HAPPY READING
Beberapa hari ini menjadi sangat hampa tanpa ada nya Elang, tidak ada semangat untuk orang-orang terkasih. Anka yang sering uring-uringan karena belum juga mendapatkan info, ketika dapat informasi malah dia tertipu. BLACK STAR juga kegiatannya terhenti, mereka hanya fokus mencari keberadaan Elang. Ini sudah terbukti, kalo posisi Elang itu sangat penting dan sangat berarti untuk orang sekitarnya.Untuk sekarang mereka kumpul lebih pagi, karena untungnya hari libur. Mereka kumpul di bascamp, Anka membagikan selembaran ke anggotanya, karena tidak ada jalan lain selain itu.
"Kalian tempel di tempat-tempat ramai, dan bagikan juga,"titah Anka, lali mereka mulai melanjutkan pencarian.
Di sana tinggal ada Anka, Kenzy dan juga David. Anka menoleh mencari satu anggota nya lagi, yang tak kelihatan batang hidungnya,"Si Karel mana?"
"Kata dia, hari ini nyusul,"jawab David.
***
Kondisi Elang pagi ini sedikit lebih bertenaga, karena tadi malam dia di beri makan, walaupun sedikit setidaknya dia tidak mati cepat. Dia menatap ke arah pintu, berharap yang membuka adalah penyelamatnya.
"Gue kangen rumah, gue kangen Lo Bang, dan Pa.." namun ucapan terhenti, ketika otaknya teringat kejadian kemarin
"Sampai detik ini Papah gak tolongin gue, berarti lebih penting bisnis dari pada gue anaknya,"gumam Elang, yang meratapi nasibnya sendiri.
Pintu akhirnya terbuka, Elang dengan cepat menoleh untuk memastikan itu siapa. Dia menatap orang itu, orang yang sudah berhasil membuat dia percaya pepatah "Hidup bukan tentang siapa yang nyata di depanmu, ini tentang nyata di belakangmu."
Ya dia Karel, yang dia percaya sebagai sahabat, ternyata dia adalah musuh di belakang.Karel mendekat dengan sebuah piring di tangannya, dia meletakkan makanan itu di atas meja. Elang masih memperhatikan pergerakan Karel, sampai di mana mereka saling tatap.
"Gue tahu Lo udah benci banget sama gue, gak masalah itu wajar,"ucapnya, yang mulai membuka pembicaraan.
Elang masih menatap tajam ke arah Karel, banyak hal yang ingin dia bicarakan tapi bibirnya terasa berat untuk berucap.
Karel menghela napas lalu dia mulai melepaskan ikatan tangan Elang,"Kalo Lo gak mau mati di tangan mereka, jangan coba kabur,"ucap Karel, lalu menyerahkan piring berisi makanan.
Saat ini Elang tidak berontak sama sekali, dia memakan sedikit dari nasi itu, lalu menaruhnya. Dia kembali menatap Karel yang kini duduk di seberangnya.
"Sebenarnya tujuan Lo apa?" Pertanyaan itu, tiba-tiba keluar dari mulut Elang.
Karel langsung menatap Elang balik, lalu terkekeh, "Nanti juga Lo tahu, "jawabnya, lalu dia kembali melangkah ke arah Elang, selanjutnya dia melepaskan gelang yang menandakan dia anggota dari BLACK STAR.
Karel menarik tangan Elang, lalu menyerahkan gelang itu,"Gue balikin,"ucapnya.
Elang menatap gelang itu, dia masih tak menyangka orang yang sangat dia percaya sekarang pergi begitu saja karena sebuah pengkhianatan.
Karel kembali mengikat tangan Elang,"Gue ingetin sekali lagi, jangan kabur kalo Lo mau aman," peringatnya, lalu pergi dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE WAY | TERBIT
FanfictionElang savero laksamana hidup nya berubah drastis ketika dia di tunjuk oleh Kakaknya sendiri untuk mengantikan ketua dari geng terbesar yaitu BLACK STAR. Ada satu alasan yang membuatnya menerima tawaran itu, alasan itu juga yang membawanya ke dalam...