Rea dan Rio

15 8 2
                                    

Cerita ini sequel dari kisah Rea dan Rey, agar ceritanya terhubung lebih baik baca part Rea dan Rey terlebih dahulu.

6 bulan kemudian setelah Rea dan Rey liburan di Sukabumi.

Keluarga Rea diundang keluarga Rey untuk menghadiri pesta ulang tahun ke-50 tahun kantor papanya Rey.

Rea celingukan kanan kiri mencari seseorang. Ya, dia mencari Rey. Pesta ulang tahun itu diadakan di rumah Rey tepatnya di bagian taman yang ada kolam renangnya.

Indah sekali tempat itu banyak lampu kelap-kelip menyala. Dan pastinya ada banyak makanan yang disediakan tuan rumah.

Rea berjalan dekat sekali dengan kolam renang sambil membawa gelas minuman berwarna merah ditangannya. Setelah beberapa langkah ia tak sengaja di senggol salah satu tamu dan hampir saja terjatuh ke dalam kolam.

Untung saja Rio lewat didekatnya dan langsung memgang lengan Rea. Lalu ia ditarik, namun sialnya Rio menarik Rea terlalu kencang sehingga keduanya tampak ciuman.

satu detik
dua detik
tiga detik

Semua tamu tertuju pada mereka berdua, orangtua Rea dan Rio merasa terkejut melihatnya dan saling pandang lalu tersenyum.

"eh, so-sorry" ucap Rea patah-patah langsung meninggalkan pesta menuju entah kemana ia pergi

Mama dan papa Rio langsung cemas mendekatinya dan memeriksa keadaan Rio.
"nak, tangan kamu ga apa sayang?" tanya mama Rio khawatir

Rio melihat keadaan tangannya sendiri, disana tidak ada luka bakar atau terasa gatal sama sekali. Mama Rio terkejut melihatnya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"astaga. Nak, apakah tangan kamu merasakan sesuatu?" tanya sekali lagi mama Rio, sedangkan ia hanya menggeleng pelan.

"ini ajaib sekali pa. Padahal tadi jelas sekali Rio memegang tangan Rea, tapi tangan Rio tidak kenapa-napa"

Rio memang mengidap penyakit dermatographia. Penyakit yang tidak bisa sentuhan fisik sama sekali. Sebenarnya penyakit ini tidak terlalu bahaya, akibatnya hanya sementara.

Saat tangan Rio bersentuhan fisik dengan orang lain hanya memberi efek terbakar atau gatal-gatal. Efek itu hanya bertahan selama 30 menit, setelah itu hilang dengan sendirinya.

Tapi saat bersentuhan dengan Rea ajaibnya tidak ada efek itu sama sekali. Tangannya tetap baik-baik saja.

Lalu mamanya mencoba menyentuh tangan Rio. Namun anehnya tangannya itu langsung ada efek terbakar, Rio mengaduh kesakitan.

"eh, maaf sayang" mama Rio bertambah keheranan nya

"ma, aku akan mengobatinya. Kalian lanjutkan saja acara ini" ucap Rio langsung menuju ruang keluarga dan mencari salep yang biasa ia gunakan untuk alerginya itu.

Di sisi lain Rey melihat kejadian itu dan dia langsung pergi begitu saja. Matanya memanas, menahan tangis. Dadanya terasa sesak seakan udara terasa hampa.

Ia pergi ke taman yang lebih kecil dari taman tempat pesta. Disana tidak ada siapa-siapa hanya ada 3 lampu yang meneranginya. Namun itu cukup untuk menerangi sekitar.

Rey berdiri di bawah pohon dan mengerang lalu meninju pohon itu berkali-kali sampai terluka tangannya.

"sial, sial, sial" rutuk Rey

"gue aja belum berani melakukan hal itu. Tapi dia bisa-bisanya mendapatkan secara cuma-cuma dari Rea" Rey marah dan kembali meninju pohon

Rea datang di waktu yang tepat. Dia langsung mencegah Rey dan menahan tangannya agar tidak meninju pohon.

Kumpulan Kisah RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang