Hai, hai! Kita bertemu lagi di chapter ini karena kebetulan aku tripple update ><
Tinggalkan jejak kalian untuk apresiasi ya
So, happy reading!
*
*
*
-o0o-Sudah hampir satu minggu Naya menjalani tugasnya di luar kota dan perusahaan. Meski baru satu minggu, hari ini Naya harus lembur mengerjakan beberapa laporan keuangan kantor karena dua hari lalu staf keuangan kantor salah mengisi data dan Naya diperintahkan untuk memperbaikinya oleh manager. Alhasil, ketiga temannya pulang lebih awal sedangkan dia kini baru keluar dari lingkungan kantor sendirian.
"Gelap, dingin, sepi," gumamnya.
Perempuan itu mempercepat langkahnya sambil waspada. Karena jarak kantor dengan tempat kos lumayan dekat ditambah dengan tidak ada lagi kendaraan yang lewat, membuat Naya harus berjalan kaki untuk pulang.
"Ya Allah, lindungi hamba dari segala marabahaya yang mengancam," doa perempuan itu sambil melafazkan sholawat.
Naya melihat tiga orang lelaki yang sedang bersantai dengan penampilan seperti berandalan. Dia sempat berhenti sejenak untuk mencari kendaraan lewat karena ragu untuk melewati laki-laki itu.
"Telpon Dira aja nggak, ya? Tapi pasti Dira udah tidur. Evan sama Alvin, gak ada nomernya."
Di tengah kebimbangannya, akhirnya Naya pun memutuskan untuk melewati mereka dengan mengambil langkah lebih cepat sambil terus berdoa agar dia tetap aman.
"Cewek, malem-malem gini sendiri aja, mau dianterin gak?" goda salah satu dari laki-laki itu.
Naya menghiraukannya dan tetap mempercepat langkahnya tetapi dia berusaha untuk tenang. Namun, ketiga laki-laki itu ternyata sadar bahwa Naya adalah orang baru. Karena itulah ketiga laki-laki itu menyeringai dan mulai mengikuti Naya secara perlahan.
"Ya Allah, tolong lindung hamba dari gangguan ciptaanmu yang memiliki niat buruk."
Naya bukan orang bodoh yang tidak tahu bahwa dirinya sedang diikuti. Perempuan itu selalu memiliki firasat yang kuat akan sesuatu, membuatnya merasa semakin cemas sekarang.
"Hahmmphhh---"
Naya yang hampir teriak karena terkejut kini terdiam sambil membelalakkan matanya. Napasnya begitu memburu karena ketakutan. Bagaimana tidak? Seseorang tiba-tiba menariknya ke jalan setapak yang begitu sempit dan gelap. Orang itu bahkan menutup mulut Naya serta menghimpit tubuhnya karena begitu sempit.
"Sssttt..., tenanglah, orang-orang itu akan melewati tempat ini sebentar lagi."
Bagaimana Naya bisa tenang di posisi seperti itu? Jarak keduanya begitu dekat seperti orang yang hendak berciuman. Jangan lupakan bahwa Naya pun tentunya khawatir sebab tidak tau tujuan dari laki-laki di hadapannya ini sekarang. Apakah memang ingin menolongnya, atau malah menjebaknya?
"Tuh cewek udah ilang."
"Udah diculik orang mungkin."
"Bisa jadi, lagian dia orang baru, gak mungkin cepet banget ilangnya, kan?"
"Cabut aja, padahal sayang dia cantik. Lumayan kalau kita dapetin."
Begitulah yang terdengar di telinga Naya, membuatnya melemas dan berkeringat hebat. Setelah memastikan bandit-bandit tersebut pergi, laki-laki di hadapannya pun melepaskannya.
"Maaf atas kelancangan saya. Tolong jangan berpikiran negatif karna niat saya hanya menolongmu walaupun perbuatan saya begitu lancang dan menyinggungmu," kata laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [ON HIATUS]
Romance"Setiap hal yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan, melainkan memang sudah menjadi sesuatu yang ditakdirkan." - Kanaya Arunika Kanaya Arunika, yang kerap disapa dengan panggilan Naya. Gadis berusia 23 tahun yang pernah bermimpi sedang menjalan...