35 [The Other Obsession]

974 45 0
                                    

35
[The Other Obsession]

***

Keesokan harinya, Elisa terbangun. Ia merasakan belitan tangan kekar di perutnya. Serta hembusan napas seseorang yang membelai halus lehernya. Ia baru saja menyadari jika saat ini Almer sedang dalam posisi memeluk tubuhnya dari arah belakang.

Degup jantung Elisa seketika memburu. Posisi ini begitu intim. Membuat gelenyar aneh hinggap dalam perasaannya.

Elisa berusaha keras keluar dari kungkungan Almer. Secara perlahan, ia menggeser tubuhnya menjauh dari belitan tangan Almer tanpa membangunkan lelaki itu dari tidur lelapnya. Perbuatan yang sia-sia. Sebab hanya dengan sekali gerakan dari tubuh Elisa, lelaki itu seketika terbangun dengan kedua mata yang terbuka lebar.

"Kau sudah bangun, sayang?"

Suara serak khas bangun tidur Almer membuat Elisa tanpa sadar tersenyum. Terdengar lucu baginya. Sebab suara Almer di pagi hari mirip seperti suara singa yang tengah mengaum lebar.

Tak tahu saja bahwa singa dalam diri Almer sejak semalam berusaha keras untuk tidak menyerang Elisa yang tengah terlelap dalam tidurnya.

"Selamat pagi." Ucapnya membalikkan tubuh. Membuat Elisa bisa dengan mudah melihat wajah bangun tidur Almer yang mengejutkan tetap terlihat menawan untuknya.

"Selamat pagi, sayangku."

"Tidur nyenyak?"

Elisa mengangguk seraya menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Almer. Memeluk lelaki itu yang terlihat begitu menggoda pagi ini.

Almer dengan senang hati membalas rengkuhan hangat Elisa. Ia beberapa kali mengecup puncak kepalanya dan membelai halus punggung kecil Elisa.

"Sepertinya efek mabuk semalam masih tersisa di tubuhmu, sayang." Almer terkekeh melihat Elisa yang mendumel akan perkataannya.

"Aku benar-benar payah. Mabuk hanya karena segelas wine. Menyebalkan."

"Berjanjilah untuk jangan pernah menyentuh minuman beralkohol jenis apapun saat aku tak sedang bersamamu, sayang."

"Memangnya kenapa? Apa aku bertindak bodoh atau mempermalukanmu semalam?" Ucapan Elisa dibalas gelengan samar dengan senyum tertahan di wajah teduh Almer.

"Tidak, sayang. Tak ada apapun."

Aku tak rela melihatmu mabuk dengan orang lain. Hanya aku yang boleh melihat tatapan menggoda itu. Terlebih, aku tak mau kau merayu lelaki manapun selain aku.
_____

Elisa sudah siap dengan setelan kantornya. Tiba-tiba ingatan semalam menghantui kepalanya. Mengingat kejadian yang membuatnya pening seketika.

Almer tengah berada di ruang kerja pribadinya saat ini. Asistennya tiba-tiba menelpon. Ada sedikit masalah yang membuat Almer turun tangan.

Tiba-tiba perutnya bergejolak parah. Baru saja menyadari bahwa ia hang over akibat meminum segelas wine. Elisa juga baru nenyadari bahwa pakaian semalam kala bangun tidur tadi tiba-tiba telah berganti dengan sendirinya. Setelan kantor yang terakhir ia kenakan berubah menjadi sebuah baju tidur motif panda yang membalut keseluruhan tubuhnya dengan hangat.

Setelah bertanya kepada bibi Mey, Elisa mengetahui sebuah fakta mencengangkan. Kemarin Almer membawanya pulang dengan keadaannya yang sangat berantakan. Sepanjang perjalanan ke kamar dengan dirinya yang berada dalam gendongan Almer, Elisa terus menerus meracau menggoda lelaki itu agar mau memeluk dan menciumnya. Bibi Mey juga mengatakan bahwa Almer sendiri yang menggantikan pakaian Elisa.

"Aish, bodoh. Apa yang aku lakukan?"

Elisa termenung membayangkan kejadian memalukan yang ia lakukan kemarin malam. Membayangkannya saja sudah membuatnya ingin menghilang detik itu juga.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang