7

2.5K 209 67
                                    

Harap-harap bijak dalam menanggapi cerita

Jangan lupakan tinggal jejak, buat support authornya

***

Tak terasa seminggu terlalui, hari libur pun tiba. Hari ini Aya memutuskan untuk bersih-bersih rumah lebih dulu sebelum membuat masakan, karena Haekal juga tidak berangkat kerja, jadi, pria tampan itu mungkin tidak sarapan sepagi ini.

Aya dengan telaten mengepel bagian lantai atas, membersihkan kamarnya dan juga kamar Haekal. Kini Aya akan mengepel bagian lantai bawah, cukup melelahkan rupanya, karena rumah ini tidak bisa dikatakan kecil tapi juga tidak besar.

Aya mengganti air pel dengan air yang baru, ia menenteng ember yang berisi air dan sebelah tangannya lagi membawa pel-pel an, ia menoleh kearah jendela samping dan mendapati sang suami yang tengah berjemur di pinggir kolam sebelah rumah.

Aya tersenyum getir, jika saja rumah tangga mereka harmonis, seperti kebanyakan keluarga diluar sana, mungkin ia akan bergabung dengan suaminya.

Disaat yang sama, rupanya Haekal menyadari keberadaannya. Ia menatap sang istri yang dimana oknum yang ditatap langsung mengalihkan pandangannya dan kembali berjalan saat Haekal memergokinya.

Langkah Aya terhenti saat ia melewati pintu ruang kerja milik Haekal. Biasanya, Haekal akan bekerja didalam sana ketika pekerjaan nya sedang menumpuk, tidak jarang Aya melihat Haekal keluar dari sini saat jam 3 pagi.

Selama pernikahan mereka, Aya tidak pernah masuk kedalam, atau sekedar tahu bagaimana isi didalamnya. Haekal melarangnya untuk masuk dan bahkan mengancamnya jika ia berani masuk, jadi bagaimanapun Aya berusaha menjadi istri baik dan penurut, sehingga ia tidak punya keberanian untuk masuk.

Aya menatap ke sekelilingnya, ternyata tidak ada siapapun. Dan mungkin Haekal masih lama dengan kegiatannya. Aya dengan rasa penasarannya yang mendarah daging memekik pelan saat pintunya tidak dikunci. Mungkin masuk sebentar, hanya untuk membersihkan, tidak apa kan? Mungkin..

Aya menutup kembali pintunya dengan sangat pelan. Ia menatap kagum apa yang berada diruang kerja Haekal. Ruangan ini cukup luas, terdapat sofa diujung ruangan, dibagian tengah terdapat meja yang Aya yakin berguna saat Haekal mengerjakan segala sesuatu tentang kantor.

Aya meletakkan ember dan pelnya, ia berjalan menyusuri ruangan. Ada banyak rak buku yang tersusun rapi, bahkan jika Aya berjinjit pun, tidak akan bisa menggapai buku yang berada di rak paling atas.

Aya berhenti pada rak paling ujung, susunan buku dibagian sini sedikit berantakan dan berdebu. Jadi, Aya berinisiatif untuk merapikannya sesuai ukuran buku, setelah beres, Aya mengelap keringat dari pelipisnya dan menepuk tangannya untuk menghilangkan debu pada telapak tangannya. Ugh, hidungnya jadi sensitive, ia tidak suka debu.

Pemuda manis itu mendongak, ia berdecak saat buku yang paling atas juga sama berantakannya. Matanya menyipit saat melihat sampul buku yang berbeda dari yang lain, maksudnya, buku ini terlihat lebih mencolok dari yang lain. Dan juga memiliki ukuran yang lebih besar.

Aya melompat kecil demi mengambil buku yang menarik perhatiannya, tapi tak juga berhasil. Akhirnya terlintas ide di otak kecilnya, ia menggeret single sofa yang berbentuk bulat tanpa sandaran itu untuk dijadikan sebagai tumpuan.

"Gotcha!" Pekiknya saat, buku itu berhasil ia ambil. Bobotnya lumayan berat, karena sampul yang begitu tebal dan terkesan mewah. Buku berwarna silver dengan judul yang bertuliskan "MON CHERI"  berwarna emas.

Aya melompat dari kursi untuk turun. Ia duduk melantai dengan buku tebal itu yang berada dipangkuannya.

Senyum manisnya mengembang saat ia membuka lembaran yang ternyata adalah album foto, Aya sangat tertarik dengan buku itu sampai-sampai kini kedua pupil matanya membesar-lucu. Gambar pertama yang Aya lihat adalah foto Haekal kecil. Pipi pria itu terlihat gembil dengan mata bambi yang menurut Aya menggemaskan.

6929 - Heejay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang