Satu

87 14 2
                                    

"Déjà vu is the phenomenon of feeling as though one has lived through the present situation before. It is an illusion of memory whereby—despite a strong sense of recollection—the time, place, and context of the "previous" experience are uncertain or impossible."

___________________________________________________________________________

"Excuse me ms. How much this flower?" Kedengaran satu suara asing bertanya pada Yasmeen dari arah belakangnya.

Ada seorang sosok lelaki tinggi lebih kurang 178 cm, berkulit sawo matang, mata dia kebiru-biruan. Macam mat salleh punya kacukan. Di tangan dia ada sejambak Rose Putih.

"Excuse me Ms? Hello!" Sekali lagi lelaki itu bersuara.

"Err, sorry.." Yasmeen segera menyadarkan hayalannya.

"Are u deaf? I hate repeating my words twice." Sangat dingin cara dia bercakap. Padan dengan look dia yang nampak sangat arrogant.

"Sorry. This flower 20 ringgit only.." Jawab Yasmeen tersekat-sekat. Dia hanya meneka harga tersebut. Dia sendiri cuma pelanggan di kedai itu.

Lepas saja terjawab pertanyaan lelaki itu, dia terus saja menghulurkan sekeping not rm50 kepada Yasmeen. Lalu, dia blah begitu saja. Tiada senyuman. Tiada kata-kata terakhir.

Yasmeen masih berdiri disana dengan sekeping not rm50 dari lelaki misteri itu. Kebetulan barang yang dia mau beli sudah ada di tangan, dia pun terus pergi ke kaunter pembayaran.

"Keep the change.." Kata Yasmeen lalu beredar dari sana.

Di salah satu tanah perkuburan mewah. Ares di temani pembantunya Benny untuk mengunjungi salah satu pusara yang terdapat di sana.

'It's been 3 years you left me mi amor. I miss you so badly. I can't even forget any small thing about you. Please take me with you.."   Ares masih merenung pusara milik kekasih dia yang telah meninggal 3 tahun lalu. Sekali lagi air mata jantannya mengalir di pipi. Hati dia masih tertutup untuk wanita lain walaupun ada banyak yang cuba untuk mendekatinya.

"Boss, we should leave now. Our flight less than 30 minutes." Benny mengingatkan Ares masa penerbangan mereka hampir tiba. Tanpa sepatah jawapan, Ares terus saja jalan menuju ke kereta Mercedes Benz miliknya yang di pandu oleh Benny.

Sepanjang dalam perjalanan Ares hanya mendiamkan diri, semua kenangan bersama sang kekasih bermain dalam ingatan. Celine Overa Liam, perempuan cantik yang telah berjaya menambat hati seorang Ares yang bersikap dingin, tegas, panas baran, dan tidak bertolak ansur apa jua keadaan.

Ares akan balik ke Malaysia setahun sekali hanya pada tarikh memperingati mendiang kekasih hatinya. Begitulah rutinnya setiap tahun. Sejambak bunga rose putih akan selalu dia bawa untuk di letakkan di atas pusara Celine.

"Boss, are you okay?" Tanya Benny yang perasaan Ares tidak pernah bercakap walau sepatah.

"Am i look not okay? Just drive Benny.." Tegas Ares bersuara.

Selepas 13 jam dalam kapal. Finally sampai ke destinasi yang di tuju. Rumah yang mewah milik seorang bachelor tampan kaya Ares.

Sebuah tv 42 inci terpacak kemas depan Ares. Remote di ambil dari meja dan di tekan punat ON. Sepotong video yang di rakam beberapa tahun lalu bermain di tv itu.

She's the reason why i still alive till today. My Celine, mi amor.

Ares tidak mampu menahan airmata dia dari jatuh. Kehilangan Celine sangat memberi impak yang besar dalam diri dan hidupnya. Rakaman itu adalah video terakhir bersama dengan Celine. Moment yang sepatutnya jadi sesi lamaran namun sayang maut yang terjadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DEJA VUWhere stories live. Discover now