Author's POV
Setelah kepulangan Zayn dari bradford, dia rencananya akan berlibur bersama Perrie di L.A. selama beberapa hari sebelum Perrie menjalankan tour europe bersama satu band-nya.
"Kapan kita akan berangkat?" Tanya Perrie sambil menaruh sebuah gelas di atas meja, depan Zayn.
"Besok. Kau siap, kan?" Zayn kini bertanya balik.
"Tentu" Perrie mengangguk, lalu duduk di sebelah Zayn.
Zayn mengelus sayang puncak kepala Perrie sambil tersenyum, "I love you"
"I love you too"
***
Keesokan Harinya...
Zayn's POV
Hari ini kami-aku dan Perrie- akan ke L.A. dan kami sudah tiba di Heathrow sejak setengah jam yang lalu. Dengan bermodalkan penyamaran, aku berharap tidak ada yang mengetahui kalau ini kami.
-dipesawat-
"Kapan kau bisa meluncurkan single-mu?" Bisik Perrie sambil mengelus tanganku.
"Sekitar 2 tahun lagi. Semua sudah diatur oleh NB" jawabku yang kini menggenggam tangannya.
"Itu lama sekali...kenapa tidak secepatnya?" Perrie mendengus, lalu melepaskan tangannya yang aku genggam.
Aku juga berpikir seperti itu. 2 tahun lagi, itu sangat lama.
"Itu sudah perjanjian, sayang. Sekarang kau tidur saja. Nanti aku bangunkan kalau kita sudah sampai" aku mengecup singkat puncak kepalanya dan tersenyum saat dia menyandarkan kepalanya di pundakku. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya menatap keluar jendela.
***
Kami tiba di L.A. lebih tepatnya di hotel yang sudah kami pesan sebelumnya. Kami tidak tinggal sekamar dan kamar Perrie terletak di sebelah kamarku.
"Beristirahatlah. Panggil aku jika kau butuh sesuatu" ucapku, lalu dibalas anggukan oleh Perrie. Saat tiba tadi, dia sama sekali tidak mengeluarkan banyak suara. Hanya mengucapkan kata 'iya', 'tidak' ataupun menggeleng dan mengangguk. Sungguh tidak biasanya.
Perrie's POV
Merebahkan tubuh di kasur, aku sebenarnya ingin sekali jalan-jalan hari ini. Sesuai rencanaku dengan Zayn sehari sebelum kami berangkat kesini bahwa saat tiba di L.A. kita akan langsung jalan-jalan. Tapi, entah mengapa mood-ku sungguh tidak enak dan kurasa Zayn mengerti dengan tidak terlalu banyak bertanya apalagi membahas soal rencana kami sebelum kesini, yaitu jalan-jalan.
Aku mengaktifkan iPhone-ku karena dari tadi memang aku matikan. Sangat banyak notif yang masuk. 27 panggilan dan 16 pesan, serta beberapa notifikasi twitter.
Setelah membaca beberapa pesan masuk dan membalasnya, iseng-iseng aku membuka akun twitterku yang sudah seminggu lebih tidak aku buka.
Sungguh terkejutnya aku dengan haters yang semakin lama semakin banyak mengirimi aku tweet. Salah satunya "you bitch! Mengapa kau mengambil Zayn dari kami?!"
Karena sudah terlalu malas dan ini membuatku semakin pusing saja, aku memutuskan untuk me-nonaktifkan kembali iPhone-ku dan menarik selimut untuk segera tidur. Aku tahu jam disini masih menunjukkan pukul 4 sore. Tapi, aku sudah telalu lelah ditambah lagi dengan orang-orang yang terus berkutat di media sosial membuat mood-ku semakin hancur.
I'm not a bitch! Gumamku dalam hati dan semua menjadi gelap.
==>>
Gak tahu deh ini bagus apa gak. Yg jelas menurut aku ini absurd banget. Maaf yah kalau di chapter ini kurang enak—entah apalah.
Mood-ku ancur banget_-
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Guys! (Zayn Malik FanFic)
ФанфикKeputusan yang besar ada di tanganku. Dan kurasa inilah jalanku... I'm Sorry Guys! I'm Sorry Boys-One Direction! I'm Sorry Directioners!