16

59 7 0
                                    

Sampai di rumah atau dimansion tempat Jihoon tinggal. Daniel - bodyguard nya masih setia menemani Jihoon berada di dalam kamar. Menyelimuti hingga sesekali mengelus surai lembut Jihoon yang sedang tertidur lelap.

Daniel tersenyum melihat ekspresi damai dan tenang milik Jihoon. Bahkan saat tertidur pipi gembil itu masih menampakkan semburat merah jambunya.

Indah. Batin Daniel hingga tanpa sadar dirinya mengelus pipi itu dengan lembut.
Sang empu sedikit tergerak perlahan karna terganggu namun kemudian kembali tenang. Daniel menghela napasnya merasa lega.

Mereka ada di satu ranjang saat ini. Dengan satu tangan Daniel yang menjadi bantal oleh Tuan mungil nya. Disaat Daniel mulai mengantuk dan ingin beranjak dari kasur, Jihoon justru malah semakin memeluknya dengan sangat erat.

'Hangat ehehe' lirih yang lebih pendek dengan mata yang masih tertutup namun sepertinya sedang bermimpi akan suatu hal.

Tuan sangat cantik, Aku ingin menciumnya ~Daniel

Daniel menggunakan tangan yang lain untuk menutupi wajah tampannya yang sedang tersipu. Seketika dia menjadi terjaga dan tidak jadi mengantuk.

Tidak lama kemudian Tuan mungilnya itu mendongak kan kepalanya kesamping masih dengan mata sayap cantiknya yang tertutup.
Daniel terkejut karena wajahnya dengan wajah Tuannya sangat dekat bahkan Daniel dapat melihat dengan begitu jelas bentuk lekukan bibir Tuannya yang terlihat  menggoda karena selalu lembab dan terlihat juicy jika dilihat.

"Tuan Jihoon...Anda benar-benar sangat indah" Daniel memperhatikan setiap sudut kecantikan yang dimiliki Jihoon dan anehnya semakin dilihat-lihat semakin dirinya dibuat terpesona akan wajah bening itu.

Merasa tidak bisa menahan, Daniel mengecup bibir itu singkat takut si empu terbangun. Dan setelahnya memeluk tubuh mungil itu perlahan dan mengecup kening yang tertutup dengan surai lebat milik si manis.

Tidak apa-apa memeluknya kan? Tuan kan sedang merindukan ku ehehe ~Daniel

Batinnya senang hingga tak lama dirinya pun ikut terlelap tidur bersama Tuan manisnya itu yang sudah berhari-hari dirinya tinggal oleh urusan lain yang membuatnya sibuk hingga tak sempat memberi kabar Tuannya.

.
.
.

.
.
.

Keesokan harinya, kedua orangtua Jihoon yang mendengar kabar tentang anaknya yang sempat pingsan, segera menyusul ke rumah besar mereka. Kedatangan mereka disambut secara otomatis oleh Daniel, bahkan Daniel sempat meminta maaf karena tidak bisa menjaga Jihoon beberapa hari yang lalu, namun sontak kedua orangtua Jihoon sama sekali tidak mempersalahkan hal tersebut.

Ibu Jihoon terlihat begitu khawatir, bahkan saat ini dengan erat memeluk anak tunggal nya itu sambil menangkup pipi gembil yang terlihat memaksakan untuk tersenyum agar ibunya kembali tenang.

"Sudah Ibuu aku baik-baik saja"

"Tidak! bayi besar Ibu pasti sangat lelah dan terlalu banyak bekerja keras akhir-akhir ini" Ucap Ibunya yang langsung diberikan gelengan dari Jihoon.

"Jangan terlalu khawatir Ibuu"

"Bagaimana Ibu tidak khawatir, kau sampai pingsan begitu"

"Aku hanya lupa minum obat penambah darah Ibu"

"Tetap saja! Kau bukanlah orang yang sering pingsan Jihoon"

"Sudah-sudah sayang~ Anak kesayangan kita sedang istirahat untuk memulihkan tenaganya jangan kau ajak untuk debat sayangku~"

"Aku hanya tidak ingin dia terlalu bekerja keras suamiku hiks..."

"Ayah~" Jihoon merengek agar Ibunya bisa dihibur dan tidak menangisinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BODYGUARD | NielWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang