Bab 2. ANGIN YANG BERLALU

145 17 3
                                    

1 Jam Sebelumya


~ ZP Grup Company ~


" Tuan hari ini kita mendapatkan scedule pertemuan, untuk menentukan desain mana yang harus kita Acc untuk pembuatan proyek Jembatan dan Apartemen " Sekretaris itu berbicara kepada atasannya dengan penuh hati-hati.

" Jam berapa? " Zee berbicara kepada sekretarisnya itu.

" Untuk jadwal di jam 10 pagi ini tuan " jelas Poppy kepada Zee

Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi dan karena ini adalah pertemuan yang penting seperti hidup dan matinya. Lebih baik Zee menunggu daripada harus telat.

" Baik, siapkan mobil kita berangkat sekarang " keputusan Zee pada Poppy

Poppy yang mendengar perintah dari atasannya itu pun, bergegas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan oleh bosnya.

Mengenakan pakaian yang sepadan dengan aura kegigihannya, Zee menuruni mobilnya dengan di ikuti oleh sekretarisnya di belakangnya. Memasuki perusahaan Agio Grup Company. Banyak mata yang memandangnya dengan anggun dan segan. Dengan kepercayaan dan ketangguhan diri yang dia punya banyak orang yang segan untuk hanya sekedar bertanya. Zee dan sekretarisnya itu menunggu lift agar dapat menuju ruangan kerja partnernya itu. Seorang pria ikut berdiri disampingnya seraya menunggu lift yang sama.

Berulang kali pria cantik itu memeriksa beberapa berkas yang dia bawa membolak balikkan beberapa gambar, sembari dia memegangi kepalanya yang sedikit berat. Zee yang sebelumnya menghiraukan pria itu, akhirnya melihatnya dengan tatapan yang lain. Setelah keluar dari lift Zee dan sekretarisnya lebih dulu melangkah. Dan mengkonfirmasi kepada sekretaris Agio Grup Company bahwa Dia telah datang. Baru saja Zee ingin menduduki dirinya di ruangan tunggu, dia melihat pria tadi melangkah dengan sempoyongan. Zee yang merasa dirinya mempunyai feeling yang tidak baik kepada pria itu, akhirnya dia berinisiatif menghampiri pria itu. Dan benar saja pria itu terjatuh sebelum dia menepuknya. Dan berakhir menopangnya.

" Maaf, ruang kesehatan disini berada dimana ya? " Zee yang refleks menangkap Nunew yang hampir jatuh ke tanah.

" Maaf tuan biarkan satpam saja yang membantu Nunew " Sekretaris itu dengan sedikit ragu-ragu menyampaikan kepada Zee.

" Tidak perlu biarkan saya saja, tolong tunjukan dimana ruangannya " dengan mata yang tajam dan perkataan yang tegas pada akhirnya sekretaris tersebut menunjukan dimana ruang kesehatan diikuti Zee dan dibantu Poppy untuk membantunya.

.

.

.

.

~ Ruang Kesehatan ~


" Apa yang terjadi tuan? " seorang dokter berbicara dengan pria tersebut.

" Pria ini tadi pingsan saat ingin memasuki ruangan direktur, sepertinya dia demam " jelasnya.

" baiklah tuan biarkan saya yang menanganinya " dengan terlatih dokter tersebut memeriksa pasiennya.

Setelah beberapa saat kemudian, Nunew tersadar dari tidurnya dengan sedikit merasakan pening di kepalanya.

" Kamu sudah sadar Nunew? " ucap seorang perawat yang baru saja datang, dan menaruh obat pada nakas yang ada disamping kasur pasien itu.

" Ya, aku sudah sadar sus. Kenapa aku ada disini? Dimana berkasku? " dengan suara yang lemah Nunew bertanya pada perawat yang menanganinya itu.

" Eemmm... tadi kamu pingsan, saat ingin memasuki ruangan pak bos. Dan juga tadi ada pria tinggi tampan yang mengantarmu kesini. Ada kemungkinan berkasmu dititipkan diruang sekretaris " jelas sang perawat kepada Nunew.

CINTA TAK BERUJUNG (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang