Homework

14 2 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat seperempat, masa yang biasa digunakan untuk para penghuni rumah sarapan. Sebab yang sama mendorong Nathan untuk tidak segera berbelok dari kamarnya. Ia mendapati pintu ruangan sang adik masih terbuka lebar, tanda penghuninya masih berada di dalam.

Semua orang wajib menutup pintu ruangan mereka sebelum pergi untuk mencegah sesuatu yang tak diinginkan terjadi, seperti kehilangan barang berharga misalnya. Jika itu terjadi, maka tak ada yang bisa disalahkan kecuali kecerobohan sendiri. Bisa mendapat ganti dari barang yang hilang tersebut, tapi tentu kalian tahu siapa yang berada dalam daftar pengecualian. Jadi sangat aneh mendapati kamar paling ujung itu terbuka tanpa pemiliknya didalam.

Nathan mendekat, hendak mengajak sang adik berjalan bersama menuju meja makan. Bukan untuk memanas-manasi seseorang, tapi karena ia tahu adiknya bisa saja melewatkan santap pagi dengan sengaja. Jangan lupa jika malam tadi ia tidak tidur sendirian. Dan dengan kenekatan Mora, gadis itu bisa saja datang ke sekolah tanpa sarapan terlebih dulu. Meski pingsan berada diurutan kemungkinan kesekian puluh, tapi tetap saja melewatkan sarapan itu tidak baik.

Ketika sampai di ambang pintu, Nathan terbelalak seketika. Ruangan bercat ungu cerah itu tidak tampak seperti biasanya. Ia tak tahu apa yang terjadi beberapa hari silam, jadi ia tak bisa mengkambinghitamkan orang lain dalam kasus ini. Tidak pernah terlintas selama lima detik di pikirannya. Lagipula, terlihat jelas siapa yang melakukan itu semua begitu berdiri di depan ruangan tersebut.

Segera, Nathan melangkah masuk dan menahan kedua tangan Aghamora yang masih mengacak-acak meja belajarnya gusar meski sebagian isinya sudah tergeletak di lantai. Kamar itu tidak bisa dibilang berantakan total sebab yang benar-benar tak berbentuk hanyalah meja belajar. Namun tetap sangat berbeda dengan kebiasaan Aghamora yang selalu memperhatikan kerapihan.

"Stop, Ra! Ada apa?"

"Bang, buku catatan matematika gue! Semalem gue udah ngerjain tugas yang mesti dikumpul hari ini, terus seinget gue bukunya ditaro disini tapi sekarang gak ada! Lu tau sendiri 'kan guru matematika kita killer nya cem malaikat pencabut gigi?!"

Aghamora mengatakan semua itu dalam satu tarikan nafas dampak dari kepanikan yang melanda. Di pelupuk matanya sudah tergenang air yang siap meluncur kapan saja. Oleh karena itu, dengan sigap Nathan langsung menarik sang adik dalam pelukan. Ia tentu tahu bagaimana rasanya dilanda kepanikan terutama jika menyangkut wanita berkacamata dengan hidung mancung pengajar matematika tingkat lanjut di sekolah mereka.

"Calm, honey! Cari dulu pelan-pelan!"

"Udah gue obrak-abrik meja belajar masih belum ketemu, bang!"

"Coba inget-inget lagi! Yakin gak ketinggalan di sekolah atau sebenernya udah dikumpul?"

"Enggak, bang! Gue inget banget tenggatnya besok! Di grup kelas aja semalem ribut anak-anak ngingetin tugas itu!"

"Coba cari di tas, siapa tau lo lupa udah masukkin kesana"

"Udah gue bongkar juga, tetep gaada!"

"Kolong kasur? Bawah bantal?"

"Lo lihat sendiri bentukan kasur gue!"

Reflek Nathan menoleh dan benar saja, posisi sprai dan bantal sudah tidak beraturan. Tapi hanya kekacauan kecil yang terjadi disana, tak satupun elemen tergeletak di lantai.

Tiba-tiba, suara deheman terdengar dari arah belakang. Spontan keduanya menoleh ke asal suara dan mendapati Elysa berdiri diambang pintu dengan dagu terangkat dan tangan dilipat di depan dada. Gadis itu melepaskan tautan tangannya dan menunjukkan sesuatu berwarna merah.

"Cari ini?"

"Setan! Balikin buku gue!"

"Suruh siapa diajak negosiasi gak mau? Udahlah, say goodbye aja sama nilai matematika lo! Tau 'kan konsekuensi apa di kelasnya bu Adina kalau catatan lo hilang?"

Nathan melangkah maju setelah menahan Aghamora. Tak mungkin ia membiarkan kembar seiras itu berada dalam jarak beberapa centi. Jangan pernah berfikir tentang dua gadis kembar yang saling melengkapi karena yang akan terjadi adalah adegan dari film-film action. Apa lagi kalau bukan baku hantam. Dan dampak buruk dari itu semua hanya berlaku untuk Aghamora. Jadi sebelum semua ketidakadilan itu terjadi, lebih baik dicegah 'kan?

Sampai dihadapan gadis yang lebih pendek lima belas centi darinya, Nathan menjulurkan tangan kiri. Jangan dulu menyalahkan pemuda itu atau berfikiran bahwa itu adalah bentuk rasa muaknya terhadap wajah songong sang gadis. Meski opsi kedua sama sekali tidak salah. Tapi alasan paling tepat adalah karena pemuda itu bertangan kidal.

"Balikin apa yang bukan milik lo!"

"Cuma bisa diam dibelakang punggung kakak? Okedeh, nih catatan ilmu lo!"

Memberi cuma-cuma? Nathan atau bukan yang melihatnya, pasti akan beranggapan sama. Ada yang tidak beres dengan anak itu pagi ini!

Terdapat dua kejanggalan dari sikap Elysa hari ini. Pertama, apapun yang menyangkut soal Aghamora–orang yang paling ia benci–jika mendapat kesempatan tentu tidak akan dilewat begitu saja. Dan ketika ia sudah mendapat buku catatan yang mampu merubah seluruh hidup Aghamora, tak mungkin jika ia melepaskannya begitu saja.

Kedua, ingatlah bahwa yang mengambil alih buku itu dari tangan Elysa adalah Nathan. Tidak mungkin 'kan Elysa menyerah begitu saja dan merasa puas dengan apa yang dia miliki? Tapi ketika Nathan berada tepat dihadapannya tadi, gadis itu malah tetap mengangkat dagu dan menunjukkan sisi sombongnya, tak lagi bersikap manis.

Dari analisis dua detik itu dapat ditarik sebuah kesimpulan, pasti ada hal lain yang sedang ia rencanakan!

Begitu Nathan menyerahkan buku catatan itu padanya, Aghamora langsung membuka lembar demi lembar catatan tersebut sebab makhluk seperti Elysa memang tak patut dipercaya.

Pada halaman terakhir, jantung Mora berpacu lima kali lebih cepat. Tak ada catatan pekerjaan rumah yang ia selesaikan malam tadi. Yang ada hanyalah sisa sobekkan kertas di pertengahan halaman.

Perasaan marah, kesal, dan takut bercampur aduk di benaknya. Kedua telapak tangan gadis itu terkepal dan pada saat itu Nathan membuat sebuah keputusan, lebih baik Mora bawa sarapannya hari ini!

House Of EightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang