Setelah Fahmi kembali ke tendanya sendiri Reza melihat sesuatu di tangannya yang diberi Fahmi."Ohh silver queen... kakak tahu banget aku lagi pengen coklat terimakasih kak Fahmi..." Ucap Reza dalam hatinya yang merasa sangat senang.
Fahmi memang sengaja membawa silver queen dari rumahnya untuk di kasihkan pada adiknya yang memang sangat menyukai coklat. Fahmi tahu kalau adiknya pasti ingin ngemil di lokasi jelajah nanti, tapi tidak bisa karena ini di dalam hutan jadi Fahmi punya inisiatif sebelum berangkat ke sini dia membeli coklat dulu.
***
•fahmi pov•
Setelah tadi selesai solat subuh aku langsung membangunkan anak anak di tenda masing masing agar melaksanakan sholat subuh juga.
"Adek adek kelompok 3 ayo bangun kalian harus solat subuh sekarang". Aku ngerasin volume suaraku untuk membangunkan anak anak yang ada di dalam tenda kelompok 3 tapi aku lihat tidak ada pergerakan apapun di dalam sana, mungkin ini efek mereka yang tidur kemalaman tadi malam.
Dan ahirnya aku mutusin membuka tendanya dan masuk ke dalam sekarang aku bisa melihat lihat 6 orang yang masih tidur pulas termasuk Reza.
Aku melihat Reza yang masih tidur sambil memeluk ranselnya. Reza memang begitu kalau tidur harus memeluk sesuatu, jika tidak ada guling apapun pasti bisa di jadikan guling. Entah itu orang, boneka atau benda apapun Reza tidak perduli yang penting dia nyaman jika tidak begitu dia tidak akan bisa tidur.
Perlahan aku mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Reza lalu aku elus pipinya. Aku melihat ke samping ke teman teman Reza untuk memastikan mereka beneran masih tidur dan ternyata benar mereka masih tidur.
Aku sedikit maju ke Reza yang tidurnya memang ada di pinggir, gue mulai mendekat ke telinganya untuk bisikin dia tapi sebelum itu gue mencium tengkuknya yang harum, aku sudah lama tidak merasakan aroma ini jadi aku sedikit berlama lama menciumnya nanti jika dia terbangun aku bilang saja kalau aku mau bisikin dia biar dia tidak curiga, aku hirup dalam dalam aroma yang membuat aku candu, sebelum aku bener bener berbisik di telinganya.
"Reza... Ayo bangun kamu solat subuh dulu ini sudah pagi, Reza...".
Reza yang aku bangunin hanya menggeliat kecil belum mau bangun.
"Reza ayo bangun nanti kamu telat jelajahnya"
Dan benar saja Reza yang orangnya takut telat langsung membuka matanya".
"Kakak... peluk...".
Ini nih yang aku suka kalau dia minta peluk, aku bisa bersentuhan dengan dia tanpa rasa curiga aku bisa menikmati badannya dada kita bersentuhan dan biasanya aku sedikit gesekin ke dia, aku juga bisa ngelus punggungnya, meski sebatas itu tapi aku seneng banget bersentuhan sama dia.
Dia meluk aku erat banget untuk melepaskan rasa kantuknya, ini sudah kebiasaan dia. Mungkin dia lupa kalau sekarang dia tidak di rumah tapi di dalam tenda.
"Reza kamu sampai kapan mau meluk kakak... Sampai semua teman kamu bangun dan mergokin kamu?". Aku berbisik di telinganya.
Reza yang mendengar perkataan aku kaget dan melepas pelukannya.
"Kenapa nggak bilang dari tadi kak... Aku kira ini di rumah, untung semuanya pada masih tidur kalau ketahuan gimana...". Fahmi reflek menoleh pada temannya saat pelukan kita terlepas.
"Takut banget sih kamu... memangnya kalau ketahuan kenapa... Ya sudah temannya bangunin semua ajak mereka solat dulu" aku mengusak rambutnya dan mengecup pipinya lalu aku melangkah keluar tenda.
"Dan Fahmi cuma ngangguk doang".
•Fahmi POV end•
Setelah semuanya menjalankan sholat subuh anak anak langsung di kerahkan ke lapangan untuk melakukan senam pagi.
"Adik adik kalian jangan bubar dulu dari barisan karena kita akan melakukan permainan dulu biar lebih semangat di pagi ini. Kalian semuanya siap?".
"SIAP KAK...".
"mendengar kata permainan anak anak jadi lebih semangat sekarang".
"Oke kali ini kita main tikus dan kucing... Adek adik adik siapa nih yang bersedia jadi tikusnya... ayo". Ternyata mereka tidak ada yang mau menjadi tikus, mereka diam semua.
"Oke... Kalau kalian tidak ada yang mau maju berarti harus kakak tunjuk nih".
"Kakak mau menawarkan pada kalian semua pilih teman kalian yang ingin kalian jadikan tikus, sebut namanya ya nanti yang namanya paling banyak dia yang akan jadi tikus. Dimulai dari sekarang".
"Dinda kak", "Reza kak", "Rian", "Sinta", "kamil", "Arel kak".
"Oke karena kakak butuh satu orang jadi kakak minta suara paling banyak dia antara nama yang kalian sebuut kalian".
"Hitungan ke tiga sebutkan nama yang kalian pilih yang paling kenceng dan manyak nama itu yang Kakak pilih, siap siap. Satu... Dua... Ti.. ga...".
"Reza kak Reza Reza".
Anak anak ternyata sekarang kompak memilih Reza. Jika di ibaratkan dalam sebuah film Reza memang cocok jadi pemeran utama semua orang menyukainya apa lagi kaum hawa jika menyangkut Reza dia pasti langsung teriak teriak senang.
"Oke kakak sepakati sebagai tikusnya adalah Reza dari kelompok 3. Dan yang jadi kucingnya kakak akan ambil dari kakak pendamping, kalian mau pilih siapa...?".
"Kak fahmii...", "Kak Silvi kak", "kak Marvel".
Anak anak menyebutkan nama nama yang mereka sukai dan yang paling banyak adalah nama Fahmi tapi sayangnya Fahmi sedang di tenda mengurusi persediaan obat, minuman dan beberapa vitamin yang baru di peroleh.
"Oke karena tikusnya cowok kucingnya harus cowok juga dong... Kalau cewek cowok kasian ceweknya nanti. Langsung kakak tunjuk ya, yang jadi kucing adalah kak Marvel karena kak fahminya sedang ada urusan yang tidak bisa di tinggal".
"Ayo kalian buat lingkaran besar sekarang.. gandengan yang kenceng yaa biar kucingnya nanti tidak mudah untuk menerobos. Tikusnya di dalam dulu kucingnya di luar".
Sekarang anak anak sudah membentuk lingkaran besar. Reza sudah siap ada di tengah dan Marvel berada di luar lingkaran.
"Oke kalian sudah siap semu??".
"Siap kak"
"Hitunga n ke tiga mulai".
"Satu, dua, ti... Ga...".
Sekarang suasana di lapangan sangat ramai dengan sorak sorai anak anak. Reza berlari kencang takut sampai kena pegang Marvel. Berkali kali Marvel hampir memegangnya namun masih gagal.
"Ayo Marvel... Kok kalah sama Reza... Lebih kencang dong".
Kak Alex sebagai pemandu jalannya permainan mengecengin Marvel yang udah kelelahan tidak bisa memegang Reza.
Mendengar kalimat barusan Marvel jadi panas semangatnya jadi bertambah untuk mengejar Reza.
"Reza, Reza, Reza, Reza" anak anak terus meneriaki Reza yang tak terkejar oleh Marvel.
Namun sekaran gerakan Marvel semakin lincah yang membuat anak anak sedikit kesusahan membuat genggaman di tangannya terlepas, dan Marvel berhasil mengejar dan memegang Reza. Setelah Reza terpegang Marvel menggelitiknya sampai Reza kegelian dan beberap kali Marvel memeluk Reza. Dan sorak Sorai tambah kencang terdengar, mereka senang melihat Reza yang sedang di gelitik oleh Marvel yang sampai duduk di tanah untuk menahan geli.
Fahmi melihat pemandangan itu dari depan tendanya, yang Fahmi lihat bukan cuma gelitikan tapi itu lebih ke grepe grepe Marvel ke tubuh reza. Fahmi jelas melihat tangan Marvel yang memegang pantat Reza dadanya dan bagian sensitifnya juga di pegang. Entah Reza merasakannya atau tidak Fahmi tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
JugendliteraturAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...