Sampai sini masih bertahan?Oke, langsung aja ya
Cekidotttt
Thalita akhirnya pulang ke rumah Erwin. Pemandangan pertama yang Thalita lihat ketika memasuki pintu adalah Tari langsung memeluk Erwin yang baru saja datang setelah menjemput Thalita.
Meski sikap Erwin berubah jauh lebih dingin pada Thalita, tapi dia malah semakin hangat dengan mamanya.
"Makasih, Nak," bisik Tari di telinga Erwin ketika mereka berpelukan. "Makasih sudah mau memenuhi permintaan Mama."
Erwin mengangguk sembari tersenyum. Dalam matanya, terdapat beban yang terpaksa dia pendam. Bahkan ketika Tari melepas pelukannya, Erwin tersenyum dan pura-pura bahagia.
Tari beralih ke Thalita, langsung memeluknya erat.
"Akhirnya kamu pulang, Nak," kata Tari. "Mama kangen sama kamu."
Jujur saja, Erwin cemburu melihat kedekatan Tari dengan Thalita. Tapi mau bagaimana lagi? Inilah takdirnya.
Erwin melenggang pergi duluan menuju kamar. Dia duduk di tepi kasur, tapi pikirannya ke mana-mana.
Erwin mengingat kejadian semalam, ketika dia menyampaikan uneg-unegnya pada Tari.
Saat Erwin memohon dengan berlutut di hadapan Tari, wanita itu menangis.
"Bangun, Erwin," suruh Tari dengan suara serak.
Erwin tak langsung menuruti, dia tetap di posisinya. Hingga Tari yang menarik lengan kekar putranya untuk berdiri.
"Dengerin Mama," kata Tari sembari menangkup kedua pipi Erwin. "Mama gak pernah sekali pun untuk gak sayang sama kamu. Malah pernikahan ini Mama dan papa atur untuk kebaikan kamu, Nak. Suatu hari kamu akan ngerti."
Erwin tak membalas, dia masih bergeming memandang Tari.
Tari melanjutkan dengan tatapan penuh cinta untuk putranya, "Mama dan papa kenal bagaimana kamu. Selama bertahun-tahun kamu berubah jadi orang lain hanya untuk menyenangkan kakak kamu. Mama sedih, Nak. Menjadi orang yang dingin dan pendiam, itu bukan kamu. Erwin yang Mama kenal adalah anak yang ceria, aktif, selalu tersenyum dan pandai menebar kebahagiaan ke semua orang."
Tari mengelus lembut wajah Erwin yang lebih tinggi darinya. Tari tersenyum penuh arti, lalu menambahkan, "Mama rindu Erwin yang dulu, Mama pengen Erwin kembali jadi dirinya sendiri. Mungkin orang yang mampu mengembalikan semua itu cuma Thalita."
"Kita baru kenal Thalita tiga bulan lalu, Ma," balas Erwin.
"Bukan kita, tapi kamu," kata Tari. Erwin mengernyit bingung. Tari melanjutkan, "Mama sudah kenal Thalita jauh sebelum kamu kenal dia. Mama tahu banyak hal yang tidak kamu tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA ERWIN
Teen Fiction[UPDATE SESUAI TARGET!] . "Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin. ***** Hidup seorang ketua genk motor yang diidolakan banyak gadis, tak semulus kelihatannya. Sifat dingin dan cuek Erwin bukan tanpa alasan, ada ban...