66🐹

1.8K 53 4
                                    

Jangan lupa spam vote and komen 🐹

"Ahh, udah." Rara merengek karena sedari tadi Jisung tidak melepaskan diri dari leher dan dadanya. Kulit putih itu kembali menghasilkan kissmark yang sangat kontras dan terlihat.

Ia bernapas lega saat Jisung memilih untuk memeluknya. Suasana diluar hujan dan sangat dingin. Rara memilih untuk bersembunyi di balik lengan berotot dan hangat milik suaminya.

"Jadi, kita bulan madu dimana Nuna?" tanya Jisung.

"Terserah kamu aja sih, lagian dimanapun juga kan intinya mau cari suasana baru aja kan?" Rara mengendus dada bidang Jisung yang mengeluarkan aroma maskulin.

"Eumm bener sih, mau dimanapun kalau sama Nuna. Rasanya sangat indah dan menyenangkan." Jisung menghirup aroma rambut Rara yang selalu menenangkan jiwanya.

"Gombal banget sumpah suami aku." Rara memeluk erat tubuh telanjang Jisung. Rasanya sangat nyaman dan hangat. Ternyata memang benar bahwa ini adalah space ternyamannya dan takkan pernah tergantikan.

Kraaaukkk....

"Kamu laper? Kenapa gak bilang!" seru Rara. Kepalanya mendongak menatap Jisung yang sedang menyembunyikan malunya.

"Ahh Nuna, sebenarnya Jisung mau bilang. Tapi keburu bunyi duluan perutnya." Jisung beralibi agar setidaknya tidak terlalu malu.

"Mau di masakin apa?" Rara mulai bangkit dari tidurnya. Wanita itu terduduk dengan keadaan telanjang. Payudara sintalnya menggantung indah dengan kissmark yang sangat banyak. Kedua puting pinknya mencuat tapi tidak tegang seperti saat dirangsang. Belum pinggang ramping dan perut rata yang juga penuh kissmark karena ulah suami mudanya yang sering nge gass itu. Ini semua karena hormon pagi Jisung yang terlalu berlebihan. Selesai bercinta, mereka mandi kemudian pria itu membuat Rara telanjang lagi walau tak sampai kelepasan bermain. Itupun karena Rara merengek miliknya sedikit perih karena Jisung masuk berkali-kali.

Mata Jisung berbinar melihat pemandangan di atasnya. Benar-benar indah sampai ia tidak mau berkedip.

"Kamu kenapa Ji?" tanya Rara sembari memakai piyamanya yang dibuang Jisung ke bawah lantai.

"Jisung suka lihat Nuna telanjang." Pemuda itu berucap frontal.

Muka Rara terasa panas hanya karena pernyataan barusan. Ia berusaha mewaraskan pikirannya yang sudah tidak waras karena suami mudanya itu. Park Jisung ternyata sangat-sangat mesum.

"Nanti lagi ya telanjangnya. Sekarang makan dulu, kamu mau dimasakin apa sayang?" Rara meraih kaos oblong Jisung yang terbuang ke lantai juga kemudian mulai memakaikannya ke tubuh pria itu.

"Apa aja, Nuna. Tapi jangan sampe bikin Nuna capek ya! Maaf, Jisung pasti bikin Nuna capek dan sakit."

Perkataan Jisung ada benarnya juga. Sebenarnya dari tadi Rara menahan ngilu dan perih di selangkangannya. Namun ia berusaha tetap berjalan patah-patah dan sangat pelan sesekali meringis kecil.

"Gak usah merasa bersalah. Kan udah tugasnya nuna layanin kamu. Inget, kamu itu suami nuna. Jadi kamu berhak atas tubuh nuna. Lagian kamu juga selama ini ngerawat nuna dengan baik. Jadi cuma ini yang bisa nuna kasih ke kamu. Maaf, nuna banyak kurangnya sebagai istri kamu." Mata Rara berkaca-kaca menatap Jisung.

My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang