu dimeja yang berada di antara kursi yang diduduki antara dava dan galih. Dava berjalan mendekati galih dan mengusap airmata galih
"Udah, ini bukan salahmu, zagi terlalu mengikuti egonya" ucap dava

"Tapi karena aku juga persahabatan-" Dava menahan mulut galih dengan jari telunjuknya. Dava mengelus perlahan nan lembut kepala galih
"Jangan salahkan diri sendiri dengan permasalahan yang terjadi tanpa sengaja" ucapnya

"Kalo semisalnya dia gak mau temenan lagi gausah temenin, kalo dia mau memperbaiki persahabatan kalian belum tentu bakalan kayak dulu lagi, jangan salahkan diri sendiri kalo kau bukan penyebabnya" lanjut dava

Tangis galih pun terhenti karena kata kata dava. Apa yang dikatakan dava ada benarnya karena zagi juga sudah membencinya, sudah tak ada harapan untuk berteman dengannya lagi
"Pokoknya kau jangan patah semangat ya" ucap dava menyemangati galih

"Iya"

Seseorang dengan mata safir hijau gelap dengan tinggi sekitar 164 cm, datang mendekati galih dan dava di balkon sambil membawa sepiring cookies coklat. Ia meletakan sepiring cookies itu di meja

"Bang, nah dari bang sya"

"Oke makasih ayyan" ucap dava sambil tersenyum dan mengelus perlahan kepala Ayyan, yaitu adik dava. Ayyan pun pergi

Dava pun berjalan menuju kursi dan kembali duduk. Dava mempersilahkan galih cookies coklatnha, galih memakannya dan melihat ke arah awan awan. Setelah menceritakan masalahnya galih pun menjadi sedikit tenang karena sudah mengeluarkan semua keluh kesahnya

Rahsya berjalan menuju balkon dan mendekati dava dan galih. Rahsya bingung melihat ada beberapa tisu yang sedikit basah di meja, seperti bekas mengelap airmata

"Siapa nangis nih?" Tanya rahsya
"Galih curhat dikit aja tadi" ucap dava menjawab
"Oh"

"Hehe, ohya ayyan tadi tu adikmu dav?" Ucap galih bertanya
"Iya, adik paling bungsu" Dava menjawab
"Tapi tinggian dia daripada rahsya" ucap galih

"Body shaming lu" ucap rahsya sedikit kesal

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MenyesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang