hari ini Kevan tak memiliki agenda lain, setelah beres sarapan dan bermain sebentar di ruang tamu, ia akhirnya beranjak ke kamar, hari minggu memang sudah seharusnya dipakai untuk bersantai bukan?
tangannya kini beralih pada sebuah album foto yang tadi tidak sengaja ia temukan saat tengah bersantai di ruang tamu, ia terkekeh memperhatikan satu persatu foto-foto saat mereka kecil dulu, ya sebenarnya tidak kecil juga sih, mereka semua kan tidak lahir dan besar di rumah ini, bahkan si bungsu Kalahara Nanda adiknya saja baru bergabung dengan keluarga ini mungkin sekitar tiga atau empat tahun yang lalu.
kalian bingung? jadi begini, keluarga Kevan saat ini bukanlah keluarga kandung atau dalam artian mereka berempat bukan saudara sedarah, mereka semua bisa dikatakan seorang anak yang beruntung dan dengan baik hati ditampung oleh seorang baik hati bernama Hiro, orang yang kini mereka panggil Papah. ada banyak alasan kenapa akhirnya mereka 'ditampung' disini, seperti Oca dan Abi yang pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini, Oca selalu mengatakan bahwa ia memiliki masalah tersendiri dengan ibunya yang memiliki penyakit mental sedangkan Abi sendiri selalu memilih bungkam jika sudah ditanya masalah keluarga.
ia selalu mengatakan, bahwa rumahnya saat ini adalah keluarganya, selebihnya mereka pun tidak akan membahas apa-apa, ya Kevan sendiri tidak memaksa jika mereka sendiri tidak mau cerita, setiap orang yang akhirnya menjadi bagian dari anggota keluarga ini pasti memiliki masa lalu dan pengalaman pahit yang akhirnya membuat mereka 'dibuang' dan akhirnya 'ditampung' di tempat ini. Bahkan seorang tengil seperti Hara saja tidak akan buka mulut jika ditanya 'keluarganya yang dulu'.
jika diingat-ingat lagi, papahnya sebenarnya bukan lah orang yang ramah dan terbuka, tapi sepertinya ada dorongan tersendiri sampai akhirnya sang Papah yang keras itu akhirnya mengizinkan anak-anak asing seperti mereka tinggal di bawah naungan atap rumahnya.
selain itu sebenarnya ada misteri yang masih belum bisa Kevan pecahkan dibalik kenapa Abi lebih senang dipanggil dengan sebutan 'Mbak Abi', padahal namanya menurut Kevan sangat cantik
Abiya Calissa
sampai sekarang jika ditanya kenapa lebih senang dipanggil dengan panggilan Abi pun yang ditanya akan selalu berkilah dengan berkata, ' ya udah sih suka-suka gue, gue yang punya nama kok' kadang-kadang Kevan sendiri suka gemas dengan kebolotan kakaknya itu, susah sekali mengajaknya deeptalk tentang dirinya sendiri. bahkan jika seandainya dulu Abi adalah seorang mafia ataupun preman jalanan mereka tidak akan peduli, toh itu juga hanya masa lalu. Tapi memang dasarnya keras kepala ya begitu, Kevan angkat tangan, ia tidak akan mengulik perihal apapun yang berkaitan dengan yang namanya Abiya Calissa.
Kevan berbalik menatap langit-langit kamar yang kosong, jika membandingkan dengan kehidupannya dulu sebenarnya hidupnya yang saat ini tidak terasa seperti malapetaka, ia bertemu dengan seorang Papah, kakak dan adik yang walaupun jarak umurnya tidak terpaut cukup jauh, mungkin dengan Hara jarak umurnya hanya sekitar satu dua tahun, walaupun begitu ia bergabung menjadi bagian dari keluarga ini tidak terlalu lama dengan Oca dan Abi, mungkin setelah enam bulan mereka menetap kebetulan sekali ia bertemu Hiro sang Papah yang akhirnya 'memungutnya' saat ia terlantar di depan sebuah ruko ambruk yang sudah tak berpenghuni. Jangan ditanya kenapa ia berada di sana, karena setiap orang di rumah itu akan menolak tegas alasan kenapa mereka akhirnya bisa berkumpul disini.
seperti sudah dikatakan sebelumnya, setiap orang punya masa lalu yang mengakibatkan mereka 'dipungut' Papah, bahkan alasan akhirnya sang Papah mau menampung mereka pun masih misteri, tidak ada yang tahu, bahkan termasuk Oca selaku anak tertua yang sering menjadi tangan kanan sang Papah. Bahkan moto hidup mereka adalah ' masa lalu milik tiap orang, cukup jalani hari ini seperti tidak ada kemarin', walau terdengar sangat menyepelekan dengan apa yang terjadi, jika kalian ada di posisi mereka kalian juga pasti akan mengerti, terkadang memang ada hal-hal yang ada baiknya disimpan sendiri.
YOU ARE READING
Rumah Kita
Novela Juvenilkatanya keluarga itu tempat kita pulang. ada ayah, ibu, saudara-setidaknya. tapi di tempat kami, kami memiliki kakak dan adik tapi bukan saudara, memiliki papah tapi bukan orang tua. eh... tunggu tinggal siapa saja?