Sejak dimana orang yang berada di desa Senja di bantai sampai tidak ada yang tersisa satu orangpun. Sampai kaisar Regan yang mendengar kabar itupun, mengarahkan prajuritnya untuk mencari pelaku dari semua itu.
Banyak rakyat yang mengira kalau itu adalah ulah dari pemilik elemen kegelapan, karena kondisi para warga yang mengenaskan itu, membuat mereka berspekulasi kalau pemilik elemen kegelapanlah yang melakukan itu. Karena yang mereka tahu, kalau orang yang memiliki elemen kegelapan, akan membunuh korbannya dengan kejam, seperti yang terjadi di desa Senja.
Selama dua hari melakukan pencarian, akhirnya pelakunya tertangkap, dan pelakunya tidak lain adalah Xavier. Walau saat menangkap Xavier, para prajurit banyak yang gugur, karena Xavier juga melawan mereka. Tapi pada akhirnya Xavier kalah, saat berhadapan dengan jendral Wenqi, karena jendral Wenqi menyegel kekuatan Xavier, sehingga Xavier tidak bisa mengeluarkan elemennya.
Dan sekarang Xavier di bawa ke istana, dengan berjalan kaki ke istana yang jaraknya sangat jauh dari tempat dimana dia di tangkap. Bahkan selama berhenti melakukan perjalanan, para prajurit tidak memberi makan atau minum untuk Xavier, dan itu membuat Xavier lemas.
Saat sampai di ibu kota, banyak teriakan yang di tujukan untuk Xavier, tapi Xavier sama sekali tidak peduli, dan tidak merasa sakit hati. Karena menurutnya, lebih menyakitkan saat Vea pergi meninggalkannya.
Cetar
Suara cambukan terdengar saat salah satu prajurit mengambuk Xavier.
"Berjalanlah dengan cepat" bentaknya, walau tahu kalau keadaan Xavier sedang buruk.
"Cambuk dia lagi" teriak salah satu warga, yang di setujui yang lain.
Mendengar saran dari warga tersebut, prajurit itu kembali mencambuki Xavier berulang kali, tapi tidak membuat Xavier berhenti berjalan, karena sekarang dia di rantai dan di tarik oleh seseorang yang menunggangi kudanya.
Cetar
Cetar
Cetar
"Vea" lirih Xavier sambil meneteskan air matanya, karena dia sekarang sangat membutuhkan Vea untuk membuatnya semangat kembali.
'Vea kamu lihat? Mereka sangat jahat kepadaku!! Tapi aku tidak bisa apa-apa, aku memang sangat lemah!! Pantas saja aku tidak bisa menyelamatkan kamu Vea' batin Xavier sambil meratapi nasibnya sendiri yang sangat mengenaskan, padahal dia baru saja merasakan arti kebahagiaan saat bersama Vea, tapi tuhan sepertinya tidak akan memberikan dia bahagia, dan selalu memberinya hidup penuh dengan siksaan seperti ini.
Saat sudah sampai di istana, Xavier di bawa ke suatu ruangan, yang sudah banyak orang di dalamnya.
"Apa kau tau apa kesalahanmu?" tanya kaisar Regan, yang menguasai dunia di sini, karena memang di dunia ini hanya memiliki satu kaisar saja.
"Apa kau bisu?" sentak salah satu dari mereka, saat Xavier sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari kaisar.
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya kembali kaisar Regan, yang tetap tidak di jawab oleh Xavier.
"Karena kau tidak menjawab pertanyaanku, maka saya akan memberimu hukuman yaitu di kurung di ruang bawah tanah sampai kamu meninggalkan dunia ini selamanya" putus kaisar Regan, yang mendapat tatapan tidak terima dari anak kecil yang masih seumuran dengan Xavier.
"Maaf ayah! Tapi bukankah hukuman itu terlalu ringan? Kalau bisa saya akan memberikan hukuman untuknya, apakah boleh?" tanya anak lelaki itu, yang menjabat sebagai putra mahkota.
"Benar yang di katakan putra mahkota! Saya juga merasa kalau hukuman itu terlalu ringan" sahut yang lain, yang diangguki yang lainnya.
"Kalau begitu, saya akan memberikan izin kepada putra mahkota untuk memberi hukuman untuknya!! Dan prajurit, cepat bawa anak itu ke ruang bawah tanah" perintahnya.
2 tahun berlalu, sekarang umur Xavier sudah genap 10 tahun. Bahkan sekarang dia menjadi orang yang haus darah, dan selalu menampilkan wajah datarnya, tanpa ada senyuman yang menghiasi wajahnya.
Satu tahun yang lalu, Xavier bisa keluar dari istana karena dia berhasil mengalahkan semua penjaga di istana, bahkan jendral Wenqi juga tidak bisa menghentikannya, walau sudah berusaha untuk menyegel kekuatan Xavier kembali, tapi akhirnya akan mendapatkan kegagalan.
Dan itu semua terjadi, saat sang putra mahkota yang bernama Zen Alexius, berhasil memancing kemarahan Xavier. Yang membuat Xavier tanpa sadar melepaskan segel yang membuatnya bisa menggunakan elemennya kembali, dan saat itu juga Xavier menghajar Zen habis-habisan walau dia tidak sampai mati.
Dan selama satu tahun di penjara, membuat hidup Xavier semakin menderita dari pada kehidupan sebelumnya. Karena di sana Xavier akan di berikan makanan basi, atau daging mentah, bahkan dia juga pernah di beri daging tikus, dan dia di paksa untuk memakannya sampai habis, bukan hanya itu, Xavier juga di siksa dengan sangat kejam oleh mereka, sampai banyak luka yang menghiasi tubuh Xavier. Dan itu semua ulah Zen, beserta para menteri yang mendukung Zen.
Mengingat masa lalunya yang sangat kelam, membuat Xavier kembali di liputi amarah. Bahkan dia merasakan kebahagiaannya, hanya sebentar saja, dan itu membuatnya yakin kalau dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan apapun itu.
"Dunia ini sangat kejam!! Dimana orang yang kuat menindas orang yang lemah" ujarnya datar sambil menancapkan pedangnya ke tubuh orang yang berada di bawah kakinya.
"Aku pastikan, dunia ini akan hancur karena ulahku! Aku akan membuat semuanya menderita, seperti apa yang aku rasakan, dan itu akan terjadi suatu saat nanti" seringainya yang terlihat sangat mengerikan.
"Apa-apaan ini?!" bingung Xavier saat tiba-tiba di bawah kakinya ada lingkaran hitam mengelilinginya, dan tidak lama tubuh Xavier tiba-tiba menghilang, meninggalkan mayat orang yang di bunuhnya.
"Dimana ini?" ujar Xavier saat sekarang dia berada di luar istana yang sekelilingnya tidak ada warna apapun selain gelap, dan itu membuatnya sedikit waspada.
"Ayah ayah kejar Vea" suara orang yang sangat di kenali Xavier, membuat Xavier mengedarkan pandangannya untuk melihat asal suara itu.
Betapa terkejutnya dia, saat melihat Vea sedang bermain kejar-kejaran dengan seorang pria dewasa. Perlahan Xavier mulai mendekati mereka, dengan mata yang berkaca-kaca, padahal dia tidak menyangka kalau Vea masih hidup, karena saat Xavier mengecek nadinya saat itu, nadinya tidak berdetak sama sekali.
"Putri ayah mulai nakal yahh!! Sekarang udah berani jailin ayah" ucap Stefanus Harper sambil menggelitik pinggang Vea, yang membuat Vea tertawa karena geli.
"Hahaha ayah ampun!! Lepasin Vea hahah" berontak Vea.
"Vea" suara Xavier terdengar di telinga mereka, membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah Xavier.
"Hiks Vea" tangis Xavier sambil menerjang tubuh Vea dengan kuat, membuat tubuh mereka jatuh ke tanah, dengan Xavier yang selalu memeluk tubuh Vea erat, tapi sama sekali tidak ada balasan dari Vea.
"Mereka jahat banget udah siksa Vierr" adu Xavier manja, padahal selama ini Xavier menjadi sosok yang sangat dingin dan kejam.
"Kamu siapa?" tanya Vea yang membuat Xavier menatap Vea tidak percaya.
"Vea kamu masuklah ke dalam!! Ayah baru bicara terlebih dahulu dengannya" suruh Stef yang langsung di turuti Vea.
"Putriku kehilangan ingatannya" ujar Stef, yang berhasil membuat Xavier terkejut.
"Bagaimana bisa?"
"Kau tidak ingat apa yang terjadi dengan Vea dia tahun yang lalu?" tanya Stef yang membuat Xavier mengepalkan tangannya kuat.
"Vea melupakanku?" sedih Xavier.
"Apa kau menerima tawaranku saat itu?" tanya Stef.
"Aku tidak mau! Aku hanya ingin bersama Vea" tolak Xavier saat tahu siapa orang di depannya itu.
"Kalau kau menolaknya! Maka aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengan Vea"
"TIDAK"
"Baiklah aku akan menerima itu" putus Xavier.
'Bagus! Kalau dia mau menjadi muridku, aku bisa menghasutnya, dan membuatnya menjadi orang sangat jahat dan terkejam di dunia ini! Apalagi dia juga bisaku kuganakan untuk melindungi putriku' batin Stef senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vea~
FantasyZacora Atlanta atau biasa di panggil Ora, bertransmigrasi ke dalam tubuh gadis kecil yang masih berusia 5 tahun bernama Arnovea Rosellin H. Di kehidupan keduanya, dia bertemu dengan antagonis pria yang sangat kejam saat dewasa nanti dan mendapatkan...