Minho POV
•
•Aku juga sudah diberitahu oleh kedua orang tuaku untuk dijodohkan. Sedikit shock untuk pertama kali, dan beberapa kali pun aku menolak, mereka tetap memaksa. Yang akhirnya aku harus mengikuti kemauan mereka mau tidak mau.
Dua hari lalu tepat saat aku mendengar kabar itu. Malam nya aku mencoba untuk pergi ke rumah bangchan, orang yang bisa ku percayai untuk menjadi pendengar.
Namun, sayangnya saat sampai dirumahnya, seakan aku lupa tujuan awalku menemuinya, kita malah disibukan dengan pembahasan-pembahasan BEM. Tapi sekarang aku tidak mempermasalahkan itu juga, toh bangchan sudah tau kalau aku dijodohkan, dan sudah memberi banyak masukan juga.
Sejujurnya yang mengisi pikiranku sejak kemarin itu hanyalah--felix.
Entah bagaimana aku harus berbicara dengannya mengenai perkara ini. Aku tidak mau menyakiti perasaannya, tapi disisi lain, sungguh aku lebih memilih mengikuti perkataan bundaku. Karna berbakti dengan orang tua lebih utama.
Sekarang sesuai perintah dari orang tuaku, mereka menyuruhku untuk ikut makan bersama dengan keluarga dari pasanganku. Aku sih mau mau saja, sekalian meneliti bagaimana orang yang akan menjadi pendamping ku itu.
Tepatnya di restoran 'kampung makan' orang tuaku menyuruh untuk datang duluan mencari meja, sedangkan mereka pergi bersama dengan keluarga dari pasanganku.
Disini, di meja nomor 16, aku menunggu setidaknya mereka datang dengan menenggelamkan pikiran dalam media sosial, tidak sih, lebih tepatnya aku hanya membuka-buka Instagram dan pikiranku hanya Felix dan organisasi BEM.
Aku menaikkan alisku saat melihat sosok orang yang sempat ku kenal itu. Itu Jisung? Apa dia sedang mencari meja?
Agak sial hari ku karna harus bertemu lagi dengan manusia sombong itu.
Netra kita bertemu, aku melontarkan tatapan dinginn seakan tak peduli. Sedangkan dia menatapku dengan tatapan ingin membunuh, sembari berjalan menghampiri mejaku. Aku mengernyit, apa dia mau mencari masalah lagi?
°°°
"Ngapain Lo di meja ini?!" Tanya Jisung sedikit membentak.
Minho menaikkan alisnya, sebelum kemudian dia terkekeh remeh. "Ini emang meja gue, Lo hobi banget nyari masalah kayaknya ya?" Jawab Minho, tangannya ia silangkan pada dadanya. Kepalanya ia miringkan dengan senyuman remeh ia lontarkan.
Sekarang Minho tak akan diam saat diajak bermasalah, toh bukan salahnya. Dari awal mereka bertemu kan memang Jisung sudah seperti tidak senang dengannya. Padahal sebelum mereka bertemu, citra dia sangat bagus dimata Minho, karna dari cerita Felix, Jisung sangat baik. Namun berbalik saat Minho bertemu langsung dengan Jisung.
"Apa-apaan, ini meja udah di booking sama keluarga gue!" Ucap Jisung.
Mereka tidak sedikitpun mengubah posisi, masih dalam berperang tatapan. Sayang sekali, jika mereka tidak tau, kalau orang yang mereka tatap itu adalah pasangan mereka.
"Loh, ortu gue juga udh booking meja nomor 16!" Ujar Minho tak terima, ia semakin memperdalam tatapannya pada Jisung--tatapan kebencian.
"Jisung, Minho!"
Terdengar suara panggilan dari belakang mereka, Jisung mengenali suara itu. Ia menoleh mencoba mencari tau apa benar itu suara milik viviane--mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fell With Him [Minsung]
Fanfiction𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘢 𝘣𝘰𝘺 𝘹 𝘣𝘰𝘺 𝘵𝘩𝘦𝘮𝘦, 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘴 18+ 𝘦𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘴, 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳𝘴 𝘢𝘳𝘦 𝘦𝘹𝘱𝘦𝘤𝘵𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘣𝘦 𝘸𝘪𝘴𝘦 𝘪𝘯 𝘤𝘩𝘰𝘰𝘴𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴. . ❘𝗟EE MINHO × 𝗛AN JISUNG ❙ "Gue juga gak tau rik, gue seak...