trilingual

14 4 0
                                    

  

◇◇◇◇◇

   "Kakak?",

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Kakak?",

   "Hm, iya bunda?", tanya ara yang sedang tidur tengkurap itu sambil mengangkat kepalanya.

"Ini ayah telfon",

    Dan dengan gerakan secepat kilat gadis itu pun langsung menghampiri bundanya.

   "Iya, halo??", tanyanya cepat dengan wajah sumringah begitu ponsel tersebut berpindah ketangannya.

    "Iya, halo.. ara?", terdengar suara seorang lelaki diujung telefon. Sementara itu diana tampak hanya tersenyum kecil saat putrinya berisyarat singkat dengan sebelah tangannya lantas berlari menuju kearah balkon kamar mencari waktu khusus sejenak antara ia dan sang ayah.

   "Ayah gimana kabarnya? Sehat?", pertanyaan awal gadis itu tak pernah berubah. Sang ayah pun tersenyum dan tertawa kecil,
   "baik.. cuman kemarin sempat kurang istirahat saja",
   "Ara sendiri bagaimana?",

  "Feel so guud", jawab ara sambil berjalan ke arah sebuah bangku kecil yang berada di balkon mini depan kamar.

   "Ara nggak nakal kan selama ayah ngga di rumah?",

     "tentu saja tidakk, putrimu ini adalah anak yang baik-baik serta patuh", selesai berbicara bocil itu tersenyum sendiri sambil menoleh cepat kearah belakang memastikan apakah sang bunda mendengarnya atau tidak.

      *Yaa.. biarkan dia menjadi bocil sesaat untuk malam ini karena memang biasanya begitu.
   (Hoh.. siapa sangka?)

   "oke, bagus-bagus", terdengar pria itu tertawa kecil.  Ara pun segera menyela, "ayah pulang kapan? Kalau telfon jangan malam-malam seperti ini ah, ga seru yah video call-nya",

  "Hm??",

   Ara masih melanjutkan ekspresi wajah cemberutnya walau ia tahu pria paruh baya itu tak akan melihatnya, "kalau ayah telfon dan video call malam-malam seperti ini ara tidak bisa lihat jelas, dilautan kan gelap sekarang",

    "Hahah.. tapi kan di kapal masih ada lampunya ara, tuh..", pria yang bernama haryadi itu pun melirik keatas sekilas dan tersenyum.

   "Percuma ayah, sinar lampu tak akan pernah bisa mengalahkan silaunya sang mentari..",

    "Iya iya iya..", ucap arya kemudian memilih jalan akhir tak mau ambil pusing,"habis baru sekarang ayah dapat waktu luangnya, padahal juga penerangan disini sudah terang sekali loh",

  "Ayah kapan pulangnya?", tanya gadis itu lagi tak peduli.

    Haryadi menggaruk tengkuknya tak gatal sesaat, "mm.. yahh, untuk itu ayah kurang tahu, tapi besok mungkin perkiraan ayah nggak bisa pulang tepat waktu kayak biasanya, maaf ya",

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang