Pagi harinya, Jisoo sudah berada di rumah orang tuanya akan tetapi tidak diizinkan untuk masuk sehingga dia terpaksa membuat kegaduhan agar diizinkan masuk
"Ada apa ini?" tanya Donghae sambil membuka kaca mobilnya saat baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya
"Lucu ya seorang anak ngga boleh ke rumah orang tuanya, rumah yang dulu dia dibesarkan" ucap Jisoo sambil tersenyum hambar
"Apa maksud kamu?" tanya Donghae tidak mengerti
"Mamah ngambil Jeno secara paksa dari Jisoo" jelas Jisoo to the point
Mendengar hal itu Donghae pun menyuruh Jisoo ikut masuk ke dalam mobilnya, sesampainya di dalam rumah Jisoo sengaja berjalan dibelakang Donghae
"Papah pulang kok ngga ngabarin Mamah" ujar Tiffany menyambut suaminya
"Siapa yang mengizinkan kamu masuk!" sentak Tiffany begitu melihat Jisoo
"Mamah ini kenapa bawa Jeno tanpa seizin Jisoo?" tanya Donghae dengan hati-hati
"Harusnya Papah tanya aja sama dia" Tiffany nunjuk Jisoo
"Tapi percuma Pah dia pasti bakal bohong di depan Papah jadi biar Mamah jelasin semuanya" lanjut Tiffany
Tiffany pun menceritakan semua perlakuan Jisoo terhadap Jeno bahkan dia sendiri sudah sejak lama menyuruh orang kepercayaannya untuk mengawasi Jisoo, Donghae yang mendengar penjelasan dari istrinya berusaha untuk tetap menahan amarahnya sedangkan Jisoo hanya bisa terdiam tidak menyangka bahwa Tiffany selama ini diam-diam mengawasinya
"Setega itu kamu sebagai seorang Ibu?" ucap Donghae ke putrinya dengan tatapan kekecewaan
"Papah tau ini juga salah Papah karena memaksa kamu tapi Papah akan lebih merasa bersalah lagi kalo Papah jadi pembunuh bayi yang ngga berdosa" sambungnya
"Jisoo minta maaf Pah" lirih Jisoo menahan air mata
"Semudah itu? kata maaf kamu ngga bisa jadi jaminan kalo kamu ngga akan mengulanginya lagi" kali ini Tiffany yang bicara
"Mamah juga seorang Ibu tapi gimana kalo Mamah dipisahkan dari anak Mamah" kata Jisoo sudah menitihkan air mata
"Tapi seorang Ibu ngga pernah mengabaikan apalagi menelantarkan anaknya dan kamu masih menyebut diri kamu seorang Ibu?" cibir Tiffany
"Oh ya terus gimana sama seorang Ibu yang membenci anaknya hanya karena satu kesalahan bahkan anaknya harus hidup dalam penyesalan" kata Jisoo
"Mamah ngga benci sama kamu tapi Mamah kecewa sama diri Mamah yang gagal mendidik kamu!" jujur Tiffany
"Jisoo dinodai Mah bukan menyerahkan diri" jelas Jisoo
"UDAH CUKUP!" lerai Donghae
"Akan lebih baik sementara Jeno tinggal disini" tegas Donghae
"Pah ngga bisa gitu dong" protes Jisoo
"Tolong pergi dari sini, Papah mau istirahat" usir Donghae secara halus
"Pah Mah jangan pisahin Jeno dari Jisoo, Jisoo janji akan berubah dan ngga mengulanginya lagi" mohon Jisoo
"Pergi sekarang dan kamu bisa datang lagi kalo kamu bener-bener udah menyadari kesalahan kamu, anggap ini sebagai hukuman" final Donghae
"Jisoo ngga mau pergi sebelum Jisoo ketemu Jeno" bantah Jisoo
Mendengar itu baik Donghae maupun Tiffany tidak merespon, mereka justru menyuruh orang kepercayaannya untuk mengusir Jisoo secara paksa
'Maafin Mamah Jis, rasanya sakit melihat kamu diperlakukan seperti ini tapi Mamah semakin kecewa saat tahu kamu memperlakukan Jeno seenaknya' batin Tiffany menyeka air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
FanfictionJisoo harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya memiliki anak tanpa suami bahkan dia sendiri tidak tahu siapa yang menghamilinya Dan karena kesalahan yang dilakukannya Jisoo hidup dalam kemarahan dimana dia membenci anak yang dilahirkannya