***
Hari senin tanggal 19 Februari, setelah mengadakan upacara pagi hari senin dilanjutkan dengan acara penilaian sekolah. Satu minggu yang lalu Gita dan teman-teman OSIS lainnya sudah berjuang untuk menyusun acara ini, kini harapan mereka adalah acaranya sukses. Walaupun setiap perencanaan yang OSIS ajukan selalu saja beda dengan kemauan sekolah.
"Eh ini humas mana?" Tanya Indah, dia terburu-buru keluar dari ruang OSIS untuk mencari humas, dia mencari humas karena ingin bertanya tentang kesiapan dari setiap kelas dan beberapa stand pameran yang dipegang oleh beberapa organisasi milik sekolah.
"Humas-humas!" Teriak Amanda yang kebetulan ada di dekat ruang OSIS, jadi dia tahu saat Indah keluar, teriakan Amanda kencang membuat Ella dan Lyn yang sedang berada di dekatnya sampai menutup kupingnya, bahkan Indah pun terkejut.
"Santai kali ah" Celetuk Lyn sambil memukul lengan Amanda, si Amanda malah nyengir tanpa rasa bersalah.
Kesibukan anak OSIS sepertinya kurang merata, ada yang sibuk banget ada yang cuma ikutan sibuk. Seperti Raisha dan Indira yang mengekori Marsha sedari tadi.
"Ini kalian ngapain jadi ekor aku sih?" Tanya Marsha berhenti berjalan di dekat Amanda, Lyn dan Ella berada, dia berbalik menatap penuh tanya bercampur kesal pada Indira dan Raisha.
"Yaudah kak, kita ikut mereka aja" Kata Raisha sambil menarik Indira ke arah Amanda dan kawan-kawannya. Mereka berdua ikutan duduk di selasar kelas, di depan tanaman hias.
Raisha dan Indira mengikuti arah pandang Amanda, Ella dan Lyn. "Kalian disini ngapain?" Tanya Raisha masih tak paham dengan kegiatan yang ketiganya lakukan.
"Tadi tanya kak Gita harus ngapain lagi, katanya bersihin tanaman. Yaudah kita disini, tapi ternyata ada tontonan menarik" Ujar Ella.
"Yoi cuy" Timpal Amanda sambil menaik turunkan alisnya, dia bangga seperti mendapat jackpot saja, "Seru bener lihat Callie panik tuh" Lanjut Amanda sambil menunjuk ke arah Callie.
"Itu Kak Gita debat lagi sama pihak sekolah?" Tanya Indira dan mereka hanya mengangguk saja.
Mereka sekarang sedang melihat keributan yang lagi-lagi terjadi antara Gita dan pihak sekolah, sedangkan Callie bisa ada disana karena pihak sekolah pertama protes pada Callie dan berakhir menjadi bertengkar dengan Gita.
"Saya maunya nanti rute penilaiannya dari kelas 12 IPA 1 dulu, lalu nanti kan berakhir di kelas IPS sana." Kata salah satu guru pada Gita.
Gita menggelengkan kepalanya, dia masih tetap dengan pendiriannya "Saya rasa dari kelas 10 IPA 1 dulu pak, biar akhirnya di kelas sekitaran lapangan, nanti bisa dilanjutkan dengan bazar. Kalau mengikuti saran bapak nanti bagian bazar dan stand pameran gak highlight pak. Percuma saya bikin semua itu dong" Lawan Gita penuh penekanan.
"Gak bisa dong, kalau gitu penilai kelas gak beraturan..."
"Gak bisa pak, kan kemarin saya sudah deal dengan bapak dan kepala sekolah kalau rute penilaiannya begitu. Jadi saya maunya mengikuti kesepakatan yang sudah disetujui"
Tindakan Gita memotong ucapan dari guru tersebut mengundang reaksi tak suka dari guru tersebut, "Kamu ini bebal banget ya!! Dibilangin gak mau, mentang-mentang pacarnya anak Natio!" Ujar sang Guru, Gita mengubah wajahnya menjadi lebih datar, rahangnya mengeras, dia mengepal tangannya berusaha untuk tidak mudah terbawa emosi walaupun dia sangat ingin memukul wajah guru tersebut.
"Udah pokoknya saya mau begitu!" Lanjut sang Guru, tampaknya berharap ucapannya itu menjadi akhir perdebatan antara dirinya dan Gita.
Namun, bukan Gita namanya jika tidak keras kepala "Tetap gak bisa pak, saya memperjuangkan hasil kerja anak-anak OSIS pak. Percuma bikin semua ini kalau gak ke highlight, lagian saya rasa ini bisa menambah nilai untuk sekolah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2]
FanfictionGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...