20. Gadis Pemeran Novel

2.1K 157 5
                                    

Tak terasa malam pergantian tahun telah datang lagi.
Hari ini akan menjadi hari terakhir dan juga negara terakhir yang dikunjungi Aletta dan Luise.

Untuk mengenang perjalanan mereka disini, Luise mengajak Aletta menonton kembang api.

"Apa kamu mengantuk?!" tanya Luise.

"Sedikit, tapi ini sangat dingin"

"Kalau begitu ayo kita kembali saja"

"Tak apa, hanya kurang beberapa menit lagi"

"Baiklah, tunggulah disini aku akan pergi sebentar"

Aletta segera mengangguk tanpa banyak bertanya.

Tepat sebelum kembang api dinyalakan Luise datang dengan membawa kopi di kedua tangannya.

"Biar tidak mengantuk"

Dengan tersenyum Aletta menerima kopi yang diberikan oleh Luise dan segera mengucapkan terimakasih.
Lalu mereka berdua menikmati kembang api yang tengah menyala dengan indah di langit.

"Ini sangat indah, sayangnya kita harus segera pulang" celetuk Aletta.

"Jika kamu masih ingin menontonnya, kita bisa tinggal disini lebih lama"

"Tak apa, aku sudah mengantuk, ayo kita pulang"

Berbeda dengan kemeriahan yang mereka rasakan sebelumnya, jalanan menuju hotel mereka begitu sunyi.

Ditengah momen kesunyian itu akhirnya Luise menyatakan perasaannya.

"Letta aku menyukaimu"

"Aku juga menyukaimu" jawab Aletta cepat.

Luise menatap tak percaya pada Aletta.

"Bukankah kau terlalu cepat menjawab ku"

"Lebih cepat lebih baik bukan?!"

Tiba-tiba Luise menjadi curiga, sayangnya ia tak menemukan apapun di wajah cantik Aletta.

"Apa kamu bersungguh-sungguh dan tidak berbohong kepada ku?!" tanya Luise dengan ragu.

"Aku tidak pernah berbohong kepada mu dan aku selalu serius dengan perasaanku"

Melihat wajah serius Aletta, akhirnya Luise menghela nafas lega.

"Sejujurnya sudah lama aku ingin menyatakan perasaanku, tapi entah mengapa aku selalu merasa kamu akan segera pergi jauh"

"Instingmu memang selalu mengagumkan, memang benar aku akan pergi"

"Apa maksudmu?!"

Aletta menatap mata Luise yang terlihat gelisah.
Tanpa ragu Aletta mulai menceritakan rahasianya.

"Aku akan menceritakan padamu rahasia terbesarku yang tidak ada seorangpun yang tahu"

"Sejujurnya ini bukanlah tubuhku dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa berada di tubuh ini"

"Saat ini aku tengah koma setelah mengalami kecelakaan, dan akhir-akhir ini aku merasa akan segera terbangun"

"Apa kamu akan mempercayai ceritaku ini?!"

Luise terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan Aletta.
Perasaannya sangat campur aduk sekarang.

"Aku tahu tahu itu akan berat untukmu, karena itu aku memutuskan untuk menghabiskan waktu-waktu terakhirku hanya bersamamu"

Sekali lagi Luise hanya terdiam tanpa berkata sepatah katapun, bahkan ia memalingkan wajahnya dari Aletta.

Keesokan harinya, karena keraguannya Luise memutuskan untuk mengikuti Aletta kembali ke negaranya.

Tapi hanya dalam beberapa hari kemudian, ia harus menelan pil pahit.
Mau tidak mau ia harus mempercayai perkataan Aletta saat itu, karena didepannya saat ini berdirilah seorang gadis yang identik dengan Aletta tapi memiliki kepribadian yang sangat berbeda.

"Siapa kamu dan dimana Aletta?!"

"Aku Aletta yang asli dan aku tidak tahu kemana perginya, yang jelas dia tidak akan pernah kembali lagi"

"Jangan bertindak bodoh dan berpikir jika aku koma dia akan kembali kemari"

"Aku tidak akan melakukan itu" bantah Luise.

"Benarkah, gerak-gerik mu sangat mencurigakan"

"Aku memperingatkan mu untuk tidak macam-macam, dia memiliki tubuh sendiri dan juga kehidupan sendiri jadi tidak mungkin ia akan kembali lagi meskipun aku mati sekalipun"

"Dan satu lagi, jika kau ingin bernostalgia dengannya aku tidak akan meladeni mu"

Luise memang sangat sedih tapi ia masih bisa berpikir jernih.
Ia hanya menyayangkan betapa singkatnya kebersamaan mereka.
Tapi ia cukup bahagia karena telah mengungkapkan perasaannya dan disambut hangat oleh gadis itu.

"Aku sangat berharap bisa bertemu dengannya lagi" gumam Luise.

"Kisah cinta kalian memang sedikit disayangkan"

"Benar, lalu untuk apa kamu menemui ku?!"

"Aku hanya ingin menyampaikan pesannya"

Aletta asli mulai mengatakan pesan-pesan terakhir gadis itu pada Luise.

Dan Luise dengan seksama mendengarkan sambil terus menunduk.

* * *
Beberapa hari kemudian, tersiar kabar bahwa Luise adik dari Raymond sang CEO Moonlight company telah meninggal dunia di kediamannya.
Diduga ia meninggal karena mengalami serangan jantung.

"Gila, apa dia pergi menyusulnya?!"

.
.
.
Terimakasih sudah membaca..☺️☺️

Si Batu Loncatan Dan SistemnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang