Saat menuju perjalanan ke arah kantin sekolah. Fateh di buat bingung dengan keadaan sekolah yang sangat sepi, berbanding terbalik dengan sebelumnya bahwa keadaan sekolah sangat ramai oleh orang-orang yang berlari ke arah kantin.
Seharusnya, keadaan kantin saat ini harus semakin ramai, karena Fateh sempat mendengar sebuah ambulance yang bersuara keras. Bahkan saat akan sampai ke kantin, Fateh benar-benar sama sekali tidak berpapasan dengan seorangpun saat dalam perjalanan dari ruangan Pak Rio kearah kantin. Saat keduanya kini telah sampai di kantin sekolah, Fateh dan Pak Rio hanya bisa diam mematung saat melihat keadaan kantin yang sangat berantakan. Fateh dengan ekspresi kebingungannya dan Pak Rio dengan ekspresi kecemasannya.
"Ini apa-apaan?" Fateh melihat ke arah Pak Rio.
"Kenapa bisa jadi seperti ini?" Pak Rio melihat ke arah Fateh. Jika di tanyakan kenapa? Sebenarnya Fateh juga sama ingin bertanya kenapa? Hanya saja, Fateh kalah cepat dengan Pak Rio
Meja dan kursi sudah tak beraturan dengan posisi awalnya. Bahkan sampai ada yang saling tumpang tindih. Banyak piring dan gelas yang pecah dengan Noda makanan dimana-mana. Namun apakah itu benar-benar noda makanan? Tapi kenapa warnanya begitu merah dan bahkan mengeluarkan aroma bau amis.
"Rakha dimana ya?" Fateh mulai mencari sosok keberadaan sahabatnya yang sudah tidak ada di tempatnya sekarang ia berdiri. Pak Rio mendekati salah satu meja yang mempunyai noda merah yang cukup banyak dan jelas terlihat. Sementara Fateh memilih mencari keberadaan Rakha yang benar-benar entah pergi kemana.
Pak Rio menyentuh noda merah itu dengan ujung telunjuknya, lalu mendekatkan ke hidung dan menghirupnya secara perlahan.
"Fateh." Panggilnya. Fateh mendekat.
"Ini darah." Beritahunya. "Apa yang sebenarnya telah terjadi di sini Fateh?" Fateh menggeleng tidak tahu, karena sebelum ia meninggalkan keadaan kantin, semuanya terlihat normal, namun saat kembali, kenapa keadaannya menjadi kacau begini?
Pak Rio kembali melihat keadaan sekeliling untuk memastikan apakah ada orang atau tidak. Berbeda dengan Fateh yang berjalan mendekati sesuatu yang bergerak di pojok ruangan. Saat memastikan lebih dekat lagi, Fateh membulat tidak percaya, karena ada kaki yang tertimpa beberapa kursi diatasnya.
"Kaki siapa?" Ucap Fateh, namun saat melihat sepatunya, Fateh langsung saja menggelengkan kepalanya, karena sepatu itu adalah sepatu milik Adrian. Teman bermain dirinya dan Rakha saat di sekolah. Adrian tadi tidak ada di kantin, karena sedang pergi ke toilet, namun sekarang Fateh melihat Adrian yang tertimpa kursi.
"Fateh apa yang kamu lakukan?" Pak Rio berjalan mendekati Fateh yang sedang mengangkat beberapa kursi yang menutupi tubuh entah siapa karena Pak Rio belum tahu.
"Ini Adrian Pak, teman saya." Beritahu Fateh tanpa melihat Pak Rio, karena terus fokus memindahkan kursi-kursi itu.
"Adrian." Panggil Fateh. Pak Rio meringis takut saat melihat Adrian. Adrian yang penuh dengan darah mengerjap-ngerjap kan matanya lemah, sambil melihat ka Fateh yang kini berjongkok di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOMBIE ( The Final World )
Teen FictionKetika percobaan harus berakhir dengan kegagalan dan semua yang tidak tahu apa-apa harus menjadi korban dari orang yang tidak bertanggung jawab