bab 3

8 0 0
                                    

Drtttt drtttt

"Halo ma" sapa Dinda sambil membereskan karena dia mau pulang

"Gimana di sana sayang"

"Baik ma. Mama sama papa gimana"

"Mama sama papa baik-baik saja sayang. Apa kamu ada yang kurang di sana"

"Tidak ada ma. Ma Dinda pulang dulu ya" pamit Dinda

" Iya sayang hati-hati"

"Da ma"

Dinda berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Reyhan. Dinda berlari kecil mensejajarkan jalan dengan Reyhan.

"Pagi dok" sapa Dinda dengan senyuman. Namun yang di sapa tidak melihatnya hanya berdehem

"Pulang dok"

.........

"Cuek banget" batin Dinda

"Dokter sudah sarapan" tanya Dinda lagi. Reyhan langsung berhenti jalan. Dinda pun berhenti juga.

"Kenapa jalan di samping saya" ucap Reyhan. Mata Dinda melotot

"Katanya nggak boleh jalan di belakang. Gimana sih dok" ucap Dinda

"Itu kalau sedang kerja" Reyhan meninggalkan Dinda yang masih mematung

"Wahhh nih dokter sudah ketus, cuek pingin aku karungin aja" ucap Dinda sambil menaikkan tangan ke pinggang

-------

Sesampai di apartemen Dinda langsung merebahkan badannya di kasur super empuknya.

"Nyamannya" ucap Dinda memejamkan matanya

Tepat jam 2 siang Dinda bangun dan merenggangkan otot badannya.

"Ternyata sudah jam 2"

Dinda menggulung rambutnya dan keluar dari kamar. Tujuan pertamanya adalah dapur untuk meminum jus jeruk. Hari ini dia tidak ada jadwal masuk rumah sakit, dia berencana mau belanja perlengkapan dapur yang tinggal sedikit.

Selesai mandi Dinda berpakaian santai celana trining dan kaos kebesanannya dan tidak lupa rambut tetap di gulung ke atas.

"Saatnya belanja" Dinda mengambil kunci mobil dan keluar apartemen. Selagi menunggu lift terbuka dia sesekali mengecek sosmet.

Ting ( pintu lift terbuka )

Belum sempat pintu tertutup seorang laki-laki masuk. Dinda terkejut ternyata itu Reyhan.

"Dokter Reyhan"

Reyhan yang merasa namanya di panggil mendongakkan kepalanya.

"Dokter tinggal disini" Reyhan tetap tidak menjawab

"Wah dunia memang sempit atau kita jodoh" ucap Dinda. Pintu terbuka Reyhan langsung keluar

"Dokter tunggu" Dinda berlari mengejar Reyhan

"Apa lagi sih Dinda" Reyhan mulai geram

"Hihihi cuma mau beri salam saja kok dok. Selamat bersantai" Dinda langsung ngibrit

"Dasar anak aneh" ucap Reyhan masuk mobil

Reyhan

Tempat  gym

"Pagi bro" sapa Feri. Reyhan masih fokus dengan treadmill nya

"Eh gimana anak koasmu" tanya Feri mulai treadmill di sebelah Reyhan

"Biasa" ucap Reyhan

"Bukannya di cantik banget ya bro sampai para perawat laki-laki kesemsem sama dia" ucap Feri

"Udah jangan banyak bicara" ucap Reyhan

Dinda

"Astaga ternyata banyak banget belanjaannya. Oke Dinda pasti bisa" Dinda menyemangati dirinya sendiri

Tangan dua Dinda sudah tidak kosong. Dan sekarang yang menjadi masalah memencet tombol lift.

"Oke" sebelum memencet ternyata ada tangan yang sudah memencet duluan. Dinda menoleh kebelakang.

"Dokter Reyhan" ucap Dinda

"Masuk nggak" Reyhan menahan tombol pintu terbuka

"Eh iya iya" Dinda bergegas masuk lift dan di susul Reyhan

"Makasih dok" ucap Dinda

"Hem"

"Habis olahraga ya dok" tanya Dinda

"Hem"

"Pelit banget kalau ngomong" ucap Dinda lirih

Pintu terbuka dan Reyhan langsung keluar

"Orang ndak punya perasaan di bantuin kek" Dinda menatap bawaannya

--------

"Dinda" Angga memanggil. Dinda membalikkan badannya

"Makan siang bareng yuk" ajak Angga. Dinda mengerutkan keningnya

"Makan siang" ucap Dinda

"Hu um" angguk Angga

"Ok deh" Dinda setuju

Dinda dan Angga berjalan beriringan menuju kantin rumah sakit. Dinda memilih menu ringan untuk makan siangnya dan tidak lupa jus buah. Mereka duduk dekat dengan jendela kantin.

"Gimana jadi dokter spesialis anak" tanya Angga

"Sejauh ini menyenangkan" ucap Dinda sambil makan

Dari kejauhan terlihat sosok Reyhan dan temannya. Angga menoleh siapa yang di lihat oleh Dinda.

"Dokter Reyhan baik kah" tanya Angga

"Ah ... em nggak juga sih, lebih tepatnya orangnya dingin dan cuek" ucap Dinda matanya masih menatap Reyhan

"Eh aku duluan ya" Dinda meninggakkan Angga

"Emm" angguk Angga

Dinda menghampiri Reyhan di meja kantin

"Siang dok" Dinda duduk tepat di samping Reyhan

"Kamu Dinda kan" tanya Feri

"Dokter tau saya" tanya Dinda senyum

"Ya tau lah. Kamu kan yang ngekori Reyhan terus" ucap Feri sambil makan

"Lebih tepatnya anak koasnya dokter Reyhan" ucap Dinda

"Kenapa kamu kesini" tanya Reyhan

"Mau liat dokter makan aja" ucap Dinda. Feri tersedak makanannya

"Ya .... Rey penggemarmu bertambah" ucap Feri

"Dokter mau nggak jadi pacarku" ucap Dinda tanpa beban. Feri menjatuhkan sendoknya seketika

"Simpan saja ucapanmu" Reyhan meninggalkan Dinda

"Wahhhh ... kamu hebat" Feri memberikan dua jempol mengejar Reyhan

"Jangan panggil aku Dinda jika tidak bisa dapatkan dokter Reyhan" senyum Dinda

Tbc

Maaf ya jika tulisan ada yang salah atau nggak nyambung
Semoga kalian suka

Cintaku Dokter Reyhan ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang