Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)

Aku cemburu

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*

*

*

***

Setelah kejadian tadi sore di pesantren. Gus Zhafi terus menenangkan hati dan pikiran istrinya yang sedang gelisah.

Gus Zhafi memeluk Khanza seraya terus mengusap punggung istrinya, sesekali Gus Zhafi juga mengecup puncak kepala sang istri.

"Kamu masih marah sama aku?" Tanya Gus Zhafi memecah keheningan.

Khanza mendongakkan kepalanya sekilas, lantas menggelengkan kepalanya. "Aku gak marah sama kamu Mas."

"Tapi tadi marah."

"Ya kan tadi masih belum tau kebenaranyya."

"Berarti kalau aku sama wanita lain, kamu bakal marah sama aku?" goda Gus Zhafi.

Khanza mendongak seraya memelototkan matanya. "Kalau kamu mau sama wanita lain, lepasin aku dulu Mas."

Gus Zhafi menarik pinggang sang istri seraya mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. "Kenapa malah jawab begitu? Aku kan cuma nanya."

"Pertanyaan kamu gak masuk akal banget Mas."

"Berarti kamu marah?"

Khanza diam. Ia tak langsung menjawab pertanyaan dari suaminya.

"Marah hm?" Tanya Gus Zhafi kembali.

Khanza kembali menatap wajah tampan suaminya itu. "Ya iyalah Mas. aku cemburu," sungut Khanza.

Gus Zhafi mengangkat sudut bibirnya ke atas. "Alhamdulillah."

Khanza mengerutkan keningnya. "Kok alhamduliallah sih Mas. Kamu suka kalau aku cemburu?" Tanya Khanza menuntut.

"Iya. Aku suka."

Khanza kembali membelalakkan kedua matanya dengan selebar-lebarnya. "Berarti kamu suka kalau berduaan sama wanita lain Mas!"

Gus Zhafi menggelengkan kepalanya seraya mengusap samping kepala istrinya. "Ngak. Cuma suka kalau kamu cemburu."

"Kenapa kamu suka kalau aku cemburu? Kamu suka lihat aku marah-marah terus?"

"Aku suka kalau kamu cemburu, karena kalau kamu cemburu aku bisa melihat bahwa kamu benar-benar mencintaiku."

Pipi Khanza langsung memerah mendengar penjelasan dari suaminya ini yang selalu ada cara untuk membuatnya tersenyum bahagia.