Sejak hari itu Gema mendapatkan sedikit alasan untuk dirinya bertahan dari semua tekanan yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya, ya memang ayahnya tidak sering datang untuk menjenguknya tetapi karena hari itu Gema menjadi tahu jika ayahnya sudah mulai dapat menerimanya meski hanya sedikit dan itu membuat Gema sangat senang. Sore ini Gema datang dengan dua kotak donat ke sebuah warung yang berada dekat dengan sekolahnya.
"Sore bu, ini saya mengantarkan donat yang ibu pesan kemarin." Kata Gema sambil menyimpan kotak donat yang telah ia bawa.
"Oh? nak Gema, terima kasih nak."
Gema mengangguk. "Sama-sama bu, saya permisi ya bu."
Setelah itu Gema berjalan menyusuri jalan yang cukup ramai mengingat jika hari ini adalah hari sabtu dan tentu saja pasti hampir semua orang memiliki kegiatan untuk berlibur atau bermain bersama teman dan keluarga mereka. tapi tidak dengan Gema, dirinya hanya berjalan sendiri sambil sesekali tersenyum ketika melihat beberapa anak yang terlihat seumurannya berjalan sambil bercanda entah dengan teman atau keluarga mereka. hingga akhirnya perhatiannya teralihkan ketika melihat seseorang yang sudah lama tidak ia lihat. Itu Kelan, kakak pertamanya yang baru saja turun dari mobil dan berjalan masuk menuju rumah sakit. Tanpa berpikir panjang Gema memilih untuk mengikuti kemana langkah Kelan itu.
Gema hentikan langkahnya dan bersembunyi tidak jauh dari keberadaan Kelan, namun yang membuat perasaan gelisah adalah ketika dirinya melihat tidak hanya Kelan yang berada di sana melainkan kedua orang tuanya yang turut hadir disana.
"Sastra harus segera di operasi, jantungnya sudah tidak dapat berfungsi dengan baik."
"Aku harus cari kemana lagi yah? aku udah coba buat info kesemua rumah sakit tapi memang enggak ada."
"Ayah bisa meminta seseorang."
"Siapa?"
"Gema."
Gema yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan ketiganya merasa sedih, ternyata selama ini ayahnya berbuat baik padanya hanya karena menginginkan jantungnya untuk Sastra? Gema tersenyum getir dan juga menghapus air matanya. dirinya bahkan tidak beranjak dari tempat persembunyiannya. biarlah dirinya mengikuti semua cerita yang ayahnya buat meski dirinya tahu akhir dari ceritanya.
Selama beberapa jam Gema masih betah dengan dirinya yang duduk di kursi taman di belakang rumah sakit, tidak peduli jika kini sudah malam hari.
"Kamu enggak akan pernah dapat bahagia itu Gema, ayah mendekati kamu hanya karena membutuhkan jantung kamu untuk Sastra. Kenapa aku harus hidup kayak gini?"
Gema kembali menangis, kini dirinya benar-benar menangis terisak.
"Gema.."
Gema menghentikan tangisnya dan juga menolehkan kepalanya ke arah seseorang yang memanggilnya. "Kak Kelan?"
"Lo ngapain disini?"
Gema menggelengkan kepalanya dan langsung berdiri bahkan dirinya tidak berani menatap tepat pada kedua mata kakaknya itu.
"Jawab gue, lo ngapain disini?"
"A..aku habis ketemu temen disini kak."
Kelan terkekeh sinis. "Lo pikir gue bisa lo bohongi? lo ikutin gue ya?"
Gema menggelengkan kepalanya dengan keras. "Enggak kak."
Seolah tidak peduli dengan bantahan yang diberikan oleh Gema. Kelan hanya menatap penampilan adiknya. "Lo udah denger kan apa yang dibilang sama ayah? gue harap lo enggak akan nolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star [✔️]
Fiksi PenggemarGema hidup dalam ketidak adilan selama hidupnya. Start : 16 Oktober 2023 Revisi: 02 Januari 2024 End : 29 April 2024