Suara langkah berisik terdengar seperti orang yang berlari kesana kesini mengisi kamar Aruna. Saat ini dirinya sibuk menata rambutnya sedemikian rupa agar nampak cantik terurai. Tak lupa juga terkadang dia juga sibuk dengan brush makeupnya memperbaiki riasan wajahnya yang entah mengapa selalu terlihat kurang dimata Aruna, kurang merah, kurang kalem, kurang shining, kurang soft, dan kurang-kurang ini itu yang panjang daftarnya. Ia menatap sosoknya saat ini lekat-lekat di depan cermin yang memantulkan cantik dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gaun merah sedikit gelapnya itu beradu apik dengan halus putih kulitnya yang mulus. Gaun tanpa lengan dan sepanjang lutut itu melekat indah pada setiap lekuk tubuh Aruna. Bahu arunya yang jenjang pun juga dengan tulang selangka yang menawan seperti dihighlight dengan aksen pita yang menjuntai bebas di tiap lengan bahunya. Gaun ini ia pilih dengan teliti beberapa hari lalu di salah satu Mall di dekat apartemennya. Ia berharap gaun ini setidaknya bisa memberikan sedikit cahaya agar dirinya nampak lebih jelita. rambutnya ia biarkan diurai dengan aksen keriting gantung di bagian ujungnya. Sedikit rambut di bagian sampingnya ia ikat kebelakang dan dijepitkan pita merah agar senada dengan gaun cantiknya. Riasannya tidak menor juga tidak pucat. Aruna nampak sempurna dalam setiap olesan makeup yang ia lukis di atas wajahnya. Dan benar adanya, Aruna saat ini nampak lebih bersinar dan menyilaukan.
"Duhhhh ini gue udah oke gak ya?? Ini gue heboh banget gak sih?? Eh ini apa gue ganti model rambut aja ya??" gerutu Aruna mental cerminnya.
Aruna larut dalam ketidak puasannya sampai akhirnya satu notifikasi pesan membuat jantungnya turun ke lutut. Sang kekasih rupanya sudah sampai dan saat ini tengah menunggu di lobby. Hati Aruna saat ini sedang ribut besar. Bimbang dan panik kini menggebu drumnya didalam jantung Aruna membuat Aruna sedikit sulit untuk bernafas. Dan dengan satu hembusan nafas yakin ia pun akhirnya keluar turun dan menemui kekasihnya.
🍒
Gading tengah santai duduk di sofa lobby apartemen yang cukup luas itu. Sesekali ia membenarkan jam tangannya, mengecek kerahnya dan memandangi sebuah buket mawar besar untuk kekasih hatinya. Tak lama setelah ia mengirim pesan pada Aruna bahwa dirinya telah sampai di lobby apartemennya sosok itu akhirnya muncul dari balik lift. Entah sihir macam apa yang merasuki tubuh Gading saat ini, namun rasanya Gading bak lumpuh tak bisa bergerak. Matanya hanya menatap ke satu arah tak mau berpindah, mulutnya sedikit menganga, dan lututnya makin lama makin melemas. Sang adinda pemilik hatinya berjalan menuju dirinya. Gading menatap rambut yang bergelombang indah itu, riasan yang mempertajam cantiknya mata dan bibir Aruna, dan gaunnya yang membuat Gading bak tenggelam dalam merahnya. Merah itu membuat wajah Aruna nampak bersinar. Merah itu membuat kulit Aruna nampak makin memukau. Merah itu membuat setiap inci dari Aruna makin nampak jelita. Merah itu....merah itu membuat Gading mencintai Aruna untuk 12563738 kalinya. Memang Gading saat ini sedang diam tanpa suara namun deru hatinya sedang berpesta merayakan betapa beruntungnya Gading dapat memiliki sang bidadari, Aruna.
"Kakak udah lama nunggunya?" ucap Aruna membuyarkan diamnya Gading.
"Eh ah, apa? eh enggak kok, bentar baru dateng" ucap Gading tak fokus. Bagaimana bisa fokus bila kekasihnya saat ini jauh lebih elok jika dilihat dari dekat.
Aruna tertawa pelan melihat kegagapan Gading. Dan demi Tuhan siapapun tolong panggilkan Gading ambulans, rasanya sebentar lagi jantungnya akan terjun bebas melihat senyum cantik itu, senyum yang selalu Gading cintai itu.
Setelah beberapa detik mencoba menguatkan dirinya sendiri Gading pun memberikan buket bunga cantik pada kekasihnya yang lebih cantik itu. Aruna tersenyum lebar menerima dengan senang hati hadiah dari Gading itu. Tanpa siapapun tau jantung Aruna juga sama ributnya dengan Gading. Bagaimana tidak kekasihnya itu nampak jauh lebih tampan dan menawan dari sebelumnya. Aroma Gading yang menjadi favorit Aruna juga menyeruak menyapa penciuman Aruna. Rambut yang ditata rapi dan nampak bersih baru dicukur itu membuat Aruna sedikit menggigit bibirnya karena tak tahan dengan karisma Gading. Juga lesung di pipi Gading yang entah kenapa nampak makin gemas itu membuat Aruna rasanya ingin menggulung bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Temu
RomanceAruna, gadis pemilik tawa dan senyum yang manis nan lembut memulai kisah cintanya dengan menjadi pengagum rahasia seorang pria yang menurutnya sempurna tanpa celah. Akan tetapi, kehadiran Gading dihidupnya yang memberikan cinta dan seolah-olah sang...