chapter twenty two

2.5K 263 82
                                    

"Ada apa sih ma? Kok kayak serius bgt?" Ibumu menarik tanganmu.

"Mama mau ngomong sesuatu."

"Ya apa?" Kamu dan ibumu duduk di kasur kamar ibumu.

"Kamu tau tante Anne?"

"Ya taulah. Ibunya Harry kan?"

"Iya."

"Terus tante Anne kenapa?" Kamu memasang muka penasaran.

"Udah dari kamu kecil, Tante Anne sama mama pengen kamu sama Harry."

"Maksudnya?"

"Mama sama tante Anne jodohin kamu sama Harry."

"Kenapa?" Kamu sama sekali tidak suka.

"Karena mama punya firasat kalo kalian itu jodoh. Kalian cocok banget, sayang."

"Enggak. Aku gamau. Udah ya aku capek ngomong sama mama lagi." Kamu bergegas keluar kamar dan menutup pintu dengan keras.

"Y/N? lo kenapa? kok nangis?" Harry menghampirimu yang sedang nangis.

"Minggir!" Kamu menyenggol Harry.

"Lo kenapa Y/N? Cerita sama gue."

"Kalo gue bilang minggir ya minggir!" Akhirnya Harry mengalah denganmu.

"Harry." Ibumu memanggil Harry yang sedang kebingungan.

"Iya tante?"

"Kamu pulang boleh sekarang ya nak. Salam sama tante Anne."

"Itu Y/N kenapa? Kok bisa nangis? apa karena aku tante?" Harry menarik rambutnya keatas frustasi.

"Enggak sayang, bukan karena kamu kok. Udah mendingan kamu pulang aja ya nanti dia tambah nangis." Ibumu tersenyum kepada Harry.

Kamu masuk kedalam kamar sambil menutupi mukamu.

"Yaudah ya tante, aku cuma mau bilang ke Y/N maafin aku kalo aku ada salah sama dia, Assalamualaikum." Harry menutup pintu rumahmu.

"Waalaikumsallam."

"Y/N? Mama mau masuk sebentar."

"Masuk aja." Kamu mengelap pipimu dengan tisu.

"Kamu gasuka sama dia?"

"Aku juga bingung."

"Kenapa harus bingung?"

"Aku suka sama dia tapi aku juga sebel sama dia. Lagian aku juga udah punya pacar kan." Kamu menarik bantal dikasur agar berada dipangkuanmu.

"Niall? Mama lebih suka kamu sama Harry."

"Ya yang pacaran kan aku bukan mama, jadi ya terserah aku dong?" Kamu menjawabnya dengan sewot.

"Yaudah, Mau gimanapun, mama akan tetep jodohin kamu sama Harry. Udah ya mama mau ke rumah tetangga dulu." Lalu, ibumu keluar tanpa memikirkanmu yang kembali menangis.

"Brengsek! Kenapa hidup gue harus kayak gini ya tuhan? Capek gue capek." Kamu berteriak sambil menangis dikamar.

Tiba-tiba terdengar suara hpmu berbunyi.

"Halo Ar?" Ternyata Ariana menelfonmu.

"Lo kenapa lagi sih? Suara lo kok kayak habis nangis gitu?"

"Lagi pilek haha. Lo nelfon mau ngapain?" Kamu mengalihkan pembicaraan.

"Gue mau ngajak lo ke ultah gue nanti malem." Kamu sama sekali tidak ingat bahwa hari ini adalah ultah sahabatmu.

group chat  ☁️ njh&hesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang