Hari Kedua-4

51 9 3
                                    

Coda menyeret tubuhnya sendiri untuk keluar dari danau. Mantelnya kotor penuh jejak lumpur. Dia sudah berusaha bergerak ke tanah kering sampai matahari hampir terbenam. Tubuhnya luar biasa sakit.

Coda membuang napas panjang. Dia berbaring sebentar. Sudah berapa lama dia pingsan. Padahal seingatnya matahari masih ada di atasnya, kini sudah hampir tak terlihat.

Saat dia sudah kehilangan kesadarannya, serigalanya tahu bahwa tuannya sedang terancam, jadi dia melepaskan gigitan pada Felis dan menarik Coda ke daratan. Coda sudah mengganti kartunya. Sekarang dia sedang proses pemulihan.

Pikirannya kembali ke pertarungan tadi. Melawan Ran dan Felis. Mendadak Coda merasa bersalah karena membiarkan Felis tenggelam. Felis pasti baik-baik saja. Area Galaksi tidak pernah membunuh orang. Entah keajaiban apa yang dipakai. Felis pasti masih hidup.

Lagi pula, Coda juga tidak sempat mengambil kartu Ran atau Felis. Coda tidak punya tenaga untuk itu, tapi seharusnya kartu-kartu itu tetap menjadi miliknya. Dia memenangkan pertarungan.

Luka di tubuhnya sudah sembuh total, tapi tidak dengan energinya. Coda benar-benar lelah. Dia memutuskan untuk berdiam diri untuk sebentar.

Hari ini sudah berapa kali dia hampir mati? Coda membuang napas berat. Ternyata Area Galaksi cukup menyeramkan.

Ara, Ran, Felis, dan Faye. Kemungkinan juga Lazu. Mereka adalah pelaku utama dari penyerangan yang terjadi di akademi. Kekaisaran pasti akan sangat heboh kalau tahu pelakunya hampir dari semua kerajaan bagian. Terutama Ara. Kerajaan Mistero pelindung kekaisaran Hoshimeguri.

"Kenapa?" gumam Coda bingung.

Semua orang memang punya motif untuk melakukannya, tapi kalau sampai Ara juga terlibat, pasti ada tujuan kuat dibaliknya.

"Apa mereka bergerak dari perintah kerajaan masing-masing?" Coda menggeleng. "Apa itu mungkin?"

Mata Coda menyipit. "Kalau begitu Fang juga terlibat?"

Coda membuang napas berat saat bayangan Fang dengan senyum konyolnya lewat di pikirannya. "Tidak. Itu yang membuatnya makin tidak masuk akal,"

Tunggu. Mereka hanya pewaris. Masih ada raja dan bangsawan lain. Ada kemungkinan mereka memang terlibat. "Tapi tanpa sepengetahuan pewaris? Apa mungkin?"

Kepala Coda terasa sakit saat dia memaksa berpikir. Meski mereka punya motif yang berbeda-beda pasti ada tujuan yang sama. Sesuai tebakan Coda, Area Galaksi ini adalah tujuan utamannya dengan hasil mendapatkan seluruh serpihan Berlian Bintang.

"Lalu apa?" guman Coda bingung. Pemahaman Coda pada Berlian Bintang masih sangat sedikit. Memangnya bisa, Berlian Bintang dikembalikan seperti semula setelah serpihannya berhasil dikumpulkan?

"Sangat bisa," Coda memijit pelipisnya yang berdenyut. Pada akhirnya tujuan utamanya adalah Berlian Bintang yang dapat mengabulkan permintaan apapun.

Coda mendengus geli. Dia teringat ke satu orang. "Memangnya apa yang Faye inginkan?"

"Faye bilang dia ingin menjadi bagian dari keluarga bangsawan,"

Tubuh Coda langsung bereaksi. Coda berguling ke samping dan bangun dari posisinya. Memasang kuda-kuda bertahan. Matanya awas menatap ke orang yang entah sejak kapan ada di sampingnya berjarak lima langkah. Coda tidak merasakan kehadirannya sama sekali.

Mata Coda menajam. Berhati-hati dengan sosok di depannya. Rambut abu-abu yang terikat rapi. Mantel yang masih bersih. Aura yang dikeluarkan cukup untuk Coda berasumsi bahwa dia adalah lawan yang kuat.

"Jangan serius begitu. Kita pernah bertemu ingat? Aku Curse,"

"Aku tahu," balas Coda tanpa mengurangi kewaspadaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang