happy reading🌻
komen yang banyak yaaw
Dalam perjalanan menuju kelas Nala dan Rafa sedari tadi masih belum mengeluarkan suara apapun. Rasa-rasanya Nala masih sangat kaget. Tak mau lama-lama dalam keadaan canggung, Nala mulai melirik ke arah Rafa.
"Kenapa lo ga ngomong, kalo lo anak Om Egi?"
Rafa menoleh pada Nala "lo gaada nanya"
Nala mengangguk-angguk an kepalanya, benar si yang dikatakan oleh Rafa.
"Kalo butuh apa-apa, bilang gue!"
"Hah?" Nala menatap Rafa "iya..."
Dengan cepat Nala mengalihkan pandangannya ke arah depan. Namun di rasa kemabli canggung...
"Persiapan lo buat olim individu, udah berapa persen?" tanya Nala
"85 persen...?"
"Kok gantung gitu?" Nala menaikkan alisnya
Rafa memiring-miringkan kepalanya "kurang lebih..."
Nala hanya tersenyum menanggapi
"Lo?" tanya Rafa
"Eum... kurang lebih 85 persen juga?"
Rafa menyipitkan matanya, menoleh pada Nala yang sepertinya mengejeknya.
"Engga engga... astagah" Nala terkekeh "sensi amat pak"
Nala berjalan memasuki kelas, namun Rafa menghentikan langkahnya. Memandang lekat punggung wanita dengan rambut sepunggung itu.
🦋🦋🦋
Setelah pulang sekolah tadi mereka bertujuh berencana untuk singgah ke rumah bunda Neira, Ibu dari Aksa. Sudah lama rasanya tak berkunjung. Seperti saat ini, di ruang tamu Bunda sudah ada Rhea yang sedang bermain tektok, aplikasi video video viral. Tak hanya ada Rhea, di samping gadis itu juga ada Reno yang ikut mengeol-geolkan tubuhnya mengikuti tempo musik.
Lalu di depan ruang keluarga pula, sudah ada Qiara, Aksa, Iqala, Nala dan Rafa yang sedang menonton film korea dengan judul 'on your wedding day'
"Yaampun... gue udah nonton beribu-ribu kali masi aja banjir"
Iqala kini sudah terisak saat ending dari film tersebut muncul.
Aksa mengangguk "wuyun ga gercep banget"
"wuyun, wuyun. Woo Yeon ih Saa"
"Iya iya, Qal. Sewot bener dah"
Nala mendongakkan kepalanya, agar menghalau air matanya yang hampir terjatuh. Namun ia menoleh saat Rafa memberikan tisu padanya, dan langsung di terima Nala.
"Gimana ya sakitnya jagain jodoh orang?" tanya Aksa
"Ga kebayang sih, gue aja nontonnya berasa sesak sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...