Matahari menyembul keluar dari persembunyiannya setelah rembulan pergi. Sinar emasnya menerangi bumi yang masih diselimuti awan gelap. Pemandangan indah dan menakjubkan itu tertangkap oleh dua pasang mata seorang lelaki dan perempuan yang sedang duduk berdua di atas bukit yang ditumbuhi rerumputan liar.
"Woah... cantik banget!" pekik Lovela terpana dengan pemandangan sunset di depannya.
Jendra memerhatikan raut gembira gadis yang duduk di sampingnya itu. Lovela masih memasang senyum manis dengan mata berbinar yang terus menyorot ke arah langit berwarna merah bercampur jingga, hitam, dan sedikit warna ungu. Ia menarik sudut bibirnya tipis, merasa puas dengan keputusannya mengajak gadis itu ke sini setelah berkelahi melawan anak-anak Zeusagos.
Sebenarnya bisa saja mereka langsung pulang ke kota, tetapi Jendra tidak tega kepada Lovela. Mereka membawa motor masing-masing, dan keadaan gadis itu cukup buruk. Ia tak ingin Lovela sakit karena harus menahan lelah, dan luka ditubuhnya. Maka dari itu, ia membawa gadis itu ke bukit ini, untuk beristirahat sejenak sampai langit terang.
"Jen?" Lovela mengalihkan pandangannya kepada Jendra yang masih diam menatapnya datar. Entah mengapa ia merasa momen saat ini sangat pas untuk mengungkapkan perasaannya kepada lelaki itu yang selama ini ia tahan mati-matian.
"Apa?" sahut Jendra sambil menaikan sebelah alisnya.
Lovela tersenyum kikuk, ia menyelipkan poninya yang sudah panjang melebihi hidungnya ke belakang telinga. Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering, dan jantungnya berdebar cepat. Ia membasahi bibir tipisnya dan berdeham pelan sebelum mulai menyampaikan niatnya.
"Gue... gue suka sama lo, Jen," kata Lovela, lalu menatap dalam iris hitam legam Jendra. Ia dapat merasakan kedua pipinya merona merah seperti kepiting rebus. Namun, ia menahan diri untuk tidak memalingkan wajahnya dari lelaki itu.
"Gue tahu," jawab Jendra.
HAH? Lovela syok dengan jawaban singkat lelaki itu. Dia memalingkan wajahnya dari Jendra, menatap hamparan langit di depannya yang sudah berubah warna menjadi biru. Perasaannya kini campur aduk. Ia merasa malu, gugup, dan takut.
Jendra menggeser tubuhnya ke samping kanan, mendekatkan dirinya dengan Lovela. Lalu mengubah posisi duduknya menjadi serong, menghadap Lovela sepenuhnya.
"Mau pacaran sama gue?"
Lovela memelototkan matanya lebar setelah mendengar ajakan Jendra yang terkesan seperti mengajaknya pergi jalan-jalan daripada pacaran. Namun pada akhirnya ia memaklumi, karena saat ini orang yang mengatakan hal itu adalah Jendra, bukan Roman Picisan atau pun Dylan.
Lovela menganggukkan kepalanya samar. "Mau."
"Lo udah tahu siapa gue?" Jendra menatap serius netra kecoklatan Lovela.
Lovela merasa pertanyaan Jendra sangat lah konyol. Tanpa lelaki itu bertanya, tentu saja ia tahu. Siapa juga yang tidak mengetahui lelaki itu? Lovela jadi terheran-heran dengannya.
Lovela terkekeh geli. "Lo ada-ada aja deh, Jen! Ya pasti gue tahu lo siapa! Lo itu Al Jendra Malsa Raharja,ketua geng-"
"Gue lebih berbahaya dari yang lo tahu, Vela. Lo belum tahu sisi lain dalam diri gue," sela Jendra. "Dunia gue terlalu gelap. Kepala gue berisik. Keluarga gue berantakan. Gue punya banyak musuh. Terkadang gue suka susah untuk mengendalikan diri sendiri. Lo masih mau sama gue?"
Lovela mengerjapkan matanya, otaknya masih memproses semua perkataan Jendra. Kedua netranya masih menatap wajah tampan lelaki itu. Beberapa menit setelahnya, ia memahami semua perkataan Jendra.
"Perasaan gue ke lo enggak main-main Jendra. Gue tulus sayang sama lo. Mungkin gue belum terlalu kenal sama lo, tapi gue yakin lo memiliki hati yang lembut dan hangat. Gue enggak peduli dengan segala problematika dalam diri lo dan kehidupan lo. Gue menerima lo apa adanya, Jendra. Walaupun nanti gue terseret dalam bahaya karena bersama lo, gue enggak apa-apa. Gue sayang banget sama lo, Jendra!" balas Lovela dengan tulus.
"Lo yakin mau masuk ke dalam hidup gue?" tanya Jendra.
Tanpa berpikir panjang Lovela mengiyakan pertanyaan Jendra. Ia sangat yakin dengan perasaannya kepada lelaki itu. "Yakin banget! Gue enggak akan bikin lo merasa sendirian lagi, Jendra, dan gue juga akan tunjukin ke lo kalau dunia lo enggak segelap itu."
"Lo sendiri yang memilih masuk ke dalam hidup gue tanpa paksaan. Setelah ini, gue enggak akan melepaskan lo, Vela. Sampai kapan pun, bahkan kalau suatu hari nanti lo minta lepas dari gue, gue enggak akan lepasin lo. Kecuali saat gue yang melepaskan lo dengan keinginan gue sendiri. Lo ngerti kan?" Jendra menyorot dalam wajah Lovela yang terdapat beberapa goresan, tetapi tak berhasil menyamarkan kecantikan gadis itu.
Lovela menelan salivanya susah payah, membalas tatapan Jendra yang membuat perasaannya porak poranda. Jujur setelah mendengarkan penuturan Jendra tadi, ia merasa sedikit takut. Bagaimana jika kelak lelaki itu menyakitinya dan ia tak bisa lepas darinya?
"Vela, gimana? Lo masih bisa nolak sekarang sebelum lo nanti menyesal," ujar Jendra membuat Lovela tersentak dari lamunannya.
Lovela menghela napasnya, mungkin ia belum mengetahui sisi lain dari Jendra. Namun ia yakin, lelaki itu tidak akan menyakiti dirinya, karena ia tahu jika lelaki itu sangat menyayangi ibunya.
"Gue mau jadi pacar lo, Jendra!" ucap Lovela, tanpa ragu.
Jendra tersenyum tipis, ia tidak menduga bahwa Lovela tetap kekeuh dengan keputusannya untuk menjadi kekasihnya. Padahal ia sudah memberitahukan tentang dirinya yang sebenarnya. Tentu perasannya sangat bahagia. Ia juga sangat menyayangi Lovela, dan ia berjanji tidak akan menyakiti gadis itu.
Jendra mendekap tubuh mungil Lovela, membawa gadis itu ke masuk dalam rengkuhannya. Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.
"Lo resmi jadi milik gue, Vela. Mulai sekarang gue enggak akan biarin siapa pun mendekati lo, menyakiti lo, apalagi merebut lo dari gue. Lo, cuma punya gue, Lovela Angelina Cheryl!" bisik Jendra membuat bulu kuduk Lovela meremang.
🖤🖤🖤
-To be Continued-
GIMANA SAMA PROLOGNYA?! 😮💨
Vote sama komen yang banyak 🤗
Mau kenal sama Jendra lebih banyak lagi?
Masukkan cerita ini ke library 💋
See u cewenya Al Jendra 😋🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
AL JENDRA
Подростковая литератураAl Jendra Malsa Raharja, ketua geng Victor yang sama sekali tidak tertarik dengan namanya perempuan. Namun, seorang gadis yang tiba-tiba hadir dan mengusiknya membuat dirinya perlahan berubah. Lovela Angelina Cheryl, gadis tomboy yang mampu meruntu...