9| SUDAHI LUKA INI

28 5 1
                                    

Jatuh cinta mungkin menyakitkan.
Namun, lebih sakit ketika melihatmu terluka tapi aku tidak bisa apa-apa.

— THE PERFECT SECRET —

***

SHABIYA mungkin terlalu polos selama ini. Tetapi, dia semakin tidak nyaman dengan perlakuan Ihsan akhir-akhir ini. Setiap pagi, ada sekotak susu yang sengaja ditaruh di loker mejanya. Dia tahu, jika Ihsan lah yang menaruh itu dengan sengaja. Jika sekali dua kali, mungkin Shabiya akan menganggapnya biasa. Namun, setiap hari itu sudah berlebihan. Apakah niat Ihsan yang mengajaknya akrab itu adalah kebohongan? Apakah ada maksud dari perlakuannya selama ini? Tetapi, apa tujuannya?

“Nggak salah lagi, dia suka sama kamu, Shabiya!” ujar Aoi, ketika lagi-lagi pagi itu Shabiya melihat sekotak susu rasa vanilla di mejanya.

Asya pun geram dibuatnya. Dia merebut susu itu dari Shabiya dan membuangnya. “Ini keterlaluan nggak, sih? Udah kayak penguntit aja jatuhnya.”

“Tapi, kamu belum tahu siapa yang ngasih susu itu, Sha?” tanya Salsha. Dia juga jadi mencurigai anak laki-laki di kelas mereka. Tetapi, tidak ada yang mengaku ketika ditanya. Dan lagi, mereka segan pada Asya jika ingin mendekati Shabiya.

Shabiya diam. Dia tidak memberitahukan bahwa Ihsan lah pelaku dibalik semua ini. Airin juga kelihatannya tidak tahu akan hal itu.

“Kira-kira siapa, ya? Apa dari kelas lain?” Ula ikut berargumen. Selama ini dia berangkat lebih awal karena ia diantar papanya yang juga sekalian berangkat ke kantor. Kantor papanya begitu jauh dari rumah. Sehingga harus berangkat pagi buta. Tetapi, dia tidak melihat ada orang yang menaruh susu di meja Shabiya. Justru, susu itu sudah ada disana sebelum dia datang. Bisa dibayangkan, betapa rajinnya orang itu.

“Kayaknya penggemar Shabiya bukan kaleng-kaleng. Effortnya patut diacungi jempol!” puji Ula, membuat Asya melotot padanya.

“Nggak bisa dibiarin, nih. Ini ganggu privasi orang tahu nggak?” Asya cemberut.

“Coba besok gue berangkat lebih pagi deh. Siapa tahu ketemu sama orangnya,” ujar Ula.

Airin mengangguk setuju. Dia juga akan berusaha berangkat pagi untuk mengetahui siapa yang sudah berani mengganggu Shabiya seperti itu.

Shabiya tersenyum kikuk. Mereka sangat baik padanya. Mereka begitu peduli pada Shabiya sejak ia masuk ke sekolah ini.

Shabiya tidak ingin merepotkan lebih jauh lagi. Karena itu, dia akan bertanya langsung pada Ihsan apa tujuannya memberikan susu pada Shabiya setiap hari.

Tidak mungkin, kalau hanya karena dia temannya Airin dan ingin akrab dengan teman adiknya, bukan?

***

Bel pulang sekolah berdering. Anak-anak mulai berhamburan keluar kelas masing-masing. Shabiya menunggu yang lain keluar terlebih dahulu agar tidak berdesakan. Dia pulang dijemput sopir hari ini karena Asya akan latihan seperti biasa. Meski sudah memenangkan pertandingan minggu lalu, semangat Asya justru semakin membara saja. Dia begitu semangat latihan. Tadi pagi pun, dia minta dibuatkan bekal lebih banyak daripada biasanya.

[NUG's 7] The Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang