18.

86 5 0
                                    

Beberapa jam kemudian hari mulai berganti sore, tepat pukul tiga dini hari bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid mulai berhamburan keluar dari kelas mereka.

Yoora merapihkan buku-bukunya dan dimasukkan ke dalam tas ransel miliknya.

"Kim yoora, apa kau ingin ikut dengan kami berdua?" Tanya winter.

"Ikut kemana?"

"Jadi, aku sama winter mau pergi ke Gramedia, di sana ada buku novel karya Selena yang baru resmi di release, jadi sebelum kehabisan kami mau ke sana, nanti pulangnya kita lewati festival banyak jajanan kaki lima, apa kamu mau ikut?"

Yoora terdiam sejenak dia memikirkan keputusannya.

Ada dimana dia sangat malas keluar rumah, itu akan membuang-buang energi nya.

Tapi di sisi lain, dia juga harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan kata-kata Jian masih terekam jelas di ingatannya.

Dia harus menghargai orang lain.

"Yoora, kenapa melamun?" Tanya winter mengibaskan tangannya di depan wajah yoora.

"O-oh, iya, kenapa?"

Kedua gadis itu menatap bingung ke arahnya.

"Kami bertanya, apakah kamu mau ikut sama kami?" Tanya karina.

"Umm... Kebetulan aku sedang ingin jalan-jalan" ucap yoora, dia pun mengangguk, "baiklah, aku mau ikut sama kalian"

Sontak jawaban itu membuat winter dan karina heboh kesenangan, akhirnya mereka  berhasil mengajak yoora keluar.

Setidaknya mereka bisa lebih dekat setelah ini.

"Yes! Akhirnya kita bisa pergi jalan-jalan bertiga" ucap winter senang.

"Kalian kenapa terlihat gembira sekali?"

"Oh, tidak, kami hanya senang karena kamu tidak menolak ajakan kami berdua hehe, ya kan winter?"

Winter mengangguk, "benar, kalo gitu, ayo kita pergi sekarang"

Karina menggenggam tangan yoora, "kajja..." Dia menariknya pelan sehingga yoora tidak ada pilihan selain mengikuti kemana dua gadis itu akan membawanya.

••••••••••

Di Depan Gerbang Sekolah.

Yoora tampaknya memang harus beradaptasi, dia berada di tengah-tengah antara Karina dan winter yang saling mengobrol dan tertawa, entah apa yang mereka bahas itu semua tidak ada kaitannya bagi yoora.

Dan tidak ada yang lucu untuk dia tertawa.

"Huftt... Belum juga lama aku berjalan, rasanya aku lelah sekali, aku merindukan kasur di rumah" batinnya.

"Yoora, apa di sekolah lama kamu, ada pria yang menyukaimu?" Tanya winter tiba-tiba.

Tanpa disadari oleh tiga gadis ini bahwa dibelakang mereka ada yoshi dan teman-temannya.

"Seseorang yang menyukaiku?" Yoora tampak berpikir sejenak, "banyak kok"

"Seriusan? Wah, Daebak" pekik keduanya heboh.

"Itu berarti kamu terkenal juga di sekolah lama kamu ya, tidak heran si, kamu memang sangat cantik sekali"

Winter mengangguk, "aku setuju, pantas saja murid-murid di sekolah ini selalu memanggilmu Dewi sekolah, ya karena kamu sangat cantik"

"Tidak, jangan berlebihan seperti itu, aku biasa saja kok, aku juga heran mengapa mereka selalu memanggilku dengan sebutan Dewi sekolah"

Winter merangkul pundaknya, "Eyy... Jangan merendah seperti itu, kamu memang pantas dijuluki seorang Dewi, sangat cantik"

Love In A Diary • YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang