Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!Happy reading!!
"Mengapa selalu anak yang di salahkan? Padahal orangtua yang kurang memahami."---Thania Raqila Semesta
🍁🍁🍁🍁🍁
Sepulang sekolah Thania bersama Asa menuju parkiran. Awalnya Asa langsung mengajak Thania pulang. Namun, gadis itu menolaknya, karena di pikir di rumah juga tidak ada siapa-siapa. Thania pun mengajak Asa pergi ke gramedia. Asa pun menuruti Thania dan segera menyalakan mesin motornya.
Setelah sampai di gramedia mereka lalu memilih milih buku mana yang hendak di belinya.
Mereka menghabiskan waktu 3 jam di gramedia.Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 6 Sore. Asa yang sudah mulai bosan berada di dalam sana lantang mengajak Thania untuk pulang. Laki-laki itu lalu menghampiri Thania untuk mengajaknya pulang.
"Thania ayo pulang. Udah sore nanti di marahin." Ucap Asa seraya menarik narik tas milik Thania.
Thania yang mulai lelah, juga berbicara.
"Jangan tarik tarik! Yaudah ayo pulang." Ucap Thania sambil berjalan meninggalkan Asa.Mereka berdua lantas keluar dari gramedia. Entah mengapa Thania belum ingin pulang sekarang.
"Asa makan dulu yuk! Laper." Ucap Thania sambil menggoyangkan tangan Asa.
"Yuk, makan di mana?" Jawab Asa, karena laki-laki itu juga tengah lapar.
"Terserah!" Ucap Thania sambil terus berjalan.
'Kebiasaan emang perempuan apa apa jawabnya terserah. Kita tuh sebagai laki-laki bukan cenayang yang bisa nebak-nebak cewe mau nya apa. Cowo juga bingung takutnya gamau.' Maki Asa dalam hatinya, karena kesal dengan jawaban yg di berikan Thania."Oke kita makan....." Ucap Asa menjeda kalimatnya. Langkah Thania langsung terhenti saat itu.
"Makan apa?" Itu Thania, raut wajahnya serius memperhatikan Asa.
"Kita makan nasi goreng! Gaada penolakan! Ayo." Ucap Asa dengan menarik tangan Thania.
Thania langsung tercengang mendengar perkataan Asa barusan.
"Gamau ah! Jangan nasi goreng!" Jawab Thania ketus."Hah? Gadenger kamu? Tadi aku bilang apa! Kamu di tanyain mau makan apa jawabnya terserah! Sekarang udah di tentuin gamau. Kamu mau apa!?" Ucap Asa karena sudah kesal dengan Thania.
Thania terlonjak kaget mendengar itu. Perlahan air matanya turun. Alay? biarlah karena baru kali ini Asa terlihat marah dengannya. Gadis itu menangis di sana. Asa yang mulai menyadari isakan Thania lantas memeluk gadis itu.
"Than. Thania m-maaf ya aku ga bermaksud marah. Maaf." Ucap Asa sambil mengeratkan pelukannya.
"A-aku mau pulang!" Ucap Thania yang masih sedikit terisak.
"Gajadi makan?" Tanya Asa dengan raut wajah yang khawatir terhadap gadis itu.
"Gamood." Jawab Thania.
*****
Setelah beberapa menit perjalan, mereka pun tiba di rumah Thania....
"Aku pulang dulu ya? Maaf juga yang tadi." Pamit Asa dengan Thania.
"Ya." Ucap Thania.
Thania tiba pukul 7 lebih 23 menit...
Gadis itu langsung membuka gerbang rumahnya. Ternyata kedua orang tua nya sudah berada di rumah saat itu. Kedua orang tua nya juga melihat Asa tadi.
Perlahan Thania membuka pintu utama rumahnya. Gadis itu takut. Dan benar saja kedua orang tua nya sudah berada di ruang tamu menunggu kedatangannya.
"Thania. Dari mana saja kamu? Jam segini baru sampai rumah." Ucap Harman dengan sorot mata yang tajam.
"T-tadi habis beli buku P-pa." Jawab Thania pelan."Kenapa kamu ngga izin!? Kemarin kamu sudah bilang kalo kaluar mau izin kan? mana buktinya THANIA?!" Sekarang Wanda ikut berbicara.
"M-Maaf ma, Thania lupa." Ucap Thania sambil menundukkan kepala.
"MAAF MAAF TERUS KAMU! TAPI TETAP SAJA DI ULANGIN!" Kesal Harman sambil menggebrak meja, untuk meluapkan kekesalannya.
Thania tak tahu lagi harus menjawab apa. Ia hanya ingin di mengerti. bukan di marahi. Thania terus menunduk.
"Thania ayolah terbuka kamu! Sama mama dan papa, Kami ini orang tua kamu!" Wanda pun sama kesalnya.
Thania masih terdiam disana.
"Thania jangan diam terus! JAWAB!"
Thania menggelengkan kepala nya.
"KENAPA KAMU BISU?! IYA KAMU BISU?!" Ucap Harman yang sudah tak tahan dengan tingkah laku Thania.
Lagi dan lagi Thania hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia bingung harus menjawab apa.
"KAMU UDAH GAMAU NURUT SAMA ORANG TUA! IYA! JAWAB THANIA!!!" Harman semakin menggila memarahi putri satu-satunya itu.
"UDAH MAS! Percuma kamu ngomong sama dia!" Ucap wanda lalu menarik tangan Harman menuju kamarnya.
Suasanya rumahnya sedang sangat tidak enak. Tidak ada percakapan lagi di rumahnya. Semua sibuk pada kegiatan masing-masing.
Thania sudah mengira hal ini akan terjadi. Tapi orang tua nya tak memberi jeda untuknya berbicara. Mereka selalu saja memojokkan gadis itu. Mereka menyuruh Thania untuk terbuka kepada orang tua nya. Tapi... apa? Orang tua nya selalu acuh padanya. Yang orang tuanya tau adalah kebutuhannya tercukupi, uang masih ada. Hanya itu, selebihnya apa orang tuanya tau tentang itu? Tidak!
Thania lelah selalu saja di salahkan. Selalu ia yang harus mengerti keadaan orang tua nya. Sementara orang tua nya tidak mengetahui sedikitpun tentangnya. Yang mereka pikirkan hanyalah uang, uang, dan uang.
"Kenapa harus aku yang kaya gini? Aku juga cape. Mereka pikir aku hidup enak tapi nyatanya aku nggak merasa kayak gitu. Mereka ga pernah tanya keadaan ku. Aku kesepian. Selalu jadi pelampiasan kekesalan mereka. Kapan aku bisa kayak orang lain yang selalu bahagia hidupnya. walaupun hidupnya sederhana, tapi setidaknya mereka bahagia. Sedangkan aku..." Gumam Thania di depan jendela kamrnya. Apa Aku bisa bertahan kaya gini?
Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.jangan lupa vote dan komen ya!!
⚪🔵

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru
Teen Fiction"kamu akan menjadi tokoh favorit ku di masa putih biru" -Thania Raqila Semesta. Thania Raqila semesta, seorang gadis cantik yang diam-diam menyimpan perasaan kepada sahabat masa kecilnya. Rafkha Bumi Saputra, sahabat Thania semenjak dia masih beru...