01. Pasar

375 40 9
                                    

Daily Life Chakra Family
.
.
.

Happy Reading ❤️❤️❤️
.
.
.

*****

Bulan Ramadhan sudah di depan mata, beberapa jam lagi akan diadakannya Sidang Isbath untuk menentukan tanggal satu ramadhan. 

Semua orang khususnya yang beragama muslim sangat menantikan bulan yang penuh berkah itu. Tidak terkecuali dengan Sultan, Yuli, dan Yuan (mungkin). Ketiga keturunan dari keluarga Hermawan itu sudah ribut di ruang keluarga sejak pagi-pagi sekali, apalagi kalau bukan memperdebatkan apakah harus makan banyak dulu sebelum menghadapi hari pertama ramadhan, atau tidak usah.

"Aa' tuh udah berpengalaman dari kalian berdua," celetuk Sultan pada kedua adiknya, Yuli dan Yuan. "Sebelum besok puasa, kita tuh harus isi dulu perut yang banyak dari sekarang, biar besok bisa kuat sampe adzan Maghrib," tambahnya dengan raut yang serius.

"Bohong nih Aa' mah. Kata guru agama Teteh gak usah makan banyak dulu di siang hari, nanti aja makan banyaknya waktu sahur." Yuli menyanggah ucapan sang kakak, Sultan.

"Ih kamu mah gak percayaan banget sama Aa' tuh."

"Emang Teteh gak percaya sama Aa', soalnya Aa' suka jail."

"Heh!" Sultan berdiri dengan berkacak pinggang, tidak terima disebut suka jahil oleh adiknya. Emang bener, 'kan, eh! 🤭

Sedangkan Yuan hanya menyaksikan perdebatan yang dilakukan oleh kedua kakaknya seraya meminum minuman favoritnya, susu coklat.

"Kalau gak percaya kita tanya langsung ke Mama. Pasti Mama juga setuju sama omongan Aa'," tukas Sultan dengan penuh keyakinan.

"Oke, kita tanya ke Mama. Mama 'kan orang bener." Yuli pun menyetujui ucapan sang kakak.

Tidak lama Diana muncul di ruang keluarga seraya membantu Chakra memasang gendongan di area pinggang. "Mas, diem dulu ih! Ini pengaitnya gak nyangkut-nyangkut nih!" omelnya karena sang suami tidak bisa diam.

Chakra pun menuruti ucapan Diana untuk berhenti, tetapi aksinya itu mendapatkan omelan lagi dari sang istri.

"Kalau mau berhenti bilang-bilang dong!" Diana memukul punggung kokoh suaminya.

Chakra menghela napas panjang, "Salah lagi," gumamnya.

"Emang kamu salah," sahut Diana karena masih bisa mendengar gumaman Chakra, lalu mencubit pinggang suaminya gemas.

"Aduh! Aduh! Aduh! Sakit, Dek," rengek Chakra seraya mengerucutkan bibirnya.

"Hilih, lebay." Diana menepuk pipi Chakra, hingga membuat kepala pria itu berpaling.

Lalu terdengar suara cekikikan dari arah sofa, dan jangan lupakan suara tepuk tangan dari bocah laki-laki berusia empat tahun.

"Kalian udah siap, 'kan?" tanya Diana pada ketiga anaknya, tanpa menatap wajah anak-anaknya karena masih berperang dengan pengait gendongan.

Sultan, Yuli mengangguk. "Siap!"

Chakra merentangkan kedua tangan, lalu berucap dengan nada yang digemas-gemaskan. "Dek Yuan, bantuin Ayah." Namun, aksinya itu mendapat gelengan dari si putra bungsu.

Daily Life Chakra Family [Chansoo GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang