part 5

1 0 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu sudah genab 1 bulan dia tinggal di sini dan tidak ada waktu libur untuk bisa pulang ke kampung halaman, namun sintia mendapatkan teman baru menurutnya sangat mengasikkan yang membuat hari-harinya tidak lagi merasa kesepian dia itu adalah mahendra, ya dia adalah mahedra seorang laki-laki yang agak sudah mencapai kata dewasa yang di temuinya di sebuah tempat yang mengagumkan yakni senja, dengan dia sintia merasakan ada atmosfir yang berbeda dari yang lainnya, walaupun laki-laki tersebut sedikit menjengkelkan menurutnya sebab tak kenal waktu pasti ada saja pembahasan yang tak sesuai di antara mereka, tetapi itu sebuah kebahagiaan yang dia dapatkan walau hanya saling mengejek antar mereka beruda yang berujung sebuah pertengkaran yang membuatkan kenangan keabadian.

Hari ini mahendra dan sintia berkeliling di sekitar kota tersebut, sebab mahendra sudah berjanji kepada sintia suatu saat nanti akan mengajaknya jalan-jalan di di kota ini dan akan membawanya makan bakso yang enak di samping taman indah yang ada di sanadan tepat pada hari ini mahendra mewujudkan itu semua kepada sintia.

Sintia sangat senang dengan ajakan mahendra yang ini membawanya jalan-jalan pada hari ini di akhiri dengan memakan bakso yang mana sudah lama dia impikan sebelumnya.

Sintia pun hari ini tampil dengan anggunnya memakai pakayan yang sudah di belikan mahendra sebelumnya hari ini dia mau menampilkan kepada mahendra bahwa baju yang di kenakannya yakni pemberian mahendra untuknya.

Sambil menunggu kedatangan mahendra untuk menjempunya sintia berangan-angan tersendiri alangkah indah kota ini saat di jalani oleh mereka berdua, sintia tidak sabar lagi untuk melihat indahnya permandangan di kota ini menjelang malam, dalam hatinya berucap pasti kalau jalan-jalan malam hari indah banget banyak lampu-lampu yang di lihat seperti kunang-kunang yang bertebaran menghiasi gelabnya malam kata sintia dalam hati sambil membayangkannya.

Jam menunjuukkan pikul 18.00 berarti sebentar lagi mahendra akan datang menjemputnya, dia pun turun ke lantai satu dan memutuskan untuk menunggu di lantai satu saja supaya mahendra datang mereka langsung berangkat, saat melangkahkan kaki di anak tangga dan menuju ke lantai bawah dia ketemu dengan kaka berambut kuncir lagi bersama teman-temanya.

"Kamu mau kemana dandan sok cantik gini,"  dengan sedikit menyentil baju yang di kenakan sintia.

Sintia pun bingung untuk menjawabnya sebab salah satu kali jawab maka dia akan menerima kenyataan pahit seperti sebelumnya yang pernah dia temui, "Emmm...... jadi gini kak, em....... aku... aku... mau jalan kak" jawab sintia sambil menundukkan kepalanya takut hal yang tidak diinginkan terjadi

"Ohhh begitu yah,,,,ya udah sana aja pergi kamu dan gak usah kembali lagi ke sini juga gak papa kok ia kan teman-teman kata mereka berdua hal ini sangat menyakiti hati daripada sintia tetapi dia tatap sabar akan perlakukan yang di lakukan oleh kedua orang yang selalu mengurusi urusan hidup sintia,

 selepasnya kaka yang satunya mendorong sintia hingga dia terjatuh, sintia yang terdorong tersebut pun roboh yang membuat sintia merasakan sakit di tulang ekornya sebab punggung sintia langsung mendarat ke lantai tanpa ada aba-aba sebelumnya

namun hal tersebut tidak di sengaja  dilihat oleh mahendra sebab dia sudah sampai di kos tersebut sebelum sintia keluar dari rumah tersebut, sebab tidak ada jawaban atas panggilannya dari luar mahendra memberanikan dirinya memasukkan badannya ke dalam rumah tersebut, dan diapun melihat bagaimana kebengisan dan kekejaman yang terjadi kepada sintia atas ulah  dari dua orang perempuan tersebut kepada sintia

Melihat sintia jatuh mahendra lari dan mendekati sintia, lalu mahendra menanyakan kabar kepada sintia  yang mana mahendra takut terjadi kenapa-kenapa jepada sintia "kamu tidak kenapa-kenapa kan??" tanya mahendra dengan nada khawatir kepada sintia

"Aku gak papa kok" jawab sintia sambil mengibaskan kedua telapak tangannnya yang kotor sebab ulah dua perempuan yang tadi

"Alhamdulillah ayo deh kita tinggalkan tempat ini, kita jalan yok" ajak mahendra dengan senyum yang ramah di bibirnya supaya sintia tidak merasakan penyakit mintal nantinya  akibat ulah dari kedua kaka tersebut

"Iya hen"  ayo jawab sintia sambil berlahan berdiri yang di bantu mahendra sebab ada anggota badannya yang masih sakit

Mereka berduapun keluar dari tempat tersebut dan mahendra pun melajukan sepeda motornya lalu meninggalkan tempat tersebut.

***

Senja Diufuk pelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang