Setelah Disa berbicara kepada dokter Lea dipindahkan ke ruang rawat karena kondisi Lea tidak perlu dikhawatirkan hanya menunggu Lea sadarkan diri. Dan disinilah mereka di ruang rawat menjaga Lea sampai siuman. Disa sedang keluar mengurus biaya administrasi.
"Lo mending pulang, disini urusan lo udah selesai," ucap Arka kepada Alfin.
"Kenapa?" jawab Alfin.
"Dia udah ada yang jaga, lo bukan siapa-siapa Lea. Lo cabut dari sini," usir Arka dengan nada ketus.
"Gua ngga mau," kata Alfin.
"Cabut dari sini sekarang!" ujar Arka.
"Gue ngga mau, G-A M-A-U," ucap Alfin penuh penekanan.
"Lo cabut dari sini sekar-"
"Berisik, kalau kalian mau adu mulut mending pergi dari sini," potong Ayra.
"Dia duluan," gumam Alfin.
"Kok jadi gue sih, lu yang mulai dulu-- aduhhh" ucapan Arka terpotong dan mendapat lemparan tutup gelas yang dilempar oleh Ayra.
"Apa? Pergi sekarang!!!" perintah Ayra menatap tajam mereka berdua secara bergantian.
"Kita bakal diam," jawab Arka dan finally mereka diam semua.
Beberapa menit kemudian Lea mulai membuka mata melihat seisi ruangan yang serba putih? apa ini harusnya dia sedang ada di kantin. Ah ya dia teringat saat dia terjatuh dan terakhir suara teriakan Ayra memanggil namanya, separah itu kah sampai dia masuk rumah sakit pikir Lea.
"Mas Arka," panggil Lea dengan suara lirih, dia sungguh haus maka dari itu suaranya pelan.
"Dek, lo udah sadar? Alhamdulillah, lo mau apa bilang aja nanti gue turutin semua," jawab Arka yang sangat antusias adiknya sudah sadar.
"Mau minum," ucap Lea.
Dengan cepat dan semangat Arka mengambil minum untuk Lea, dia terus saja mengucap syukur dalam hatinya karena adiknya bisa cepat sadar. Dia tidak akan membiarkan seseorang yang sudah membuat adiknya seperti ini. Dia lupa menanyakan ulah siapa ini semua.
"Makasih,,kok kak Alfin ada disini?" tanya Lea.
"Gua sama Ayra yang nganterin lo ke rumah sakit," jawab Alfin.
"Makasih Ra, kak," ucap Lea.
"Sama-sama, gue khawatir lo ngga bisa sadar," rengek Ayra kemudian memeluk Lea. Beginilah bahkan sampai menangis melihat Lea sadar karena sangat terharu.
"Gue cuma pingsan, ya kali ngga sadar lagi hihi," sahut Lea.
"Siapa yang buat Lea masuk rumah sakit?" tanya Arka.
"Feby temen sekelas lo mas, dia tergila-gila sama lo dan ngira kalau Lea pacar lo" jawab Ayra.
"Sial," gumam Arka.
Pintu terbuka seorang wanita paruh baya masuk ke ruang rawat Lea dengan tatapan yang teduh, Disa mendekat ke Lea dengan senyuman. Dia tidak mengira jika kejadian ini dialami oleh anak perempuanya.
"Eh anak ibu udah sadar, bentar lagi perawat nganter makanan. Kamu harus makan dulu ya udah sore ini," ucap Disa lalu melihat teman Lea, "Ayra sama Alfin pulang dulu aja ya udah sore juga nanti orang tua kalian nyariin," lanjutnya.
"Iya tan," jawab Ayra dan Alfin.
"Ra, kak, sekali lagi makasih," kata Lea dan dibalas anggukan oleh mereka berdua.
"Arka kamu anterin Ayra dulu ya sekalian kamu pulang dulu buat bersihin diri," ucap Disa.
Arka menganggukkan kepala dan berdiri untuk mencium tangan ibunya begitu juga dengan Ayra dan Alfin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SENSE
Fiksi UmumGadis sejuta impian dengan usahanya yang hanya tidur dan bermalas-malasan. Dia ingin merasakan cinta tetapi setiap ada cowo yang mendekati dirinya selalu dijauhkan oleh kakaknya. Dia dipertemukan dengan lelaki yang hanya penasaran dengannya, tetapi...