chap 10

5 0 0
                                    


______________________________________

R to R
______________________________________































Mami baru saja selesai mengikat rambut putri semata wayangnya lalu duduk disebelah putrinya. Ryujin menatap langit yang mulai berubah warna, gadis itu memandang lurus ke arah maminya tanpa mengatakan apapun ... kemudian sang mami mengulas senyum simetris layaknya mengetahui sesuatu yang ada dibenak anak perempuannya. Uh, Ryujin hampir lupa menanyakan pekerjaan mami yang sebenarnya.

"Mi," ujar Ryujin.

"Ya, sayang."

"Mami, sebenarnya kerja apa sih?" Mami terhenyak lalu memikirkan respon yang tepat untuk pertanyaan putrinya. Ryujin bahkan tak tahu bahwa maminya lulusan sarjana menejemen bisnis: mami memang bekerja dirumah sakit tapi bukan sebagai dokter.

Mami Jira mendongak membalas tatapan sang bungsu lalu terkekeh pelan sembari mengusap wajah putrinya penuh sayang. "Hn. Mami tuh kerja sebagai kepala divisi bedah. Tapi mami gak menangani pasien langsung." Ryujin menganga dengar jawaban dari sang mami lalu terlintas dalam benaknya, dirinya ingin menjadi seorang ahli bedah.

"Kalau aku ikut KSN mami setuju gak?" Ryujin meminta pendapat pada wanita yang telah melahirkannya lalu ada jeda diobrolan mereka kemudian memandang sang putri seakan penuh keseriusan.

"Kamu harus yakin sama yang 'kan kamu pilih, Ningrum. Saat kamu membuat keputusan nanti bukan penyesalan akhir dari keputusanmu itu."

Mami memberikan saran dan nasihat dengan serius kali ini keduanya tak terlihat sedang mengobrol santai. Ryujin menoleh ke arah mami dan tersenyum manis seraya mengiyakan ucapan mami tercinta: gadis itu beranjak dari duduknya lalu masuk ke dalam rumah.

Ryujin membuat teh hangat untuk sang ibu yang disajikan bersama cookies di atas nampan berisi dua cangkir teh dan satu toples camilan kecil. Gadis itu membuatnya khusus untuk sang mami tercinta. "Mami," sapa gadis itu riang.

"Ya ampun, Nak. Repot-repot."

"Gak ada yang repot untuk, mami." Ryujin menyuguhkan dengan santai kemudian kembali ke tempat duduknya lagi. Ibu dan anak itu menghabiskan waktu bersama diakhir sore itu. Mami tersenyum mendengar penuturan sang anak lalu mengusap rambut putrinya pelan.

Sedangkan ditempat yang lain Renjun tengah duduk menatap layar televisi bersama sang bunda. Renjun menoleh ke arah ayahnya yang menyapa dengan suara lembut khasnya: Renjun memandangi wajah ayahnya yang terus melungkung senyum.

"Ayah kenapa, bun?"

"Gak tau, ayah kaya lagi senang begitu." sahut ìbunda yang juga melihat ke arah lelaki berumur di hadapannya.

"Kenapa ayah bisa begitu ya."

"Kayanya ayahmu lagi dapat jackpot deh, Jun." Renjun melongo kaget mendengar perkataan bundanya. Renjun memikirkan kenapa sang bunda begitu santai terhadap apa yang ayahnya lakukan karena ayahnya biasanya akan bersikap tegas jika salah seorang anggota keluarganya ada yang melanggar peraturan ... bunda melengang pergi ke dalam dapur meninggalkan anak laki-lakinya yang tengah sibuk mengurus tesis.

R to R

Hari ini Ryujin di ajak jalan sama Haekal akan tetapi sang kakak pergi dan belum kembali juga ketika berada di dalam cafe ia melihat ada satu sosok pemuda yang membuatnya berkedut heran. Ryujin terus menghubungi Haekal yang gak kunjung kembali sampai saat ini.

R To RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang