[ - 9 ]

79 9 3
                                    

Jangan lupa buat nimbrung di part ini ya. Makasih ^_^

Sepertinya pendapat mereka kali ini sangat bertentangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya pendapat mereka kali ini sangat bertentangan. Berline tetap menyambut kedatangan Lars dengan baik, bahkan rela mematikan kamera saat kuliah zoom meeting.

"Enjoy banget kan hari ini wahai pangeran?" Posisi kepala Berline agak miring, sudah bisa mendefiniskan jiwa psiko yang merasuki hatinya.

"Engga..."

Sedangkan Lars, kontraksi otot jantungnya masih belum stabil akibat habis berlari sepanjang jalan. Lars terlalu banyak mengeluarkan hormon endorfin.

"Ckck.. kasian, tubuh lo seharusnya membutuhkan ion lebih banyak lagi," tanggap Berline.

"Jangan keluar topik dulu! Gue lagi serius."

"Sorry, i don't like you too."

"Bukan soal perasaan anjay. Tapi.... dari mana lo tau... astaga!" Lars merasa kelu. Tidak ada yang bisa ditentang dari fakta barusan.

"Oke, okee, biar gue perjelas. Alasan kedatangan lo kesini tuh mau labrak gue bagaikan kang jagoan di subuh hari."

Saliva masih terhambat di kerongkongan. Rasanya sangat sulit bagi Lars untuk membujuk ketua pers yang amat otoriter. Semua pendapat harus berpihak pada Berline.

"Marvelous, padahal belum tentu orang yang mau lo selametin itu ikutan bangun subuh..." sindir Berline.

"Gue tau lo benci sama Elsya, Line. Tapi menurut gue, serangan lo udah keterlaluan, bawa-bawa nama personal apalagi berkaitan sama kampus."

"Lo bisa tebak kan artinya apa?"

"Ga bisa! Teka-teki lo kejauhan."

Ternyata aib Elsya memberikan dampak yang pesat dibandingkan berita kemenangan Tono.

Serius Elsya juga suka mandiin mayat? Wah prestasi lain yang bisa dibanggain nih.

Kebetulan pekerjaan Elsya senasib sama gue.

Sudah jelas mereka lebih tertarik dengan tema sensasi. Pak Darta yang menemukan berita Elsya tetap merasa miris, terlepas dari respon pembaca.

BERLINE!

Pak Darta menyusul datang ke ruangan. Terpaksa jam kuliah harus terpotong, namun dosen tersebut belum mengabari kelas mahasiswa yang diampunya.

"Jelasin maksud kamu ini! Bapak gak tahan lagi."

"Cepet banget kesabaran Bapak habis, seolah Berline udah ngelakuin kesalahan fatal."

"Memang fatal bagi Bapak! Karena tindakanmu harus dipertegas, mau sekecil apapun itu. Kamu tau kan sekarang kita masih dalam proses akreditasi?!"

"Bukannya bagus ya Pak buat nutupin kasus keracunan waktu kemarin lusa?"

"Eh! Kan bisa pake berita gue buat mengalihkan kasus, lebih berkualitas."

Theory 247 || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang